Kebakaran hutan dan lahan yang sangat luas, mencapai 100 hektare di Desa Peninjauan, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Senin – Selasa (2 – 3/10/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJambi).

(Matra, Jambi) – Kemarau panjang di Provinsi Jambi sudah berlangsung lebih empat bulan membuat kebaaran hutan dan lahan (karhutla) hampir tak terbendung. Karhutla di provinsi itu terus berlanjut hingga memasuki pekan pertama Oktober 2023. Tidak terkendalinya karhutla di Provinsi Jambi mengakibatkan luas karhuta pun akhirnya mentembus angka ribuan hektare.

Pelaksana Harian (Plh) Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brgijen TNI Supriono didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs Ariasyah, ME di Jambi, Selasa (3/10/2023) malam menjelaskan, total luas karhutla di Provinsi Jambi sejak Januari – Selasa (3/10/2023) sudah mencapai 1.025 hektare (ha).

Luas karhutla tersebut meningkat drastis hingga 861,05 ha atau 525 % dibandingkan total luas karhutla di Jambi tahun 2022 sekitar 163,95 ha. Namun total luas karhutla di Jambi hingga awal Oktober ini hanya sekitar 0,64 % bila dibandingkan dengan total luas karhutla di Jambi tahun 2019 sekitar 160.000 ha.

Dikatakan, peningkatan luas karhutla di Provinsi Jambi cukup drastic setiap hari selama dua pekan terakhir. Pada hari Senin – Selasa (2 – 3/10/2023) saja, penambahan luas karhutla di Jambi ada sekitar 107,92 ha. Penambahan karhutla paling luas terjadi di Desa Peninjauan, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, yakni sekitar 100 ha.

Kemudian karhutla di Desa Balai Rajo , Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo sekitar empat hektare, Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari (dua hektare), Desa Lubuk Kepayang, Air Hitam, Sarolangun (1,5 ha), Desa Desa Muntialo, Betara, Tanjungjabung Barat (0,4 ha) dan Kelurahan Rantaupanjang, Tabir, Merangin (0,02 ha).

Brigjen TNI Supriono yang juga menjabat Komandan Korem 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi menjelaskan, seluruh tim terpadu penanggulangan karhutla yang berada di 59 posko di enam kabupaten di Jambi hingga kini masih tetap siaga dan beregrak cepat melakukan pemadaman karhutla.

Dijelaskan, antisipasi dan pemadaman karhutla dilakukan secara optimal mencegah terjadinya bencana karhutla dan asap seperti tahun 1997, 2015 dan 2019. Pada bencana karhutla tahun 1997, luas karhutla di Jambi mencapai jutaan hektare.

Sisa-sisa karhutla di Desa Peninjauan, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Selasa (3/10/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJambi).

Kemudian tahun 2015, luas karhutla di Jambi mencapai 900.000 ha selama enam bulan masa kemarau. Sedangkan tahun 2019, total luas karhutla mencapai 160.000 ha selama enam bulan masa kemarau. Untuk lima bulan masa kemarau di Jambi tahun ini, luas karhutla sekitar 1.025 ha,”katanya.

“Jadi mitigasi dan pelaksanaan tugas Satgas Karhutla Jambi sudah sangat baik, mampu mereduksi dan mencegah timbulnya bencana kebakaran hutan dan lahan. Kendati areal karhutla bertambah setiap hari, namun karena pemadaman dilakukan cepat, karhutla tidak sampai meluas dan menimbulkan bencana karhutla dan asap seperti kejadian tahun 1997, 2015 dan 2019,”katanya.

Dijelaskan, munculnya asap karhutla yang menyelimuti Kota Jambi dan beberapa kabupaten dua pekan terakhir sebagian besar disebabkan adanya asap kiriman dari wilayah provinsi tetangga, yakni Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Asap karhutla dari Sumsel menyebar ke Jambi karena pergerakan angin berasal dari Selatan menuju Utara.

Sementara itu mengenai kondisi kerawanan karhutla di Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono mengatakan, beberapa kawasan hutan dan lahan di empat kabupaten di Jambi hingga kini masih rawan karhutla akibat kekeringan. Areal hutan dan lahan yang sangat rawan karhutla terdapat di enam lokasi, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi dengan tinggi muka air tanah hanya di bawah 40 – 80 centimeter (Cm).

Kerawanan karhutla yang cukup tinggi juga terdapat di dua lokasi, Kabupaten Tanjungjabung Timur, yakndi di Kecamatan geragai dan Mendahara Ulu. Tinggi muka air tanah di dua kecamatan tersebut juga berada di bawah 40 – 80 Cm, kategori sangat rawan terbakar.

Terkait, pencemaran udara akibat asap karhutla, Brigjen TNI Supriono mengatakan, kondisi udara di Jambi hingga Selasa (3.10/2023) masih masuk kategori tidak sehat. Hal itu ditandai dengan indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang berada pada angka 153 pm.

“Menyikapi kondisi udara yang masih tidak sehat ini, kami mengharapkan masyarakat Jambi tetap memakai masker ketika melakukan aktivitas di luar rumah. Anak-anak sekolah yang hingga kini juga masih belajar dalam jaringan (daring) tetap berada di rumah atau jangan banyak keluyuran di luar rumah agar jangan terpapar penyakit infeksi saluran pernafasan,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *