Ketua Umum PGI Pusat, Pdt Gomar Gultom (kiri) dan Ketua KWI Pusat, Mgr Antonius Subianto Bunjamin (kanan). (Foto : Matra/PGIPusat).

(Matra, Jakarta) – Perayaan Natal 2023 yang bertepatan dengan masa-masa kampanye Pemilu Serentak 2023 perlu disikapi umat Kristiani di Indonesia dengan arif dan bijak. Hal itu penting agar perayaan Natal 2023 dan Pemilu Serentak 2024 bisa berlangsung damai, aman dan tertib.

Untuk itu, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pusat dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) melalui Pesan Natal Bersama 2023 menyerukan agar seluruh umat Kristiani di Indonesia merayakan Natal 2023 dan Pemilu 2024 penuh kedamaian. Warga Kristen di Indonesia yang juga banyak turut serta mengikuti kontestasi politik dihimbau mengikuti Pemilu 2024 dengan bersih, jujur dan adil.

Ketua Umum PGI Pusat, Pdt Gomar Gultom, MTh di Jakarta, Minggu (17/12/2023) menjelaskan, PGI dan KWI sudah menyampaikan Pesan Natal 2023 kepada seluruh gereja-gereja (umat Kristen) di Indonesia. Pesan Natal tersebut turut ditandatangani Pdt Gomar Gultom selaku Ketua Umum PGI Pusat dan Ketua KWI Pusat, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC.

Pdt Gomar Gultom menyebutkan, PGI Pusat dan KWI Pusat melalui pesan Natal 2023 sudah menegaskan bahwa politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani. Hal itu didasarkan pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan dalam kehidupan manusia, termasuk di tengah kehidupan politik (kekuasaan).

“Karena itu PGI dan KWI menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara, termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan,”ujarnya.

Pdt Gomar Gultom mengatakan, pesan Natal PGI dan KWI tersebut menyebutkan, bersamaan dengan Perayaan Natal tahun ini, umat Kristiani di Indonesia juga memasuki masa persiapan Pemilu 2024. Umat Kristen sebagai sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Perhelatan politik itu, di samping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat.

“Karena itu, kita perlu bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan,”katanya.

Dikatakan, semangat Natal 2023 menggerakan umat Kristiani terlibat secara aktif dalam menata kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Karena itu umat Kristiani di Indonesia mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Damai

Menurut Pdt Gomar Gultom, Natal merupakan perayaan suka cita karena Allah berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Sukacita itu terungkap antara lain dalam nyanyian para malaikat dan bala tentara surge. Sdeperti tertulis pada Injil Lukas 2:14, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya”.

Dikatakan, warta sukacita tentang kelahiran Yesus di kota Betlehem menggembirakan hati para
gembala. Injil Lukas 2:10-11 menyebutkan, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud.

“Para gembala adalah pribadi-pribadi sederhana yang memiliki harapan besar kepada Sang Mesias sebagai pembawa damai sejahtera,”katanya.

Pdt Gomar Gultom mengatakan, Natal mengajak umat beriman untuk masuk dalam karya penyelamatan Allah dan bertemu dengan Sang Juru Selamat agar mengalami damai sejahtera. Seperti tertulis dalam Kolose 3:15), “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu di panggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah”.

“Damai sejahtera (shalom) sebagai suasana hidup yang damai, rukun, dan tentram, tidak hanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama umat manusia dan antara manusia dengan alam semesta,”ujarnya.

Dikatakan, kelahiran Yesus yang menjadi wujud karya penebusan Allah telah membawa sukacita bagi umat beriman. Kehadiran-Nya telah membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat dan golongan.

Merawat Alam

Pdt Gomar Gultom menjelaskan, pesan Natal PGI dan KWI menyatakan, tindakan umat Kristiani untuk memuliakan Allah dilaksanakan bukan hanya dengan membangun hubungan yang harmonis antarumat manusia tetapi juga perlu upaya – upaya untuk menjaga dan merawat alam semesta. Damai sejahtera tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk semua ciptaan. Umat Kristiani juga dipanggil untuk turut menghadirkan sukacita bagi semua makhluk.

“Terkait dengan hal itu, Perayaan Natal mestinya mendorong kita untuk semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup. Perusakan lingkungan hidup tersebut, yakni pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, pencemaran air, tanah dan udara yang sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk,”katanya.

Disebutkan, tanggung jawab menjaga lingkungan hidup merupakan panggilan dan perutusan dari Allah sendiri untuk semua umat beriman. Kesejahteraan bagi semua makhluk hanya akan terwujud bila alam ciptaanNya selalu terpelihara dan terjamin kelestariannya. Oleh karena itu bumi akan turut bersorak sorai memuji Allah: “Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai”. (Mz 96:11). (Matra/AdeSM/PGIPusat).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *