Robert Aritonang. (Foto : Matra/BM).

(Matra, Jambi) – Kehidupan Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi semakin memperihatinkan menyusul terus meluasnya konversi (alih fungsi) hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit. Berkurangnya luas hutan yang selama ini menjadi permukiman dan sumber penghidupan Orang Rimba membuat mereka semakin sulit.

“Saat ini Orang Rimba sulit bertahan hidup di hutan karena sumber penghidupan mereka di hutan semakin menipis. Orang Rimba semakin sulit menemukan hewan buruan di dalam hutan. Mereka juga sulit mendapatkan sumber ekonomi di hutan seperti rotan dan getah kayu hutan terus dibabat. Selain itu sumber makanan Orang Rimba dari sungai seperti ikan juga semakin sulit didapatkan karena pencemaran dan kerusakan hutan,”kata Direktur Program Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi, Robert Aritonang di Kota Jambi, Sabtu (2/12/2023).

Menurut Robert Aritonang yang sudah puluhan tahun berkecimpung memperjuangkan penyelamatan Orang Rimba, kesulitan mendapatkan sumber penghidupan di hutan membuat Orang Rimba kini banyak yang eksodus ke kawasan-kawasan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan besar. Saat ini, konsesi (areal) perusahaan perkebunan kelapa sawit di Jambi menjadi pilihan Orang Rimba menjadi tempat bermukim.

“Orang Rimba kini banyak bermukim di kawasan lahan hak guna usaha (HGU) PT Kresna Duta Agroindo dan PT Sri Andi Lestari. Pertanian tradisional yang dikelola Orang Rimba di sekitar kawasan perusahaan tidak mampu menopang ekonomi keluarga mereka. Sebagian Orang Rimba hidup berpindah-pindah (nomaden) di kawasan hutan lindung dengan sumber penghidupan yang sangat terbatas,”ujarnya.

Dijelaskan, jumlah atau populasi Orang Rimba di Provinsi Jambi saat ini tersisa 5.500 jiwa atau berkurang sekitar 50 % dibandingkan belasan tahun silam yang mencapai 10.000 jiwa. Sekitar 2.800 jiwa Orang Rimba bertahan hidup secara nomaden di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Sarolangun.

“Sebagian Orang Rimba sudah ada yang bermukim secara menetap dan memiliki usaha pertanian produktif di Sarolangun, Batanghari dan Merangin. Mereka sudah mendapatkan pembinaan dari dinas sosial dan KKI Warsi Jambi,”katanya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Merangin, H Mukti di Merangin baru-baru ini menjelaskan, pihaknya terus meningkatkan pembinaandan pemberian bantuan kebutuhan pokok dan makanan bergizi kepada Orang Rimba di Merangin. Puluhan kepala keluarga Orang Rimba yang bermukim di Desa Mentawak I, Merangin mendapatkan bantuan kebutuhan pokok berupa beras dan berbagai jenis bahan makanan bergizi.

“Bantuan tersebut diberikan kepada warga Orang Rimba mencegah munculnya kasus stunting (gangguan perkembangan fisik anak akibat kurang gizi) dan kemiskinan ekstrim. Berkat bantuan pangan secara rutin yang diberikan kepada Orang Rimba di Mentawak I, belum ada ditemukan kasus stunting dan kemiskinan ekstrim di kelompok Orang Rimba tersebut,”ujarnya. (Matra/AdeSM/BM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *