(Matra, Jakarta) – Sebanyak 10 orang korban banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga Rabu (6/12/2023) belum ditemukan. Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) masih terus melakukan pencarian di lokasi banjir bandang hingga ke pesisir Danau Toba.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD di Jakarta, Rabu (6/12/2023) menjelaskan, sebanyak 14 unit alat berat dan beberapa ekor anjing pelacak dikerahkan mencari para korban banjir bandang di Humbahas tersebut. Petugas juga menggunakan alat deteksi khusus mencari keberadaan korban yang diduga hanyut ke Danau Toba.
Dikatakan, tim gabungan pencarian koban banjir bandang Kabupaten Humbahas terdiri dari unsur BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Humbahas, TNI, Polri, Basarnas, dinas pemadam kebakaran, dinas sosial, Taruna Siaga bencana (Tagana), Desa Tangguh Bencana (Destana) dan para relawan.
Abdul Muhari menjelaskan, jumlah warga yang hingga Rabu (6/12/2023) masih mengungsi sekitar 200 orang. Sedangkan korban meninggal akibat banjir bandang yang menerjang Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbahas, Jumat (1/12/2023) tersebut sebanyak dua orang. Sementara bangunan yang rusak akibat banjir bandang tersebut sebanyak 35 unit.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Jakarta, Rabu (6/12/2023) mengatakan, pihaknya mengajak seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) melakukan upaya pencarian, pertolongan dan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi banjir bandang Kabupaten Hubahas. Pemerintah Pusat dan daerah akan membangun kembali rumah-rumah korban banjir bandang yang rusak berat.
“Kami mengucapkan bela sungkawa atas musibah yang terjadi. Tentunya kami juga tidak akan tinggal diam. Kami berjanji akan mencari seluruh warga yang masih dinyatakan hilang bersama stakeholder terkait,”katanya.
Relokasi
Terkait rencana jangka panjang setelah masa tanggap darurat, BNPB bersama Pemkab Humbahas Hasundutan akan merelokasi warga yang terdampak bencana banjir bandang tersebut. Relokasi didasarkan pada pertimbangan sejarah kejadian bencana masa lalu yang pernah terjadi di lokasi yang sama pada 1972.
“Tentunya BNPB berharap agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa yang akan datang karena memang wilayah tersebut sangat rawan. Masyarakat yang terdampak di sini akan dipindah. Karena kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 1972. Bupati Humbahas akan menyiapkan lahannya dan nanti pemerintah pusat melalui BNPB akan membangunnya,”tambahnya.
Sementara itu, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mengatakan, banjir bandang yang melanda Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja dipicu deforestasi (kerusakan hutan) di wilayah tersebut. Luas wilayah yang rusak akibat praktik pembalakan liar di sekitar lokasi longsor mencapai empat hektare.
Mencegah pembalakan liar terebut agar tidak berlanjut, katanya, Pemkab Humbahas dengan jajaran TNI dan Polri melakukan penegakan hukum terhadap pihak-pihak tertentu yang diduga menjadi oknum pembalakan hutan.
“Memang di atas (hulu) kawasan banjir bandang ada penebangan liar. Nanti TNI dan Polri akan bertindak tegas,”katanya. (Matra/AdeSM/KKBNPB).