(Matra, Jambi) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi masih terus mengganas menyusul kemarau panjang yang masih terjadi di provinsi itu. Sangat tingginya kerawanan karhutla akibat kekeringan di provinsi itu membuat api masih terus melalap areal perkebunan kelapa sawit dan karet.
Salah satu areal kebun karet dan sawit yang hangus dilalap si jago merah di Jambi dua hari terakhir, Selasa – Rabu (26 – 27/9/2023) terdapat di kawasan perkebunan Desa Sungaiabang, Kecamatan Sarolangun dan Desa Guruh Baru, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun. Kemudian terjadi juga kebakaran semak belukar di Desa Pematanggajah, Kecamatanjambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi sekitar 0,5 hektare (ha).
Berdasarkan laporan Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Rabu (27/9/2023), luas areal kebun sawit dan karet yang terbakar di Desa Sungaiabang dan Guruh Baru tersebut mencapai lima hektare. Kebun karet yang terbakar di Desa Sungaiabang sekitar dua hektare dan kebun sawit dan karet yang terbakar di Desa Guruhbaru sekitar tiga hektare.
Koordinator Tim Analisis Satgas Karhutla Provinsi Jambi, Ir Simon Petrus Sihotang di Jambi, Kamis (28/9/2023) pagi menjelaskan, pasukan pemadaman karhutla yang terdiri dari unsur Manggala Agni, TNI, Polri dan Masyarakat Peduli Api (MPA) telah berhasil memadamkan kebakaran di lahan kebun karet Desa Sungaiabang.
“Namun pemadaman kebakaran di kebun sawit dan karet Desa Guruhbaru belum bisa dituntaskan hingga Rabu malam. Pemadaman kebakaran areal sawit dan karet tersebut masih dilanjutkan Kamis (28/9/2023),”katanya.
Udara Memburuk
Meningkatnya karhutla di Jambi dan wilayah Sumatera Selatan membuat asap yang menyebar ke wilayah Kota Jambi semakin tebal. Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Kamis (28/9/2023) pagi, asap karhutla yang menyelimuti kota tersebut cukup tebal. Tebalnya asap membuat kualitas udara semakin memburuk. Asap membuat tenggorokan terasa gatal, nafas sesak dan mata pedih.
Berdasarkan data pemantau kualitas udara di kawasan Tugu Keris Siginjai, Kotabaru, Kota Jambi, Kamis (28/9/2023), indeks standar pencemaran udara (ISPU) mencapai angka 119 pm atau kategori udara tidak sehat. ISPU tersebut meningkat dibanding Rabu (27/9/2023) pagi pada angka 109 pm.
Menyikapu penurunan kualitas udara tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs Ariansyah, ME mengingatkan warga Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi dan daerah lain yang terimbas asap karhutla di Jambi agar tetap menggunakan masker ketika melakukan kegiatan di luar rumah.
“Anak-anak sekolah juga kami minta menggunakan amsker dan mengurangi kegiatandi luar ruang kelas. Para guru dan orangtua kami harapkan mengawasi anak-anak agar tetap menggunakan amsker di luar rumah,”katanya.
“Hotspot” Melonjak
Sementara itu menurut Simon Sihotang, karhutla di Provinsi Jambi pekan ini cenderung meningkat menyusul hujan yang musim kemarau yang terus berlanjut. Kemarau panjang menyebabkan sebagian besar kawasan hutan dan lahan di Provinsi Jambi sangat rawan terbakar.
Meningkatnya karhutla di Jambi tercermin dari melonjaknya jumlah hotspot (titik api) di Jambi. Pantauan Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (26/9/2023), jumlah hotspot di Jambi sempat melonjak hingga mencapai 140 titik. Kemudian jumlah hotspot tersebut berkurang menjadi 18 titik pada Rabu (27/9/2023) sore. Jumlah hotspot tersebut meningkat dibandingkan Senin (25/9/2023) hanya sembilan titik.
Hotspot yang terpantau di Jambi, yakni di Kabupaten Tanjungjabung Barat sebanyak 10 titik. Hotspot tersebut terdapat di areal perkebunan sawit dan karet Desa Tanah Tumbuh, Kecamatan Renah Mandaluh (dua titik), di Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara (enam titik) dan di Desa Bram Itam Kanan, Bram Itam (dua titik).
Kemudian hotspot lainnya terdapat di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari sebanyak enam titik dan di Desa Pematang Panjang, Tanah Sepenggal Lintas dan Desa Rantau Panjang, Jujuhan, Kabupaten Bungo sebanyak dua titik.
Dijelaskan, total karhutla di Provinsi Jambi sejak Januari – Selasa (26/9/2023) sudah mencapai 733,33 hektare (ha). Total karhutla tersebut meningkat 17 ha dibandingkan Minggu (24/9/2023) sekitar 716,33 ha.
“Untuk mencegah terus terjadinya karhutla di Jambi, seluruh Tim terpadu Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi yang masih siaga di 59 posko di enam kabupaten mengintensifkan penyuluhan mengenai pencegahan karhutla kepada para petani dan warga masyarakat sekitar hutan,”katanya.
Terkait penanganan kasush karhutla, Simon Sihotang mengatakan, total kasus karhutla yang kini diproses Tim Penegakan Hukum (Gakkum) Satgas Karhutla Jambi mencapai 46 kasus. Sebanyak satu kasus sudah diajukan ke pengadilan. Kemudian tujuh kasus memasuki tahap penyidikan. Sedangkan 39 kasus masih tahap penyelidikan. (Matra/AdeSM).