(Matra, Kota Pematangsiantar) – Predikat kota paling toleran yang diberikan kepada Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ternyata tidak sekedar kata-kata atau jargon. Julukan kota toleran tersebut bisa dilihat dari kehadiran satu karya monumental umat beragama Krsiten, Pohon Natal tertinggi di Asia Tenggara di Kota Pematangsiantar.
Kehadiran Pohon Natal Siantar tersebut menjadi salah satu lambang kerukunan kehidupan umat beragama di kota yang juga dikenal dengan sebutan “Siantar Man” tersebut. Betapa tidak, kendati warga masyarakatnya sangat majemuk (beragam), seluruh warga masyarakat Kota Pematangsiantar bangga akan kehadiran pohon natal raksasa itu.
Pembangunan pohon natal setinggi 39,5 meter tersebut membuat nuansa Natal menjadi semarak di kota tersebut. Semarak Natal di Kota Pematangsiantar juga semakin terasa dari perayaan-perayaan Natal yang digelar berbagai denominasi gereja dan perkumpulan (komunitas) Nasrani di kota itu.
Lampu hias Pohon Natal tertinggi Asia Tenggara yang berada di Jalan Gereja, Kota Pematangsiantar itu sendiri pertama kali dinyalakan Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA, Jumat (1/12/2023). Penyalaan lampu pohon natal raksasa itu merupakan rangkaian awal perayaan Natal Oikumene di Kota Pematangsiantar yang digelar akhir Desember 2023. Sedangkan peresmian Pohon Natal Siantar tersebut diresmikan Wali Kota Pematangsiantar, Hj Susanti Dewayani, Kamis (7/12/2023) malam.
Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA di Kota Pematangsiantar, Minggu (10/12/2023) mengatakan, kehadiran Pohon Natal tertinggi Asia Tenggara tersebut tidak sekadar hiasan atau pernak-pernik Natal di Kota Pematangsiantar. Pohon Natal tersebut juga melambangkan nuansa kehidupan penuh toleran di tengah masyarakat Kota Pematangsiantar yang memang cukup heterogen (majemuk).
Dikatakan, penyalaan lampu dan peresmian Pohon Natal Siantar menandai kemeriahan perayaan Natal, hari keagamaan yang sangat ditunggu-tunggu seluruh umat Kristiani di seluruh dunia. Pohon Natal atau pohon terang ini juga melambangkan hati yang terang, jernih dan kedamaian umat manusia, khususnya di Kota Pematangsiantar.
“Malam penyalaan lampu Pohon Natal Siantar, 1 Desember lalu menandai dimulainya prosesi perayaan Natal bagi masyarakat Kota Pematangsiantar. Saya, atas nama Wali Kota Pematangsiantar mengucapkan selamat menyambut dan selamat merayakan Hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 kepada saudara-saudaraku semua yang merayakan. Damai di hati, damai di bumi, damai bagi kita semua masyarakat Kota Pematangsiantar,”katanya.
Penuh Harapan
Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA ketika menghadiri perayaan Natal Keluarga Nias Waruwu di Kota Pematangsiantar, Minggu (10/12/2023) sore mengatakan, perayaan Natal memberikan harapan bagi semua warga Kota Pematangsiantar untuk meningkatkan konsistensi merajut dan menjaga tradisi kebersamaan serta solidaritas.
“Soliaritas bukan hanya menjadi pondasi di kehidupan bermasyarakat, tetapi juga menjadi pilar (tiang) kebersamaan yang akan memperkokoh dan memperkuat keharmonisan kehidupan bermasyarakat di di Kota Pematangsiantar,”ujarnya.
Menurut Susanti Dewayani, perayaan Natal menjadi momentum di mana kasih, damai dan suka cita mengelilingi semua umat manusia. Karena itu melalui perayaan Natal, Ikatan Keluarga Waruwu maupun warga Nias Kota Pematangsiantar diharapkan terus berupaya memperkuat dan memperkokoh kebersamaan dan solidaritas.
“Momentum perayaan Natal ini juga menjadi kesempatan untuk merefleksikan keteladan, mengasihi sesame, menyuarakan kedamaian dan toleransi di tengah-tengah keberagaman suku, ras maupun agama di Kota Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar merupakan kota yang penuh toleransi. Itulah yang menjadi kekuatan kita untuk bersama-sama membangun kota yang kita cintai ini,”katanya.
Tonggak Komitmen
Sementara itu, Ketua Umum Panitia Natal Oikumene Kota Pematangsiantar, Astronout Nainggolan pada peresmian penyalaan lampu Pohon Natal Siantar tersebut, 1 Desember 2023 mengatakan, kebertadaan Pohon Natal Siantar menjadi tonggak meningkatkan komitmen Pemkot Pematangsiantar dengan pemimpin-pemimpin gereja meningkatkan toleransi kehidupan masyarakat di Kota Pematangsiantar.
“Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar, khususnya Wali Kota Pematangsiantar yang terus mendukung toleransi kehidupan umat beragama di Kota Pematangsiantar. Dengan demikian predikat Kota Pematangsiantar sebagai kota paling toleran di Indonesia bisa dipertahankan,”katanya.
Sementara itu, salah satu bentuk pembangunan toleransi kehidupan umat beragama di Kota Pematangsiantar nampak juga dari kebersamaan umat beragama membangun rumah ibadah (mushola) di Jalan Flamboyan, Blok 3 Kelurahan Bah Sorma, Kecamatan Siantar Sitalasari, Jumat (1/12/2023). Pembangunan mushola tersebut mendapat bantuan dan dukungan dari umat Buddha dan Kristen Kota Pematangsiantar.
dr Susanti Dewayani SpA pada peletakan pembangunan mushola tersebut mengatakan, mengapresiasi kerja sama umat beraga membangun rumah ibadah tersebut. Umat Muslim, Buddha dan Kristen Kota Pematangsuantar saling membantu membangun rumah ibadah guna meningkatkan pembinaan religi dan toleransi di tengah masyarakat Kota Penatangsiantar.
“Inilah Kota Pematangsiantar yang sebenarnya. Kota yang penuh toleransi. Pembangunan Musholla Al Hidayah merupakan gambaran kecil dari toleransi di Kota Pematangsiantar. Terima kasih kepada seluruh masyarakat. Saya berharap seluruh elemen masyarakat di sini semakin menjaga keharmonisan dan toleransi yang telah terbina selama ini,”katanya. (Matra/RadesmanSaragih/BerbagaiSumber).