Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto pada diskusi daring Refleksi Sumpah Pemuda 2023 di ruang kerjanya, gedung DPRD Provinsi Jambi, Kota Jambi, Sabtu (28/10/2023). (Foto : Matra/HumasDPRDJambi).

(Matra, Jambi) – Generasi muda dari kelompok masyarakat adat terpencil, Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi perlu mendapatkan perhatian khusus agar mereka jangan sampai tergilas zaman akibat keterbelakangan. Guna menyelamatkan anak-anak SAD di Jambi yang hingga kini masih banyak hidup nomaden (berpindah-pindah) bersama keluarga di hutan, program pendidikan anak-anak SAD di Jambi harus terus ditingkatkan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto, SHI, MSi ketika tampil sebagai pembicara pada diskusi dalam jaringan (daring) mengenai Refleksi Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023 di ruang kerjanya, gedung DPRD Provinsi Jambi, Kota Jambi, Sabtu (28/10/2023). Diskusi daring atau virtual video jarak jauh) bertajuk “Dengan Semangat Sumpah Pemuda Kita Bangun Jambi dan Indonesia” tersebut diselenggarakan Forum Dosen Muda Jambi.

Menurut Edi Purwanto, salah satu persoalan serius pembinaan generasi muda di Jambi hingga kini, yakni masih banyaknya anak-anak atau generasi muda dari kelompok SAD belum mengecap pendidikan formal. Hal tersebut disebabkan masih banyaknya anak-anak SAD mengikuti orangtua mereka hidup nomaden di kawasan hutan. Kemudian warga SAD di Jambi masih banyak yang hidup terbelakang dengan kondisi kehidupan memprihatinkan.

Edi Purwanto mengatakan, keterbelakangan anak-anak SAD di bidang pendidikan akan membuat mereka tertinggal. Tanpa dibekali pendidikan formal yang memadai, generasi muda SAD akan tergilas kemajuan zaman. Mereka akan menjadi beban pembangunan atau menimbulkan masalah sosial.

Menurut Edi Purwanto, untuk membebaskan anak-anak SAD dari ketertinggalan di bidang pendidikan dan kemiskinan, pemerintah daerah, baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi harus benar-benar memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan anak-anak SAD tersebut.

Dijelaskan, untuk menangani masalah pendidikan anak-anak SAD perlu kerja sama pemerintah kabupaten dengan provinsi. Sebab di sini ada dua kewenangan di sini. Kewenangan pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) berada di tangan pemerintah kabupaten. Sedangkan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) merupakan kewenangan pemerintah provinsi.

“Karena itu saya mengajak pihak pemerintah kabupaten dan provinsi bersama-sama memperhatikan pendidikan anak-anak SAD ini. Kalangan wakil rakyat juga saya harapkan memperhatikan kondisi anak-anak SAD ini. Kita sudah tahu kondisi anak-anak SAD ini. Untuk itu kita harus berkolaborasi (bekerja sama) merumuskan kebijakan memberdayakan mereka,”ujarnya.

Anak-anak SAD yang dibina Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi mengikuti ujian pelajaran sekolah formal di pondok KKI Warsi, Kabupaten Sarolangun, Jambi, baru-baru ini. Anak-anak SAD tersebut tergabung di SD Negeri 191 Air Panas, Kecamatan Air Hitam, Sarolangun, Jambi. (Foto : Matra/KKIWarsi).

Masalah Remaja

Terkait masalah kehidupan remaja di Provinsi Jambi, Edi Purwanto mengatakan, perlu adanya pembenahan pola asuh terhadap anak-anak remaja. Pembinaan remaja tidak bisa hanya diserahkan pada pihak sekolah. Perlu juga kerja sama pihak sekolah dengan orangtua memningkatkan pembinaan terhadap para remaja agar mereka terhindar dari pengaruh negatif perkembangan zaman,

“Kami mendorong seluruh orangtua memberikan pemahaman-pemahaman mengenai dampak negaif perkembangan zaman kepada para remaja. Para remaja harus benar-benar kita kawal agar mereka terhindar dari pengaruh negatif perkembangan zaman,”tambahnya.

Dijelaskan, pesatnya kemajuan zaman, khususnya kemajuan di bidang teknologi, informasi dan digitalisasi memunculkan tiga ancaman terhadap kehidupan generasi muda bangsa Indonesia. Ketiga ancaman tersebut, ideologi transnasional, internet, informasi tanpa batas dan hoax (berita bohong) dan gadget (alat komunikasi) yang saling bersahutan.

“Jadi momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 ini harus kita manfaatkan melakukan refleksi, perenungan mengenai upaya-upaya peningkatan pembinaan kepada generasi muda bangsa kita,”katanya.

Lima Sasaran

Menurut Edi Purwanto, visi misi Indonesia Emas 2045 memiliki lima sasaran. Sasaran tersebut, yakni peningkatan pendapatan per kapita setara negara maju, penuntasan masalah kemiskinan menuju nol persen dan pengurangan ketimpangan pembangunan, peningkatan kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional, peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) dan penurunan intensitas emisi gas rumah kaca hingga emisi nol bersih.

“Kelima sasaran pembangunan nasional tersebut dapat dicapai jika kondisi sosial politik stabil, tersedia SDM unggul dan berdaya saing, terbangunnya ekosistem riset, inovasi dan bisnis yang memadai,”ujarnya.

Dikatakan, peran pendidikan ringgi sangat dibutuhan untuk mencapai visi misi pembangunan nasional tersebut. Karena itu perguruan tinggi diharapkan jangan lagi hanya menjadi teaching university (universitas pendidikan), tetapi harus mampu menjadi juga entreprenurial university (universitas kewirausahaan).

Edi Purwanto menyampaikan apresiasi terhadap Forum Dosen Muda Jambi yang menyelenggarakan diskusi mengenai kehidupan generasi muda ini. Edi Purwanto mengajak para dosen muda di Jambi terus meningkatkan berkontribusi untuk memajukan pembangunan Provinsi Jambi.

“Kami berharap orang-orang seperti dosen muda dan punya pemikiran positif inilah yang bisa berkontribusi nyata memajukan pembangunan Jambi dan Indonesia. Kami berharap ada forum-forum seperti ini bagi dosen-dosen muda untuk saling menguatkan satu sama lain, bukan untuk saling menjatuhkan. Selamat Hari Sumpah Pemuda,”pungkasnya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *