Gubernur Jambi, Al Haris (kanan) mengamati kain batik produk unggulan UMKM Jambi yang dipamerkan pada Festival Karya Nyata 4.0 di GOR Kotabaru, Kota Jambi, Minggu (17/12/2023). (Foto : Matra/KominfoJambi).

(Matra, Jambi) – Kurangnya kemampuan mengolah produk berkualitas dan berdaya saing serta kesulitan pemasaran masih menjadi persoalan mendasar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Jambi. Hal tersebut tercermin dari masih banyaknya pelaku UMKM di Provinsi Jambi yang kurang mampu mengolah produk yang mampu menembus pasar. Baik pasar lokal, regional, nasional hingga internasional.

Para pelaku UMKM rumahan di Kota Jambi, Provinsi Jambi pada pertemuan dengan Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto di Kota Jambi baru-baru ini mengaku sangat sulit memasarkan hasil produk kuliner (kue) mereka ke pasar lokal. Bahkan pemasaran produk kuliner UMKM rumah di Kota Jambi cukup sulit menembus pasar kantor-kentor pemerintahan.

Yeni (45), seorang pelaku UMKM rumahan dengan produk andalan aneka kue pada pertemuan tersebut mengatakan, mereka sulit memasarkan produk ke pasar-pasar lokal, termasuk ke pasar kantor pemerintahan karena konsumen, termasuk aparatur sipil negara (ASN) lebih gandrung (menyukai) pada produk makanan terkenal.

“Kami sulit menjual kue-kue buatan kami ke kantor pemerintahan. Padahal kantor pemerintahan termasuk salah satu pasar potensial produk kuliner UMKM. Pihak pemerintah lebih tertarik memesan makanan ringan modern produk usaha besar,”katanya.

Kesulitan pemasaran produk UMKM tersebut diakui Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan Pelaksana Anggaran (PPA) II B Kantor Wilayah (Kanwil) Dirjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi, Bernand Situmorang. Berdasarkan kajian Bernand Situmorang, kesulitan pemasaran produk UMKM sebagian besar dipengaruhi kualitas produk.

Kurangnya kualitas produk UMKM terkait dengan rendahnya pendidikan, kurangnya keterampilan dan keahlian tenaga kerja di bidang UMKM. Kondisi tersebut membuat hasil olahan mereka kurang mampu bersaing dengan usaha pabrikan.

Bernand Situmorang pada sebuah ulasannya di portal DJPb Provinsi Jambi menyebutkan, tingkat pendidikan pelaku UMKM di Provinsi Jambi rata-rata masih rendah. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, sekitar 26.600 orang (55,43 %) tenaga kerja yang menekuni usaha UMKM di Provinsi Jambi hanya berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat.

“Para tenaga kerja UMKM tersebut belum sepenuhnya mampu mengadopsi (menguasai) teknologi di bidang usaha, termasuk teknologi pengolahan produk, maupun teknologi informasi guna meningkatkan jangkauan pemasaran,”katanya.

Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto (tiga dari kanan duduk depan) pada pertemuan dengan para pelaku UMKM di Kota Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/HumasDPRDJambi).

Dukungan BUMN

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku UMKM serta mendongkrak daya saing dan pemasaran hasil produk UMKM di Jambi, dukungan pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat dibutuhkan.

Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada Festival Karya Nyata 4.0 yang digelar PT PLN (Persero) Unit Induk Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB) di halaman depan Gedung Olah Raga (GOR) Kotabaru, Kota Jambi, Minggu (17/12/2023) mengatakan, dukungan perusahaan swasta dan BUMN sangat dibutuhkan memaksimalkan pertumbuhan UMKM di Provinsi Jambi.

Pentingnya keterlibatan BUMN tersebut bukan hanya dari segi penyediaan permodalan UMKM, tetapi juga di bidang pembinaan dan pelatihan SDM pelaku UMKM serta peningkatan pemasaran produk UMKM. Salah satu upaya BUMN, khususnya PT PLN meningkatkan pembinaan dan pemasaran produk UMKM yang mendapat respon tinggi dari para pelaku UMKM di Jambi, yakni Festival Karya Nyata 4.0 di GOR Kotabaru, Kota Jambi, Jumat – Minggu (15 – 17/23/2023).

Festival Karya Nyata 4.0 yang digelar atas kerja sama Kementerian BUMN dengan Rumah BUMN mitra binaan PT PLN UID S2JB tersebut mampu membangkitkan semangat ratusan pelaku UMKM sekaligus meningkatkan pemasaran UMKM se-Provinsi Jambi.

Kemudian pembinaan-pembinaan UMKM yang dilakukan PT PLN UID S2JB selama ini juga berperan penting meningkatkan kualitas SDM para pengelola dan pelaku UMKM di Jambi. Pembinaan tersebut membuat kualitas produk UMKM di Jambi semakin baik dan daya saing di pasaran juga semakin meningkat.

“Kini semakin banyak UMKM di Jambi yang tertarik menjual produk mereka melalui pasar digital atau elektronik (market place),”katanya.

Al Haris mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Provinsi Jambi, selama satu tahun terakhir jumlah UMKM di Jambi yang sudah terdaftar di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) mencapai 16.138 jenis. Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya hanya sekitar 1.638 jenis.

Sementara itu berdasarkan catatan UMKMIndonesia.id, jumlah UMKM di Jambi yang sudah terdaftar di platform (wadah) sistem berusaha terintegrasi secara elektronik (System Online Single Submission/OSS) saat ini mencapai 57.597 unit. Tingginya minat UMKM memasrakan produk melalui pasar digital tersebut membuat omset pemasaran mereka juga meningkat drastis.

Menurut Al Haris, omset pemasaran produk UMKM Provinsi Jambi selama tahun 2023 menembus angka Rp 215,18 miliar. Tingginya omset pemasaran produk UMKM Jambi tersebut didukung penerapan ekonomi digital. Banyaknya UMKM Jambi yang berhasil menembus pasar digital tak terlepas dari binaan BUMN, khususnya PT PLN. Salah satu di antaranya melalui Festival Karya Nyata 4.0.

Para petani kopi Bengkulu dan Jambi ketika mengikuti Pelatihan dan Pendampingan Petani Kopi Go Global di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/DokPTPLNS2JB).

Kepekaaan Pasar

Dikatakan, di tengah peningkatan omset UMKM tersebut masih dibutuhkan upaya pemasaran produk UMKM yang semakin luas. Untuk itu para inovator UMKM diharapkan memiliki kepekaan pasar. Dengan demikian masalahan kesulitan pemasaran yang dihadapi para pelaku UMKM bisa teratasi.

Al Haris mengatakan, drastisnya peningkatan UMKM di Jambi belum sepenuhnya mampu membangkitkan ekonomi akyat karena para pengelola UMKM belum menguasai ilmu dagang. Karena itu melalui Festival Karya Nyata 4.0 tersebut, para pelaku UMKM di Jambi bisa mendapakan pengetahuan mengenai pengelolaan usaha dan peningkatan jangkauan pemasaran melalui pemanfaatan media digital.

Menurut Al Haris, Festival Karya Nyata 4.0 tersebut bisa memberikan peluang usaha bagi para UMKM di Provinsi Jambi. Melalui festival tersebut, para pelaku UMKM bisa mengoptimalkan potensi dan keunggulan daerah Jambi untuk dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi baru.

Al Haris mengharapkan, kegiatan pemberdayaan UMKM seperti Festival Karya Nyata 4.0 perlu diintensifkan di Provinsi Jambi. Kegiatan tersebut penting menjadi wadah bagi UMKM Provinsi Jambi mempromosikan produk mereka. Kegiatan seperti itu juga perlu mendorong peningkatan daya inovasi dan kreativitas guna menghasilkan produk UMKM yang berkualitas, bermutu dan berdaya saing.

“Festival Karya Nyata 4.0 ini kita harapkan menjadi salah wujud upaya mendorong penguatan perekonomian di Provinsi Jambi. Hal ini merupakan bentuk dukungan BUMN, khususnya PT PLN bagi pelaku UMKM di Provinsi Jambi. Melalui festival tersebut, para pelaku UMKM di Jambi mampu mengembangkan diri, terus bertumbuh menjadi UMKM Provinsi Jambi yang hebat, berkualitas dan mampu berdaya saing di pasar nasional hingga internasional,”katanya.

Terus Berusaha

Saat ini pihak PT PLN Jambi bersama Kementerian BUMN melalui Rumah BUMN masih terus berinovasi membantu para pelaku UMKM agar terus berkarya. BUMN juga membina UMKM untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

General Manager PLN UID S2JB, Bambang Yusuf di Jambi, baru-baru ini mengatakan, pihaknya terus mendukung upaya BUMN melakukan pembinaan terhadap para pelaku UMKM di Jambi. Pembinaan yang dilakukan bukan hanya peningkatan jangkauan pemasaran, tetapi juga pengelolaan produk UMKM agar memiliki daya saing.

Selama tahun ini, lanjut Bambang Yusuf, ada beberapa pembinaan UMKM yang dilakukan PT PLN di Jambi. Salah satu di antaranya, “Pelatihan dan Pendampingan Petani Kopi Go Global” di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi akhir Agustus 2023.

Pelatihan petani kopi yang digelar atas kerja sama Rumah BUMN Kepahiang, Bengkulu dan Jambi binaan PT PLN UID S2JB dengan Koperasi Alko Sumatera Kopi Kabupaten Kerinci dimaksudkan meningkatkan kemampuan petani kopi menerapkan teknologi pengelolaan dan pemasaran kopi.

Pada pelatihan tersebut, puluhan petani kopi dari Kepahiang, Bengkulu dan Jambi mendapatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai teknologi trecibility (pelacakan) kopi berbasis blockchain (jaringan). Melalui teknologi tersebut, para petani kopi mendapatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai penelusuran asal usul kopi. Kemudian petani kopi juga mengetahui cara meningkatkan transparansi mengenai rantai pasokan kopi, pengelolaan kopi hingga pengurangan risiko bisnis kopi.

“Penerapan sistem traceability berbasis blockchain ini penting agar para petani kopi dapat menjamin informasi rantai pasokan kopi secara cepat, akurat dam mampu menyajikan informasi keaslian produk kopi yang akan dipasarkan secara transparan,”katanya.

Dijelaskan, PT PLN UID S2JB menggandeng Koperasi Alko Sumatera Kopi Kerinci melakukan pelatihan petani kopi tersebut, sebab koperasi tersebut sudah mampu membina beberapa kelompok petani kopi Kerinci hingga memiliki kemampuan penerapan sistem bisnis, pengelolaan dan konsep teknologi pertanian terbarukan hingga memasarkan produk hingga ke negara-negara Eropah.

“Para petani kopi Kepahiang, Bengkulu juga kami harapkan mampu mengikuti jejak para petani kopi binaan Koperasi Alko Sumatera Kerinci memiliki kemampuan mengolah kopi dengan baik hingga memenuhi standar pasar internasional. Hal ini penting karena kopi merupakan komoditi utama para petani Kepahiang, Bengkulu,”katanya.

Pasar Digital

Upaya lain yang dilakukan PT PLN IUD S2JB mendongkrak ekonomi para pelaku UMKM, yakni menggelar pasar terbuka UMKM seperti Festival Karya Nyata 4.0 di Kota Jambi, Jumat – Minggu (15 – 17/12/2023). Melalui festival tersebut, seluru UMKM di Jambi memiliki kesempatan memamerkan, menjual (bertransaksi) dan mendaftarkan produk mereka di pasar digital.

Pada festival UMKM tersebut, cukup banyak produk unggulan UMKM Jambi yang dipamerkan dan dijual. Di antaranya batik Jambi, berbagai produk kerajinan anyaman, produk kuliner dan produk UMKM lainnya.

Selain itu, pihak PT PLN juga menggelar Manual Brew Competition (Lomba Menyeduh/Meracik Kopi Secara Manual) pada Festival Karya Nyata 4.0 tersebut. Manual brew tersebut merupakan salah satu teknik menyeduh kopi tanpa menggunakan mesin, tetapi melalui tangan dan peralatan sederhana. Para barista (penyeduh kopi) menyeduh kopi hingga terasa nikmat mengandalkan kualitas biji kopi dan inovasi peracikan kopi sesuai kreatifitas masing-masing.

Lomba tersebut dimaksudkan membangun jaringan para pegiat dan pengusaha kopi dan meningkatkan kualitas produk kopi. Dengan demikian para petani dan pengusaha kopi kelas UMKM bisa mendukung industri kopi lokal dan membangkitkan ekonomi kreatif di Jambi.

“Manual Brew Competition tersebut juga penting membangkitkan motivasi para barista (penyeduh kopi) di Jambi mengasah kemampuan dan mengembangkan kreativitas mereka”katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif (Chiev Executive Officer/CEO) Muda Rumah BUMN Provinsi Jambi, Rizky Ferdiansyah mengatakan, Festival Karya Nyata Volume 4 (4.0) Kementrian BUMN, pihaknya menggelar Manual Brew Competition sebagai salah satu upaya mendukung pengembangan UMKM dan memberdayakan para barista berbakat di wilayah Jambi.

Peneyelenggaraan kompetisi menyeduh kopi yang diikuti 154 orang barista tersebut juga menunjukkan komitmen Rumah BUMN Jambi terus berupaya memberdayakan pelaku UMKM lokal, mendukung perkembangan industri kopi, dan memberdayakan para barista berbakat di wilayah Jambi. Kompetisi tersebut juga diharapkan bisa mendorong generasi muda semakin tertarik menjadi enterpreneur (pengusaha) kopi besar.

Festival Karya Nyata 4.0 dan Manual Brew Competition tersebut juga menjadi salah satu bentuk nyata dukungan BUMN dan PLN membangkitkan ekonomi rakyat (UMKM) sekaligus memacu XYZ Generation Creativeprenenur (Generasi Pelaku Usaha Kreatif) agar dapat besaing di tingkat nasional dan internasional.

“Melalui kompetisi ini, kami tidak hanya ingin mengasah keahlian barista meracik kopi secara manual, tetapi juga membangun kemitraan yang kuat dengan komunitas pegiat dan para petani kopi lokal. Kegiatan ini kami harapkan bisa menjadi landasan membangkitkan industri kopi yang positif, kolaboratif dan berkelanjutan,”tuturnya.

Perjuangan tak henti dan kepedulian tanpa batas PT PLN mengangkat harkat ekonomi rakyat tersebut perlu terus dilakukan secara berkesinambungan demi mewujudkan impian para UMKM menjadi pengusaha – pengusaha sukses yang mampu bersaing di pasar global di masa mendatang. Semoga.***(Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *