(Matra, Jambi) – Rentetan peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Provinsi Jambi lima bulan terakhir diperkirakan bakal segera berakhir menyusul meningkatnya intensitas hujan di daerah itu. Hujan yang cukup lebat dengan durasi yang agak lama di Jambi Kamis (19/10/2023) siang dan Jumat (20/10/2023) subuh membuat sebagian besar karhutla atau hotspot (titik api) di daerah itu padam. Berkurangnya karhutla membuat asap yang hampir satu bulan menyelumuti Jambi menipis dan kualitas udara pun membaik.
Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Jumat (20/10/2023) pagi, asap menipis dan udara di Kota Jambi cukup segar setelah hujan yang cukup lebat dan lama mengguyur Kota Jambi dan beberapa kabupaten Kamis siang dan Jumat subuh.
Berdasarkan catatan alat pemantau kualitas udara di Tugu Keris Siginjai, Kotabaru, Kota Jambi, Jumat (20/10/2023) pagi, indeks standar pencemaran udara (ISPU) berada pada angka 100 partikel mikron (pm) atau kategori kualitas udara sedang. ISPU tersebut menurun dibandingkan kondisi Kamis (19/10/2023) pagi pada angka 147 pm atau kategori udara tidak sehat.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs H Ariansyah, ME di Jambi, Kamis (19/10/2023) malam menjelaskan, jumlah hotspot di Provinsi Jambi hingga Kamis malam sekitar satu titik, yakni di VII Koto, Kabupaten Tebo. Hotspot tersebut berkurang drastis dibandingkan Rabu (18/10/2023) sekitar 182 titik dan Kamis pagi 81 titik.
Ariansyah mengatakan, berdasarkan perkiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Thaha Jambi, lapisan atas permukaan tanah di Provinsi Jambi Kamis – Jumat (19 – 20/10/2023), tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah di Provinsi Jambi rendah atau aman.
Dikatakan, kerawanan kebakaran hutan dan lahan akibat permukaan tanah yang masih kering hanya terjadi di wilayah Kabupaten Bungo, Merangin dan Sarolangun. Karena intensitas hujan masih rendah, hutan dan lahan di ketiga kabupaten itu kategori mudah hingga sangat mudah terbakar.
Menurut Ariansyah, BMKG Jambi memperkirakan, beberapa kabupaten dan kota di Jambi berpotensi dilanda hujan sedang dan lebat disertai kilat (petir) dan angin kencang hingga Kamis – Jumat (19 – 20/10/2023). Daerah yang berpotensi dilanda hujan lebat, yakni Kabupaten Kewrinci, Merangin, sebagian Sarolangun, Batanghari, Muarojambi, Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur dan Kota Jambi.
“Kendati intensitas hujan meningkat, karhutla berkurang dan asap mulai menipis, warga masyarakat Jambi masih perlu tetap waspada kualitas udara. Kota Jambi hingga Jumat pagi masih diselimuti asap tipis. Asap tersebut diperkirakan bisa meningkat karena karhutla di wilayah tetangga, Provinsi Sumatera Selatan masih banyak,”katanya.
Dijelaskan, karhutla yang terpantau di Provinsi Jambi, Kamis hanya dua titik di Tebo, yakni di Kecamatan VII Koto. Namun kebakaran hutan tersebut terjadi di hutan lindung dan sulit dipadamkan karena akses sulit. Hingga Kamis malam masih tersisa satu hotspot di hutan lindung VII Kotao, Tebo tersebut. (Matra/AdeSM).