(Matra, Jambi) – Sedikitnya 100 hektare (ha) dari 200 ha perkebunan kelapa sawit yang baru ditanam di Desa Peninjauan, Kecamatan Muarosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi hangus terbakar. Kebakaran areal perkebunan kelapa sawit tersebut terjadi sejak Minggu (1/10/2023) dan baru padam Senin (2/10/2023) petang. Pemadaman kebakaran lahan tersebut dilakukan Tim Terpadu Pemadaman Karhutla Batanghari dan Provinsi Jambi. Pemadaman dilakukan melalui jalur darat dengan menggunakan mesin pompa dan selang air.
Pelaksana Harian (Plh) Kemandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penangglangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs H Ariansyah, ME di Jambi, Senin (2/10/2023) malam menjelaskan, kebakaran lahan tersebut terpantau sejak Minggu (1/10/2023) malam. Selanjutnya tim pemadaman karhutla yang berada di posko Kabupaten Batanghari bersama Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari melakukan pengecekan ke lokasi kebakaran.
Menurut Brigjen TNI Supriono, Tim Terpadu Pemadaman Karhutla Pos Batanghari berangkat dari posko di Muarabulian, Batanghari menuju lokasi kebakaran pukul 11.50 WIB. Tim yang menggunakan dua unit sepeda motor tiba di lokasi lokasi kebakaran sekitar pukul 15.15 WIB.
“Kebakaran lahan perkebunan tersebut ternyata berada di belakang balai adat Suku Anak Dalam (SAD), Desa Peninjauan, Muarosebo Ulu. Ketika petugas tiba di lokasi, sebagian lahan yang terbakar sudah padam. Sedangkan sebagian lagi lahan yang masih terbakar berhasil dipadamkan petugas Senin petang,”katanya.
Dijelaskan, luas lahan perkebunan dan pertanian di Desa Peninjauan tersebut mencapai 200 ha dan luas lahan yang terbakar sekitar 100 ha. Setelah memadamkan kebakaran lahan tersbeut, tim terpadu pun memberikan peringatan mengenai pencegahan dan bahaya pembakaran hutan dan lahan kepada warga sekitar. Namun tidak ada pelaku pembakaran lahan tersebut yang tertangkap di lokasi kebakaran.
Masih Terbakar
Menurut Brigjen TNI Supriono, kebakaran hutan dan lahan yang cukup luas, sejak Minggu – Senin (1 – 2/10/2023) terjadi juga di Desa Sungaibaung, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun. Luas karhutla tersebut mencapai 50 ha dan baru sekitar tiga hektare yang berhasil dipadamkan.
Kebakaran lahan kebun sawit dan lahan pertanian tersebut cukup sulit dipadamkan karena berada di areal gambut.Kemudian akses menuju lokasi kebakaran juga cukup sulit. Lokasi kebakaran hanya bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua.
“Pemadaan karhutla tersebut akan dilanjutkan Selasa (3/10/2023) melalui jalur darat. Beberapa regu pemadam kebakaran hutan dan lahan dari beberapa posko di Sarolangun siap diterjunkan ke lokasi kebakaran Selasa pagi,”katanya.
925,83 Ha Terbakar
Brigjen TNI Supriono mengatakan, total luas karhutla di Provinsi Jambi sejak Januari – Senin (2/10/2023) sudah mencapai 925,83 hektare (ha). Luas karhutla tersebut meningkat 761,88 ha atau 465 % dibandingkan total luas karhutla di Provinsi Jambi tahun 2022 sekitar 163,95 ha. Sekitar 90 % kejadian karhutla terjadi selama puncak musim kemarau medio Juli – awal Oktober 2023.
Dikatakan, karhutla di Provinsi Jambi paling luas terjadi di Kabupaten Batanghari, yakni sekitar 452,04 ha. Kemudian luas karhutla di Kabupaten Sarolangun sekitar 185,67 ha, Tebo (102,70 ha) dan Tanjungjabung Barat (51,75 ha). Kemudian di Kabupaten Muarojambi (46,47 ha), Bungo (39,60 ha), Tanjungjabung Timur (35,80 ha), Merangin (24,05 ha) dan Kota Jambi (empat heltare).
“Dari sekitar 925,83 ha total karhutla di Provinsi Jambi, sekitar 208, 5 ha berada di kawasan hutan dan sekitar 733,58 ha berada di areal penggunaan lain, termasuk perkebunan kelapa sawit dan karet. Kemudian sekitar 129,93 ha karhutla berada di kawasan hutan dan lahan gambut, sedangkan sekitar 812,15 ha berada di kawasan lahan mineral,”katanya.
Menurut Brigjen TNI Supriono, luas karhutla di Provinsi Jambi diperkirakan masih bertambah menyusul masih terjadinya karhutla di Jambi hingga Senin (2/10/2023). Karhutla juga diperkirakan masih terjadi hingga sepekan mendatang jika hujan tidak turun. Kerawanan karhutla di Jambi masih sangat tinggi karena kemarau masih berlanjut dan kekeringan kawasan lahan dan hutan terus meningkat.
“Seluruh Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla di Provinsi Jambi masih siaga dan bergerak terus melakukan pemadaman karhutla. Mereka siaga di 59 pos komando (posko) di desa-desa rawan karhutla yang berada di enam kabupaten. Selain itu empat helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) di Jambi juga masih terus melakukan pemadaman karhutla melalui udara menggunakan water bombing (bom air),”ujarnya.
Terkait hotspot (titik api), Brigjen TNI Supriono menjelaskan, jumlah hotspot di Jambi sudah berkurang dari sebanyak 37 titik pada hari Minggu (1/10/2023) menjadi 15 titik pada Senin (2/10/2023). Hotspot tersebut tersebar di Kabupaten Tanjungjabung Barat sebanyak lima titik, Merangin (empat titik), Batanghari dan Kerinci masing-masing dua titik dan di Kabupaten Tebo satu titik.
“Sebanyak 10 hotspot berada di kawasan hutan, lima hotspot di areal masyarakat. Lima hotspot tersebut terdapat di kawasan perusahaan migas, PetroChina,”katanya. (Matra/AdeSM).