Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin (dua dari kanan) didampingi, Pj Gubernur Sumut, H Hassanudin (dua dari kiri) dan Ketua Umum DPP JBMI, Arif Rahmansyah Marbun (kanan) pada “Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara” di GOR Sumut, Kota Medan, Kamis (19/10/2023). (Foto : Matra/JBMI).

(Matra, Medan) – Kontestasi politik di Tanah Air kerap memunculkan potensi-potensi konflik. Potensi konflik tersebut sering kali dipicu politik sektarian yang mengedepankan isu-isu pertentangan di tengah perbedaan atau kemajemukan masyarakat. Kondisi tersebut umumnya mengganggu kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan kampanye-kampanye politik yang mengusung isu-isu kesukuan, keagamaan, kelompok dan ras (SARA) sering melahirkan konflik, gontok-gontokan di tengah masyarakat.

Gejala-gejala kehidupan politik yang kurang sehat untuk kerukunan masyarakat Indonesia tersebut juga tidak mustahil menyeruak menyongsong Pemilu Serentak 2024. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya kampanye-kampanye negatif (black campaign) dan bernuansa SARA di media sosial (medsos). Hal tersebut membuat suhu politik cenderung memanas.

Melihat perkembangan memanasnya situasi politik tersebut, Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) menilai bangsa ini sedang menghadapi tantangan besar. Kekuatan pondasi ke-bhinekaan Bangsa Indonesia akan diuji saat menyambut pesta demokrasi lima tahunan, Pemilu 2024. Padahal, kondusifitas dalam memilih pemimpin terbaik untuk bangsa mutlak kita butuhkan.

Mencegah terjadinya kekisruhan suasana menghadapi Pemilu Serentak 2024, JBMI berikhtiar memperkuat rajutan “baju keberagaman” dan menjaga nilai-nilai luhur kemajemukan Bangsa Indonesia. Ikhtiar itu diwujudkan dengan menggelar “Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara dengan Falsafah Pancasila & Semangat Dalihan Na Tolu” di Gedung Olah Raga (GOR) Sumatera Utara (Sumut), Kota Medan, Kamis (19/10/2023).

Perhelatan akbar kebangsaan yang digagas Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) JBMI, Arif Rahmansyah Marbun tersebut dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof Dr KH Ma’ruf Amin. Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara itu juga dihadiri sekitar 12.000 orang dari berbagai elemen masyarakat lintas agama, suku, dan budaya.

Perhelatan kebangsaan menyongsong Pemilu 2024, “Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara” di GOR Sumut, Kota Medan, Kamis (19/10/2023). (Foto : Matra/JBMI). 

Nilai Luhur

Ketua Umum DPP JBMI, Arif Rahmansyah Marbun pada kesmepatan itu mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang besar dan berdiri di atas keberagaman, agama, suku dan budaya. Keragaman ini adalah sebuah berkah dari Tuhan. Namun keberagaman juga bisa jadi masalah kalau anak bangsa tidak bisa merawatnya.

Karena itu JBMI menggelar Ikrar Merajut Keberagaman tersebut. Ikrar ini merupakan salah satu ikhtiar untuk merawat keragaman dan menjaga nilai-nilai luhur. Melalui Ikrar Merajut Keberagaman tersebut diharapkan semua perbedaan yang ada di tengah masyarakat, termasuk perbedaan terkait pilihan politik, tidak membuat anak bangsa menjadi terpecah belah dalam kehidupan sehari-hari.

“Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan nafas yang menjadi komitmen kita semua untuk maju bersama. Hal tersebut diperkuat falsafah Batak Dalihan Na Tolu (Tiga Tungku). Falsafah Batak tersebut merupakan warisan berharga yang menjadi modal masyarakat Sumut merajut kebersamaan di tengah keberagaman. Falsafah Dalihan Natolu menjadi penopang bagi kita merajut kebersamaan di tengah keberagaman,”katanya.

Arif Rahmansyah Marbun menegaskan, perbedaan di tengah kehidupan masyarakat sesuatu hal yang biasa, termasuk perbedan pilihan politik. Perbedaan tersbeut harus dijadikan kekayaan, bukan malah justru jadi perdebatan.

Arif Rahmansyah Marbun mengharapkan, Ikrar Merajut Keberagaman bisa mempererat kohesi sosial antar umat beragama, menggali nilai-nilai Pancasila di berbagai kelompok masyarakat berbasis etnis, budaya, maupun agama. Ikrar tersbeut juga bisa mempromosikan dan menyegarkan kembali nilai-nilai Islam, nilai luhur, identitas bangsa dengan berbagai keberagamannya sebagai modal kemajuan bangsa.

“Melalui semangat Ikrar Merajut Keberagaman ini, kami juga berharap bisa melestarikan budaya diskusi, guyub dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Yang paling penting, ke depan, kita semua ingin Indonesia terus menjadi bangsa kuat,”katanya.

Ikrar Merajut Kebaragaman tersebut diisi dengan pembacaan ikrar merajut keberagaman dan penandatanganan nota kesepahaman bersama tokoh lintas agama, suku, dan budaya. Kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan pementasan seni tarian multietnik.

Gesekan

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin pada kesmepatan tersebut meminta seluruh komponen bangsa, termasuk JBMI agar terus berperan proaktif menjadi penjaga terdepan nilai-nilai luhur Pancasila, NKRI, serta persatuan dan kesatuan nasional.

Dikatakan, keberagaman dan kesepakatan bangsa ini wajib dihormati dan jaga bersama. Jangan memberi celah pihak manapun untuk menggoyahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Termasuk di antaranya upaya membenturkan keagamaan dan kebangsaan. Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan simbol komitmen bangsa, semestinya juga dihayati dan dijalani oleh seluruh anak bangsa dalam kesatuan ikhtiar untuk maju bersama.

Wakil Presiden meyakini setiap daerah di Indonesia, termasuk di Sumut ini mempunyai spirit dan nilai-nilai luhur yang melekat dalam kehidupan masyarakat secara turun temurun. Hal ini nampak dari falsafah Batak Dalihan Na Tolu yang dilandasi prinsip saling menghormati, menghargai, dan menyayangi sesama anak bangsa.

“Warisan nilai luhur ini menjadi modal sosial yang berharga bagi masyarakat Sumut, sekaligus menjadi ajakan bagi seluruh umat untuk senantiasa menjaga toleransi dan kerukunan di tengah perbedaan,” katanya.(Matra/AdeSM/PR/BPMISetwapres).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *