Kebakaran kebun kelapa di lahan gambut, Dusun Ketapang, Desa Telukketapang, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, Senin (16/10/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJbi).

(Matra, Jambi) – Kabupaten Batanghari dan Sarolangun, Provinsi Jambi benar-benar dihantam kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ratusan hektare lahan perkebunan kelapa sawit, hutan dan lahan masyarakat di kedua kabupaten itu hangus terbakar. Kemudian hotspot (titik api) yang muncul di kedua kabupaten itu juga cukup tinggi. Berdasakan pantauan satelit Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin (16/10/2023) sore, jumlah hotspot di Kabupaten Batanghari mencapai 88 titik dan di Sarolangun mencapai 66 titik.

Karhutla di Kabupaten Batanghari tersebar di Kecamatan Bajubang, Marosebo Ulu dan Mersam. Sedangkan karhutla di Sarolangun tersebar di Kecamatan Cermin Nan gedang, Sarolangun, Pauh, Air Hitam dan Mandiangin. Karhutla di kedua kabupaten tersebut sebagian besar terjadi di kawasan hutan, kebun sawit dan areal penggunaan lain.

Pelaksana Harian (Plh) Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Dr H Ariansyah, ME di Jambi, Senin (16/10/2023) mengatakan, karhutla di Jambi masih terus terjadi dan bahkan meluas di enam kabupaten dan satu kota.

Hal tersebut tercermin dari tingginya jumlah karhutla di Jambi. Total hotspot di Provinsi Jambi hingga Senin sore mencapai 180 titik. Selain di Kabupaten Batanghari dan Sarolangun, hotspot juga terpantau di Kabupaten Merangin sebanyak 12 titik, Tanjungjabung Barat (12 titik), Tebo (delapan titik), Bungo (dua titik) dan Kota Sungaipenuh (dua titik).

“Karhutla juga masih terus di Provinsi Jambi menyusul masih tingginya tingkat kerawanan karhutla di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi. Kerawanan karhutla di Jambi diperkirakan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan karena hujan belum turun,”katanya.

Meningkat 30 %

Dikatakan, total luas karhutla di Jambi sejak Januari hingga Senin (16/10/2023) sudah mencapai 1.193,45 hektare (ha). Luas karhutla tersebut meningkat 274,45 ha atau sekitar 30 % dibandingkan total luas karhutla di Provinsi Jambi tahun 2022 sekitar 918 ha. Luas karhutla tersebut diperkirakan masih meningkat karena karhutla masih terjadi di Jambi.

Terkait kualitas udara, Ariansyah mengatakan, kualitas udara di Jambi hingga Senin sore masih dalam kondisi tidak sehat. Berdasarkan catatan alat pemantau kualitas udara diTugu Keris Siginjai, Kota Jambi, Senin sore, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Jambi mencapai angka 106 partikel mikron (pm) atau kategori tidak sehat. Sedangkan ISPU di Muarasabak, Kabupaten Tanjungjabung Timur berada pada angka 143 pm.

“Kami mengimbau warga masyarakat Jambi tetap menggunakan masker ketika melakukan aktivitas di luar rumah karena asap masih tebal dan kualitas udara menurun. Para siswa di sekolah juga harus diawasi agar tetap menggunakan masker,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *