(Matra, Medan) – Memasuki puncak musim hujan medio November – Desember 2023, bencana banjir dan tanah longsor cukup rawan terjadi di berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Karena itu seluruh pemerintah kabupaten/kota di Sumut diminta melakukan mitigasi dan siaga bencana banjir dan longsor. Antisipasi dini bencana alam tersebut perlu dilakukan mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian besar akibat bencana banjir dan longsor di Sumut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Sumuta, Dr H Ilyas S Sitorus di Kota Medan, Sumut, Senin (6/11/2023), seluruh jajaran pemerintah kabupaten, kota dan pihak terkait di Sumut mulai begerak cepat mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir dan longsor memasuki musim penghujan November – Desember 2023.
Salah satu persiapan yang dilakukan mengantisipasi bencana banjir dan longsor tersebut, yakni menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Antarinstansi Menghadapi Puncak Musim Hujan di Sumut akhir pekan lalu. Rakor tersebut langsung dihadiri Penjabat Gubernur Sumut, H Hasanudin, para bupati/wali kota, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan SAR Nasional (Basarnas), unsur TNI, Polri dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya.
Dikatakan, Pj Gubernur Sumut, H Hassanudin pada rakor tersebut mengimbau seluruh bupati/wali kota se-Sumut melakukan langkah-langkah mitigasi menghadapi puncak musim hujan pada November-Desember 2023. Mitigasi bencana itu perlu dilakukan mengurangi risiko dan dampak bencana, termasuk kematian, korban luka ataupun kerugian material benda.
Menurut H Hassanudin, lanjut Ilyas Sitorus, letak geografis, topografi, luas wilayah dan kondisi alam Sumut memicu risiko dan potensi bencana yang cukup tinggi. Baik bencana geologi, maupun hidrometeorologi. Seperti bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.
“Jadi kita perlukan koordinaisi. Ini tindakan kemanusian dan upaya kita mengurangi risiko bencana bagi masyarakat di wilayah Sumut,”katanya.
Ilyas Sitorus mengatakan, Pj Gubernur Sumut juga meminta seluruh kepala daerah di Sumut meneruskan beberapa pesan kewaspadaan kepada masyarakat di wilayah masing-masing. Pesan kewaspadaan bencana itu khususnya perlu sedini mungkin disampaikan kepada warga masyarakat Sumut yang berada di bantaran sungai. Ketika intesitas curah hujan semakin tinggi dan berpotensi mengakibatkan banjir, banjir bandang, abrasi dan longsor, warga yang bermukim di bantaran sungai harus waspada.
“Warga yang bermukim di bantaran sungai dan perbukitan pun diharapkan meningkatkan kesiagaan bencana banjir dan longsor dengan mengurangi aktivitas di luar rumah. Warga juga diharapkan siap mengevakuasi keluarga dan kelompok masyarakat secara mandiri ke tempat yang lebih aman,”katanya.
Benteng Air
H Hassanudin mengingatkan, warga masyarakat Sumut yang berada di area cekungan dan dengan sistem derainase wilayah yang tidak memadai diimbau dapat melakukan pembentengan pada lajur-lajur aliran air menuju rumah secara mandiri.
“Warga masyarakat terdampak banjir juga memperhatikan sistem kelistrikan agar tidak memicu korsleting listrik dan bahaya kebakaran. Sebelum melakukan kegiatan evakuasi mandiri, warga harus memastikan bahwa aliran listrik dan perangkat elektronik pada rumah yang ditinggalkan sudah benar-benar padam,”tambahnya.
H Hassanudin juga meminta instansi, organisasi atau kelompok masyarakat yang memiliki pintu air pengendali banjir agar senantiasa mengaktifkan pintu air sesuai kondisi yang dibutuhkan. Setiap orang diminta agar menghindari kegiatan wisata air ketika frekuensi dan itensitas hujan tinggi, terkhusus kunjungan wisata dari lembaga-lembaga pendidikan.
Terkait ancaman banjir dan longsor di areal pertanian, H Hassanudin meminta para petani dan pengusaha perkebunan yang memiliki lahan yang berada pada kemiringan terjal menghindari aktivitas ketika frekuensi dan intesitas hujan tinggi. Hal itu penting karena di saat curah hujan tinggi kondisi jenuh air bisa terjadi dan hal itu dapat mengakibatkan tanah longsor.
“Kami juga meminta instansi, organisasi atau kelompok masyarakat yang telah memiliki sistem peringatan dini banjir dan sistem peringatan dini tanah longsor agar dapat senantiasa mengaktifkannya sesuai kondisi dan ketentuan,”pintanya.
H Hassaanudin juga meminta setiap orang harus melihat, mengawasi dan memantau sistuasi sekeliling terhadap kemungkinan-kemungkinan bencana hidrometeorologi yang terjadi. Bila mengetahui bencana banjir dan longsor, warga diharapkan segera melaporkannya kepada aparat pemerintah setempat atau pihak berwenang agar dapat dilakukan penanganan secar cepat.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I – Medan Hendro Nugroho pada rakor tersebut mengatakan, pertemuan stakeholder (berbagai pihak) terkait antisipasi bencana banjir dan longsor tersebut dilakukan dalam rangka mitigasi bencana menghadapi pucak musim hujan di Sumut yang diperkirakan terjadi November – Desember mendatang.
“Puncaknya musim hujan di Sumut terjadi medio November 2023 dengan curah hujan mencapai 58 %. Kemudiancurah hujan Desember naik sekitar 3,8 % menjadi 61,8 %. Jadi November – Desember puncak musim hujan di Sumut. Karena itu kita harus meningkatkan kerja sama seluruh stakeholder, menyamakan persepsi dan kesiap-siagaan menghadapi banjir atau bencana hidrometrologi,”katanya.
Hendro Nugroho juga menghimbau seluruh masyarakat Sumut tetap waspada banjir dan longsor di saat musim hujan, terutama warga masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan. Warga bisa melihat informasi kondisi cuaca yang disampaikan BMKG melalui berbagai media massa. (Matra/AdeSM/KominfoSumut).