(Matra, Jambi) – Jajaran Komando Resort Militer (Korem) 042/Garuda Putih (Gapu) menggelar pementasan seni tradisional Jawa, wayang kulit untuk memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 TNI di Markas Korem (Makorem) 042/Gapu Jambi, Kota Jambi, Jumat (6/10/2023) malam. Pementasan atau gelar wayang kulit tersebut mengangkat lakon Bimo Krido.
Pementasan wayang kulit tersebut dilaksanakan juga secara serentak di 78 lokasi di seluruh Tanah Air dan luar negeri. Pementasan wayang kulit di Makorem 042/Gapu Jambi sendiri hadiri, Danrem 042/Gapu Jambi, Brigjen TNI Supriono, Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto, SHI, MSi, Wakil Gubernur Jambi, Drs H Abdullah Sani, MPdI dan Wakil Kepala (Waka) Polda JambiBrigjen Pol Yudawan R. Warga masyuarakat Kota Jambi, khususnya dari kalangan warga Jawa sangat antusian menyaksikan pementasan wayang kulit tersebut.
Pesan Moral
Lakon Bimo Krido sendiri mengisahkan seorang Pandawa Lima, Bima atau Werkudara dan saudaranya, Kresna yang berubah menjadi raksasa, marah atau mengamuk di negeri Astinapura. Amarah tersebut disebabkan penolakan Pandawa Lima untuk berdamai dengan Kurawa seperti diminta Batara Guru. Bima dan Kresna meyakini, perdamaian tersebut mengurangi semangat juang mereka.
Bima dan Kresna pun bertarung dengan Batara Guru yang merupakan jelmaan Betari Durga. Namun Bim dan Kresna gagal melawan Batara Guru. Karena gagal melawan Batara Guru, mereka meminta bantuan Semar yang sudah menjelma menjadi Begawan Dewa Kasimpar. Konflik tersebut menyebabkan pecahnya Perang Baratayudha.
Pementasan wayang kulit dengan lakon Bimo Krido tersebut mengandung suati pesan moral, bahwa kemerdekaan dan kedaulatan suatu negara bukan diraih melalui perdamaian, tetapi hasil perjuangan gigih dan penuh pengorbanan.
Upaya Pelestarian
Edi Purwanto pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan pagelaran wayang kulit tersebut. Pergelaran wayang kulit itu merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian seni tradisional Indonesia.
Edi Purwanto juga mengapresiasi pementasan wayang kulit yang terbuka untuk umum. Dengan demikian tidak hanya warga etnis Jawa saja yang bisa menyaksikan pementasan wayang kulit, tetapi juga warga Jambi secara keseluruhan dari berbagai etnis.
“Saya merasa senang karena bisa menghadiri pagelaran wayang kulit dalam rangka peringatan HUT ke-78 TNI. Saya juga salut melihat tingginya antusias warga masyarakat Jambi menyaksikan gelar wayang kulit ini. Saya menyampaikan terima kasih kepada jajaran Korem 042/Gapu Jambi yang menggelar wayang kulit sebagai hiburan HUT TNI sekaligu pelestarian budaya tradisional,”katanya.
Dikatakan, kegiatan pagelaran wayang kulit tersebut dapat memacu masyarakat untuk terus melestarikan budaya-budaya tradisional. Kegiatan kebudayaan seperti pentas wayang kulit tersebut juga bisa menjalin wadah silaturahmi antar sesame warga masyarakat.
Anggaran Rp 6 Miliar
Edi Purwanto mengatakan, DPRD dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi memiliki komitmen bersama meningkatkan pelestarian berabagai seni tradisional daerah nusantara di Provinsi Jambi. Pelestarian kesenian dan kebudayaan tradisional tersebut perlu terus dikembangkan agar jangan sampai punah. Generasi muda perlu mengetahui dan melakoni kesenian tradisional sebagai bagian dari rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
Dikatakan, untuk meningkatkan kegiatan kesenian dan kebudayaan tradisional di Provinsi Jambi, DPRD Provinsi Jambi sudah menyetujui pengalokasian anggaran pelestarian kesenian dan kebudayaan tradisional sekitar Rp 6 miliar dalam APBD Provinsi Jambi. Anggaran tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan tradisional dari berbagai etnis di Jambi.
“Sekitar Rp 6 miliar sudah kita anggarkan untuk kesenian tradisional di Provinsi Jambi. Ini sebagai bentuk perhatian kami untuk melestarikan budaya tradisional. Kiranya anggaran tersbeut bermanfaat, terutama bagi pelaku kesenian tradisional, seperti halnya kesenian wayang kulit yang diadakan malam ini,”pungkasnya. (Matra/AdeSM).