(Matra, Sumbar) – Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi (meletus) Minggu (3/12/2023) siang sekitar pukul 14.54 WIB. Erupsi Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut menyemburkan debu vulkanik hingga ketinggian 3.000 meter.
Sementara itu nasib sekitar 70 orang pendaki gunung yang terjebak erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar tersebut hingga Minggu malam belum diketahui.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Eka Dhamayanti di Padang, Sumbar, Minggu (3/12/2023) sore menjelaskan, Tim Gabungan Badan Save and Rescue (SAR) Nasional atau Basarnas, TNI, Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Sumbar masih berupaya melakukan penyelamatan para pendaki gunung yang terjebak erupsi Gunung Marapi tersebut.
Dijelaskan, berdasarkan pemesanan tiket pendakian Gunung Marapi yang terdata BKSDA Sumbar, jumlah pendaki yang naik ke Gunung Marapi sejak Sabu (2/12/2023) mencapai 70 orang. Sebanyak 15 pendaki yang naik ke puncak gunung melalui jalur Batu Palano masih dalam proses evakuasi. Dua orang pendaki di jalur Batu Palano sudah turun. Sedangkan sebanyak 13 orang pendaki yang naik ke puncak gunung melalui jalur Kotobaru sudah berada di Pos IV.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (3/12/2023) malam menjelaskan, hasil perekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Marapi terekam dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.
Dikatakan, pihaknya sudah menghubungi Kepala BPBD Kabupaten Agam, Bambang Wasito melalui sambungan telepon terkait erupsi Gunung Marapi tersebut. Menurut Bambang Wasito, erupsi Gunung Marapi menyemburkan debu hingga ketinggian tiga kilometer.
Tim BPBD Kabupaten Agam, Minggu sore sudah berada di dua wilayah yang paling dekat dengan puncak Gunung Marapi, yakni di Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang. Tim BPBD Agam berupaya memantau situasi dan kondisi masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Marapi itu.
Sementara itu, Tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam, Ade Setiawan menjelaskan, hujan debu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi terjadi di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam. Hujan abu vulkanik itu turun dengan intensitas tinggi hingga membuat suasana Nagari Lasi menjadi sangat pekat dan gelap.
“Hujan abu cukup pekat dan gelap terjadi di Nagari Lasi, Canduang. Sekarang sudah berhenti,”jelasnya.
Ade Setiawan mengatakan, Tim BPBD Kabupaten Agam dan Palang Merah Indonesia (PMI) Agam sudah membagikan masker kepada warga masyarakat. Selain itu, mereka juga mengimbau warga masyarakat agar tidak keluar rumah mengingat intensitas hujan debu vulkanik yang tinggi dan dapat berdampak pada kesehatan.
“Masyarakat sudah dibagi masker dan diingatkan agar tetap di dalam rumah,” tambahnya.
Dikatakan, hujan debu vulkanik akibat erupsi Gunung Marapi di Agam dan Tanah Datar tersebut juga terjadi di wilayah Kecamatan Sungai Pua. Namun intensitasnya rendah dan durasi (waktunya) tidak terlalu lama. Hal tersebut diperkirakan karena arah angin cenderung mengarah ke wilayah Kecamatan Canduang.
Tim BPBD dan PMI Kabupaten Agam hingga Minggu sore masih terus menyisir Kecamatan Sungai Pua dan Canduang guna mengantisipasi dan gerak cepat penanggulangan dampak erupsi gunung tersebut. Sementara laporan mengenai korban jiwa maupun kerusakan sarana umum akibat erupsi gunung tersbeut belum ada. (Matra/AdeSM/BNPB).