(Matra, Jambi) – Merger (Penggabungan) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III dan IV genap berusia dua tahun, 1 Oktober 2023. Melalui merger tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelindo (Persero) pun banyak berbenah. Selain pembenahan aspek fisik (sarana dan prasarana), manajemen, penerapan teknologi, peningkatan sumber daya manusia (SDM), PT Pelindo juga membenahi aspek publikasi atau pemberitaan kegiatan perusahaan.
Melalui perbaikan manajamen Hubungan Masyarakat (Publik Relation), PT Pelindo secara umum, khususnya di tingkat pusat berupaya menggandeng pers untuk meningkatkan publikasi kegiatan pelabuhan kepada masyarakat luas. Publikasi kegiatan PT Pelindo tersebut dinilai penting guna memberikan masukan bagi para pengusaha perdagangan (eksportir dan importir) mengenai peningkatan kualitas pelayanan PT Pelindo di setiap pelabuhan di Indonsia.
Publikasi tersebut juga penting guna melakukan peningkatan sosialisasi program-program pembaharuan (trasformasi) PT Pelindo kepada masyarakat luas, khususnya pihak mitra PT Pelindo dari kalangan pengusaha maupun lembaga lain di dalam hingga ke luar negeri.
Namun peningkatan publikasi kegiatan PT Pelindo tersebut belum sepenuhnya dilakukan cabang-cabang PT Pelindo di berbagai daerah di Tanah Air. Karena itu masyarakat luas terkesan masih buta terhadap kemajuan perdagangan melalui pelabuhan yang dikelola PT Pelindo di berbagai daerah.
Salah satu daerah yang kurang maksimal melakukan publikasi kegiatan perdagangan di pelabuhan cabang, yakni Provinsi Jambi. Provinsi Jambi memiliki dua pelabuhan barang dan satu pelabuhan penumpang. Satu pelabuhan yang kini kegiatannya terus meningkat, yakni Pelabuhan Talang Duku, Kecamatan Taman Raja, Kabupaten Muarojambi yang dikelola PT Pelindo Regional 2 Cabang Pelabuhan Jambi.
Pelabuhan yang berada di tepian Sumngai Batanghari tersebut hingga kini masih menjadi pelabuhan andalan untuk kegiatan perdagangan dalam dan luar negeri. Pelabuhan Talang Duku bahkan hingga kini masih menjadi pelabuhan utama ekspor – impor di Provinsi Jambi.
Kemudian ada juga Pelabuhan Muarasabak. Pelabuhan yang berada di kawasan pantai timur, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi tersebut belum berfungsi maksimal sebagai pelabuhan samudera. Hal tersebut disebabkan pembangunan berbagai fasilitas kegiatan ekspor impor dan perdagangan di pelabuhan tersebut yang hingga kini belum lengkap.
Sementara pelabuhan penumpang di Kualatungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi yang menjadi jalur utama transportasi laut Jambi – Batam, Provinsi Kepulauan Riau kini dikelola Kementerian Perhubungan. Pelabuhan tersebut tidak lagi dikelola PT Pelindo.
Hingga kini kegiatan ekspor impor dan perdagangan dalam negeri di Pelabuhan Talang Duku dan Pelabuhan Muarasabak belum terpublikasi dengan baik. Kondisi tersebut memprihatinkan sebab Provinsi Jambi dan Tanjungjabung Timur memiliki Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) yang dilengkapi dengan fasilitas dan SDM yang memadai.
Pelepasan Ekspor
Selah satu bukti kurang optimalnya kegiatan publikasi kegiatan pelabuhan di Jambi nampak dari kegiatan pelepasan ekspor berbagai produk unggulan Provinsi Jambi di Pelabuhan Talangduku, Taman Raja, Muarojambi, Sabtu (23/9/2023). Padahal kegiatan pelepasan ekspor produk unggulan Jambi tersebut dihadiri Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Gubernur Jambi, H Al Haris, Anggota DPR RI, HA Bakri dan Desy Ratnasari.
Diskominfo Provinsi Jambi sendiri saat tersebut sama sekali tidak mengkoordinasikan dan tidak mengundang seluruh media di Jambi untuk peliputan kegiatan pelepasan ekspor tersebut. Bahkan Dinas Kominfo Provinsi Jambi sendiri tidak melakukan peliputan pelepasan ekspor itu.
Hal tersebut membuat kegiatan ekspor tersebut tidak terpublikasi dengan baik dan luas. Kondisi itu memprihatinkan, sebab Pemprov Jambi melalui Diskominfo Provinsi Jambi sudah bermitra dengan ratusan media di Provinsi Jambi.
Pihak Manajemen Pelabuhan Cabang Jambi juga masih kurang merangkul jajaran pers (media) di Jambi untuk meliput dan mengekspose (mempublikasikan) kegiatan ekspor tersebut. Dampaknya, masyarakat luas di Jambi kurang mengetahui kegiatan ekspor produk unggulan Jambi dari Pelabuhan Talang Duku tersebut.
Pemberitaan mengenai pelepasan ekspor produk unggulan Jambi yang dilakukan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan tersebut pun agak terbantu terekspose media-media nasional melalui release (keterangan pers) yang disajikan Humas Kementerian Perdagangan.
Sepinya pemberitaan-pemberitaan mengenai kegiatan kepelabuhanan di Jambi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Hal tersebut disebabkan bagian kehumasan pelabuhan dan pemerintah daerah tidak difungsikan dengan baik. Selain itu, koordiasi antara kehumasan Pelabuhan Cabang Jambi juga tidak terkoneksi (tidak memiliki hubungan baik) dengan jajaran humas atau diskominfo pemerintah daerah.
Padahal seandainya, jika pihak manajeman Pelabuhan Cabang Jambi melakukan koordinasi dengan baik dengan jajaran diskominfo pemerintah daerah, peliputan dan pemberitaan berbagai kegiatan pelabuhan di Jambi akan terekspose dengan baik dan intensif.
Hal itu bisa dicapai karena diskominfo pemerintah daerah di Jambi sudah memiliki “pasukan” atau para juru warta. Baik juru warta dari kalangan diskominfo sendiri, maupun juru warta dari media-media yang bermitra dengan diskominfo.
Kemudian publikasi mengenai kondisi Pelabuhan Muarasabak, Tanjungjabung Timur yang sejak lama digadang-gadang menjadi pelabuhan samudera di pantai timur Provinsi Jambi juga masih sangat minim. Kondisi itu membuat perkembangan pelabuhan tersebut tidak banyak diketahui masyarakat, termasuk para pengusaha perdagangan.
Informasi yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra), Pelabuhan Muarasabak belum bisa difungsikan secara maksimal untuk pengiriman (ekspor) berbagai komoditi unggulan Jambi. Masalahnya, hilirisasi industri di Jambi belum mengarah arah Tanjungjabung Timur. Karena itu para pengusaha masih enggan melakukan ekspor produk mereka melalui Pelabuhan Muarasabak karena jarak yang jauh, kualitas jalan kurang memadai dan ongkos kirimnya terlalu mahal.
Para eksportir dan pedagang dalam negeri masih banyak memanfaatkan Pelabuhan Talang Duku sebagai pintu gerbang atau pengiriman dan penerimaan produk perdagangan. Padahal sebenarnya jarak Pelabuhan Muarasabak ke pintu alur laut lebih dekat dibandingkan pelabuhan Talang Duku.
Waktu tempuh kapal dari Pelabuhan Muarasabak ke pintu alur laut pantai timur Jambi hanya sekitar tiga jam. Sedangkan waktu tempuh dari Pelabuhan Talang Duku, Muarojambi ke pintu alur luar pantai timur Jambi tersebut mencapai 24-30 jam.
Kondisi Pelabuhan Muarasabak tersebut selama ini belum banyak terpublikasi, sehingga penanganan masalah yang dihadapi pelabuhan tersebut hingga kini tidak tertangani dengan baik. Akhirnya Pelabuhan Muarasabak yang dibangun di masa kepemimpinan Gubernur Jambi, Drs H Abdurahman Sayoeti tahun 2009 tersebut hingga kini belum berfungsi secara maksimal sebagaimana harapan semula, yakni menjadi pelabuhan samudera, pintu gerbang perdagangan internasional di pantai timur Sumatera.
Angkat Pamor
Menyikapi hilangnya jejak publikasi kegiatan – kegiatan pelabuhan di Jambi, pihak PT Pelindo Regional 2 Cabang Pelabuhan Jambi dan jajaran Diskominfo Provinsi Jambi, Diskominfo Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Kabupaten Tanjungjabung Barat perlu meningkatkan kerja sama, koordinasi dan kegiatan di bidang publikasi.
Salah satu program bersama yang bisa dilakukan, yakni melaksanakan pelatihan jurnalistik di jajaran Humas PT Pelindo Regional II Cabang Provinsi Jambi dengan jajaran Diskominfo Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Tanjungjabung Barat. Pelatihan itu penting agar jajaran kehumasan Pelindo Cabang Jambi dan diskominfo daerah di Jambi bisa menyajikan perkembangan kegiatan pelabuhan-pelabuhan di Jambi secara intensif, real time (setiap saat) dan online.
Selain itu, kerja sama pihak Pelabuhan Cabang Jambi, Diskominfo Provinsi Jambi, Diskominfo Tanjungjbabung Timur dan Tanjungjabung Barat dengan insan pers (media massa) di Jambi perlu dilakukan secara berkala. Kegiatannya bisa berupa media gathering (peremuan media) atau lomba karya jurnalistik seperti yang dilakukan PT Pelindo Pusat medio Agustus – September 2023.
Melalui pembekalan dan kerja sama di bidang kegiatan jurnalistik tersebut, publikasi kegiatan-kegiatan pelabuhan di Provinsi jambi pun akan terjaga dengan baik. Melalui publikasi tersebut, berbagai kekurangan pengelolaan kegiatan pelabuhan bisa lebih terbuka, sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara bersama – sama.
Kemudian melalui kerja sama kegiatan publikasi tersebut, peningkatan kemajuan-kemajuan pembangunan pelabuhan di Jambi setelah merger Pelindo pun dapat tersebar lebih luas. Dengan demikian pamor dan citra Pelabuhan Jambi semakin terangkat.
Selain itu peningkatan publikasi tersebut juga penting menggalang dukungan masyarakat terhadap percepatan pembangunan di Jambi, meningkatkan kepercayaan pengusaha (eksportir dan importir) terhadap menajamen pelabuhan serta mendongkrak volume dan nilai ekspor dari pelabuhan di Jambi.
Dengan demikian kontribusi kegiatan pelabuhan di Jambi terhadap penerimaan devisa negara, pendapatan asli daerah dan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat Jambi akan semakin meningkat. Ketiga harapan tersebut perlu diwujudkan guna membuktikan besarnya manfaat merger Pelindo. Semoga. (Matra/Radesman Saragih).