Tim Terpadu Satgas Karhutla Provinsi Jambi menemukan lahan bekas terbakar di Desa Rantau Gedang, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Jumat (10/11/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJambi).

(Matra, Jambi) – Para spekulan pelaku pembakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi banyak melakukan aksinya secara kucing-kucingan. Para pelaku membakar hutan dan lahan ketika para petugas lengah dan jauh dari lokasi hutan dan lahan yang dibakar. Kemudian pembakaran hutan dan lahan juga banyak dilakukan pada petang dan malam hari.

Menurut informasi yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) dari beberapa petani di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabar), Provinsi Jambi, Jumat (10/11/2023), biasanya para pelaku pembakaran hutan melakukan aksinya petang dan malam hari ketika keadaan sepi, warga desa tidak ada yang melihat, petugas jauh dari lokasi dan kondisi hutan maupun lahan sangat kering.

“Pembakaran dilakukan spekulan untuk membersihkan dan membuka lahan mereka. Umumnya pembakaran dilakukan dalam skala kecil. Namun karena hutan dan lahan sangat kering, api pun cepat merambat hingga melalap kawasan hutan dan lahan yang sangat luas,”kata petani Tanjabbar yang enggan disebut dan ditulis namanya.

Banyaknya spekulan pembakar lahan yang melakukan aksinya secara kucing-kucingan atau diam-diam tersebut membuat petugas sulit menangkap mereka. Selama operasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Jambi berlangsung lima bulan terakhir, petugas jarang memergoki (menangkap) spekulan pelaku pembakaran hutan dan lahan di lokasi kebakaran.

Petugas Tim Terpadu Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla di Jambi sering hanya menemukan lokasi hutan dan lahan yang tanpa menemukan pelakukanya di lokasi kebakaran. Kondisi tersebut membuat para pelaku karhutla di Jambi yang tertangkap dan diproses secara hukum relatif sedikit.

Berdasarkan laporan Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi kepada Pelaksana Harian (Plh) Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla, Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono, Jumat (10/11/2023), jumlah tersangka pelaku karhutla di Jambi tang ditangkap selama Januari – November 2023 hanya 12 orang. Para tersangka tersebut terlibat dalam 11 kasus karhutla. Kasus karhutla di Jambi yang diproses hingga ke pengadilan baru satu kasus.

Jumlah tersangka pelaku karhutla di Jambi yang ditangkap dan diproses secara hukum tersebut relatif sedikit, sebab kasus karhutla di Provinsi Jambi sudah mencapai ratusan hingga November ini. Para pelaku karhutla lebih banyak luput dari sergapan petugas karena mereka cukup lihai mengelabui petugas.

Tim Terpadu Satgas Karhutla Provinsi Jambi menempelkan brosur larangan dan bahaya pembakaran hutan dan lahan di pondok petandi sawit, Desa Rantau Gedang, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Jumat (10/11/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJambi).

Tetap SiagaBrigjen TNI Supriono mengatakan, untuk meredam aksi-aksi spekulan melakukan pembakaran hutan dan lahan, pihaknya hingga pekan kedua November ini masih menyiagakan seluruh tim terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi di 59 pos komando (posko) yang berada di enam kabupaten.

Disebutkan, seluruh Tim terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla se-Provinsi Jambi juga masih terus melakukan patroli secara intensif ke lokasi-lokasi hutan dan lahan rawan kebakaran. Patroli tidak hanya dilakukan melalui jalur darat, tetapi juga melalui udara menggunakan helikopter.

“Seluruh Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla se-Provinsi Jambi tetap siaga di lapangan dan melakukan patroli intensif karena tingkat krawanan kebakaran hutan dan lahan di Jambi amsih tergolong tinggi. Kendati curah huja mulai meningkat di Jambi, masih banyak hutan dan lahan yang rawan terbakar,”katanya.

Menurut Brigjen TNI Supriono, Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla se-Provinsi Jambi di setiap posko juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah masing untuk bersama-sama mencegah karhutla dan melaksanakan pengecekan ketinggian muka air di embung dan sekat kanal.

“Petuga stim terpadu juga terus melakukan himbauan dan edukasi tentang penanganan karhutla serta melakukan sosialisasi sanksi hukum terhadap pelaku pembakaran hutan. Kemudian petugas juga memsang spanduk pencegahan karhutla, memasang garis polisi di areal hutan dan lahan yang baru kebakaran dan memasang brosur pencegahan karhutla di pondok-pondok petani,”katanya.

Tim Analisis Satgas Karhutla Provinsi Jambi terus memantau kondisi karhutla di Provinsi Jambi pada rapat Posko Satgas Darat Karhutla Jambi, Kota Jambi, Jumat (10/11/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJambi).

Cukup Luas

Sementara itu, Koordinator Briefing (Rapat) Tim Analisis Satgas Darat Karhutla Provinsi Jambi, Ir Simon P Sihotang di Jambi, Jumat (10/11/2023) menjelaskan, karhutla di Provinsi Jambi masih terjadi kendatu curah hujan meningkat. Hal tersebut terbukti dari masih terus berlanjutnya pemadaman karhutla dan terpantaunya hotspot (titik api) di beberapa daerah di Jambi.

Dijelaskan, berdasarkan pantauan Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dari beberapa satelit, jumlah hot spot di Jambi, Jumat (10/11/2023) masih ada sekitar tujuh titik. Emat hotspit terdapat di Kabupaten Tanjungjabug Barat, dua hot spot di Merangindan satu hotspot di Bungo.

“Jumlah hotspot tersebut berkurang dibandingkan hotspot yang terpantau di Jambi, Jumat (10/11/2023) pagi sebanyak 17 titik,”katanya.

Terkait total luas karhutla di Provinsi Jambi, Simon Sihotang mengatakan, luas karhutla di Jambi sejak Januari – pekan kedua November ini sekitar 1.409,09 hektare. Luas karhuta tersebut meningkat 491 ha (53,50 %) dibandingkan total luas karhutla di Jambi tahun 2022 sekitar 918 ha.

“Karhutla di Jambio sebagian besar terjadi di areal perkebunan kelapa sawit, lahan masyarakat, hutan alam dan hutan lindung. Karhutla tersebut banyak terjadi di kawasan gambut,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *