(Matra, Jambi) – Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi hingga memasuki pekan kedua Oktober 2023 ini masih sangat tinggi karena kemarau diperkirakan masih terus berlanjut. Berdasarkan perkiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nasional, kemarau diperkirakan masih terjadi di seluruh wilayah Indonesia hingga November 2023.
Kemarau panjang tersebut dipengaruhi dampak El Nino yang melanda Indonesia. Hujan yang mulai turun di berbagai daerah, termasuk di Provinsi Jambi beberapa hari ini masih ringan. Musim hujan diperkirakan mundur hingga November 2023.
“Dalam kondisi cuaca seperti ini, kemungkinan besar terjadi kebakaran hutan dan lahan sangatlah tinggi. Apalagi masih banyak oknum-oknum warga masyarakat yang membakar hutan dan lahan secara sengaja. Jadi karhutla ini masih sangat berbahaya dan perlu diantisipasi semaksimal mungkin. Karena itu Satgas Karhutla Jambi harus tetap siaga di pos masing-masing,”kata Pelaksana Harian (Plh) Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono.
Brigjen TNI Supriono yang juga menjabat Komandan Korem 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi menyampaikan kesiagaan menghadapi karhutla tersebut ketika memberikan arahan kepada jajaran Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi melalui radio dari Jakarta, Selasa (10/10/2023) pagi.
Brigjen TNI Supriono berada di Jakarta dalam rangka mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pembahasan tentang Peningkatan Upaya Penanggulangan Karhutla pada Masa El Nino di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023).
Jangan Kendor
Menurut Brigjen TNI Supriono, Satgas Karhutla Provinsi Jambi harus tetap siaga karhutla kendati Jambi dinyatakan sebagai suatu daerah yang bisa menekan kasus karhutla. Kesiagaan itu terus ditingkatkan menyusul prediksi masih berlanjutnya musim kemarau hingga awal November mendatang.
Dikatakan, luas hutan dan lahan yang terbakar di berbagai wilayah di Indonesia hingga pekan pertama Oktober ini sekitar 500.000 ha. Provinsi Jambi sendiri termasuk dalapan provinsi menyumbang karhutla dengan luas karhutla sekitar 1.055 ha.
Menurut Brigjen TNI Supriono, salah satu tantangan berat penanggulangan karhutla di Jambi hingga kini, yakni masih adanya kebakaran hutan dan lahan yang sengaja dilakukan oknum-oknum warga masyarakat sekitar hutan. Karena itu pencegahan dan penanggulangan karhutka di Jambi tidak bisa kendor.
“Kami meminta aparat teritorial, khususnya Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa) di Jambi meningkatkan sosialisasi, edukasi dan menekankan kembali tentang dampak dan bahaya karhutla yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Selain itu aparat teritorial juga kami minta meningkatkan penegakkan hukum kasus karhutla sesuai undang – undang yang berlaku,”katanya.
Dijelaskan, areal kebakaran hutan dan lahan di Jambi tidak hanya terjadi di kawasan semak belukar dan kebun sawit, tetapi juga meluas ke hutan lindung dan hutan gambut nasional. Bila kondisi tersebut dibiarkan, Indonesia bisa mendapatkan sanksi internasional, apalagi karhutla disengaja.
Brigjen TNI Supriono meminta seluruh Satgas Darat Penanggulangan Karhutla Jambi terus melaksanakan pemadaman karhutla guna meredan meluasnya karhutla. Pemadaman karhutla perlu dilakuakan secara terkoordinir (kerja sama) dengan Satgas Udara Penanggulangan Karhutla Jambi.
“Kerja sama pencegahan dan penanggulangan karhutla karus terus dilakukan secara maksimal dengan kerja sama yang solid. Pemadaman karhutla harus secara cepat dilakukan sebelum areal karhutla meluas,”katanya.
Satgas Penanggulangan Karhutla di Jambi juga harus dilakukan secara menyeluruh tanpa melihat siapa pemiliki lahan, dimana dan kapan terjadinya karhutla. Setiap lahan yang terbakar dan sudah dipadamkan harus segera ipasang police line (garis polisi).
Menurut Brigjen TNI Supriono, berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada rakor karhutla di Jakarta, segala upaya penanggulangan karhutla di seluruh provinsi di Indonesia pada masa El-Nino ini harus didukung alat perlengkapan (sarana dan prasaran). Hal itu penting agar pemadaman karhutla bisa dilakukan secara optimal.
Dikatakan, upaya penanggulangan karhutla harus didukung helikopter water bombing (bom air) dan helicopter patroli. Selain itu pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau rekayasa buatan di delapan provinsi prioritas penanggulangan karhutla harus didukung untuk membantu penanggulangan dan menekan luasan areal karhutla
Dampak Karhutla
Terkait dampak karhutla, Brigjen TNI Supriono mengatakan, daka karhutla dirasakan di tingkat local, nasional hingga internasional. Secara lokal, dampak karhutla antara lain terjadinya bencana asap. Bencana asap menimbulkan kerugian terhadap penurunan atau gangguan kesehatan masyarakat, khususnya meningkatnya kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
Kemudian, lanjutnya, bencana asap juga merugikan dunia pendidikan karena banyak sekolah terpaksa diliburkan. Bencana asap karhutla juga menyebabkan kerugian soisal dan ekonomi wilayah akibat menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.
Dikatakan, secara nasional, dampak karhutla merusak lingkungan flora dan fauna yang mengakibatkan terjadinya kepunahan. Karhutla juga menyebabkan rusaknya hutan lindung atau lahan perkebunan dan pertanian masyarakat.
“Sedangkan secara internasional, Indonesia menjadi penyumbang kerusakan alam. Kemudian karhutla juga dapat merugikan negara tetangga akibat asap. Selain itu asap karhutla dapat mengganggu aktivitas ekonomi, khususnya penerbangan,”katanya. (Matra/AdeSM).