Kebakaran hutan dan lahan di Desa Dusun Mudo, Kecamatan Tamanraja, Kabupaten Muarojambi, yang dekat dengan Kota Jambi turut memicu tebalnya asap di Kota Jambi. Gambar diambil, Sabtu (7/10/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJambi).

(Matra, Jambi) – Wilayah Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi kembali dikepung asap tebal yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Minggu (8/10/2023) pagi. Tebalnya asap membuat kualitas udara benar-benar memburuk hingga mencapai kondisi berbahaya. Kemudian asap tebal yang sempat membatasi jarak pandang di Kota Jambi hanya 500 meter, Minggu pagi mengencam penerbangan.

Pantauan medialintassumatera.net (Matra) pada alat pengukur kualitas udara Stasion Paal V Kotabaru, Kota Jambi, Minggu (8/10/2023) sekitar pukul 06.30 WIB, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Jambi berada pada angka 138 pm atau berada pada status tidak sehat. Angka ISPU tersebut naik lagi menjadi 151 pm atau kategori sangat tidak sehat Minggu pukul 08.52 WIB menyusul asap yang semakin tebal.

Tebalnya asap karhutla yang menyelimuti Kota Jambi Minggu pagi juga membuat visibility (jarak pandang) sempat menyentuh 500 meter atau tidak layak untuk pendaratan peaswat di Bandara STS Kota Jambi. Namun untuk take off (keberangkatan) pesawat, terbatasnya jarak pandang tidak sampai mengganggu.

Pesawat pertama yang berangkat dari Bandara STS Kota Jambi, Minggu pagi pukul 06.00 WIB tetap terbang sesuai jadwal. Namun hingga Minggu sekitar pukul 08.52 WIB tidak ada pesawat yang mendarat di tengah asap tebal yang menyelimuti Bandara STS Kota Jambi karena jadwal pendaratan pesawat tidak ada. Jadwal pendaratan pesawat pertama di Bandara STS Kota Jambi, Minggu (8/10/2023) baru dimulai pukul 10.20 WIB.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, Ibnu Sulistyo, menjelaskan, visibility di Kota Jambi, termasuk di Bandara STS Kota Jambi, Minggu pagi sempat menyentuh angka 500 meter dan tidak layak untuk pendaratan pesawat. Namun untuk keberangkatan pesawat, jarak pandang tersebut masih bisa dimungkinkan.

Sementara, Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II (Bandara) STS Kota Jambi, Siswanto Singodimedjo di Kota Jambi, Minggu (8/10/2023) pagi menjelaskan, asap tebal yang menyelimuti Kota Jambi belum mengganggu jadwal penerbangan. Sebab visibility untuk take off pesawat masih layak.

Sedangkan untuk landing (pendaratan) pesawat di Bandara STS Kota Jambi belum ada pembatalan akibat asap. Sesuai jadwal penerbangan di Bandara STS Kota Jambi, landing pertama pesawat Minggu baru mulai pukul 10.20 WIB.

“Pesawat yang akan landing pertama rencananya pesawat Garuda. Mudah – mudahan visibility jam 09.00 WIB bagus, sehingga pesawat Garuda bisa diizinkan mendarat pukul 10.20 WIB sesuai jadwal,”ujarnya.

Sementara itu, pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Minggu pagi, aktivitas olahraga masyarakat di Taman Tugu Keris Siginjai dan GOR Kotabaru, Kota Jambi tidak ada akibat asap tebal. Namun kegiatan peribadahan di seluruh gereja di Komplek Gereja Kotabaru, Kota Jambi tetap berlangsung sebagai mana biasa kendati asap tebal menyelimuti Kota Jambi.

Sebagian besar warga jemaat yang mengikuti ibadah di berbagai gereja di Komplek Gereja Kotabaru, Kota Jambi, Minggu (8/10/2023) pagi menggunakan masker seperti tampak di gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kotabaru, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) dan gereja lain di Kotabaru, Kota Jambi. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *