(Matra, Jambi) – Sebanyak delapan orang pelaku pembakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi yang saat ini sudah ditetapkan menjadi tersangka segera diajukan ke pengadilan. Satu di antara tersangka tersebut kini sudah menjalani penuntutan (tahap II). Sedangkan tujuh orang tersangka lainnya masih dalam tahap penyidikan pihak Tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Harian (Plh) Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono di Jambi, Kamis (21/9/2023). Menurut Brigjen TNI Supriono, total kasus karhutla yang ditangani Tim Gakkumdu Jambi sebanyak 46 kasus dengan tersangka delapan orang.
Sebanyak tujuh kasus karhutla tersebut masih dalam tahap penyidikan di beberapa Polres di Jambi. Sebanyak dua kasus diproses di Polres Muarojambi. Satu kasus di proses di Polres Batanghari, satu kasus di Polres Tebo, satu kasus di Polres Bungo dan satu sasus di Polres Sarolangun. Sedangkan sebanyak 39 kasus masih dalam tahap penyelidikan.
“Seluruh kasus karhutla tersebut melibatkan oknum perambah hutan dan petani. Sedangkan pelaku karhutla dari kalangan perusahaan tidak ada. Seluruh kasus karhutla tersebut akan diproses hingga tuntas untuk memberikan efek jera kepada para pelaku pembakar hutan dan lahan,”katanya.
Dijelaskan, luas karhutla di Provinsi Jambi sejak Januari 2023 – Kamis (21/9/2023) sudah mencapai 714,33 hektare (ha). Karhutla yang cukup luas terjadi di beberapa kabupaten, khususnya Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur, Batanghari, Tebo, Bungo dan Sarolangun. Sebagian besar karhutla di Jambi terjadi di akwasan hutan, areal perkebunan kelapa sawit dan areal pengunaan lain atau areal masyarakat.
Karhutla Menurun
Brigjen TNI Supriono mengatakan, kasus karhutla di Provinsi Jambi tiga hari terakhir cenderung menurun menyusul turunnya hujan. Curah hujan cukup tinggi, sehingga kawasan hutan dan lahan yang sebelumnya sangat rawan terbakar menjadi basah dan aman dari kebakaran. Turunnya kasus karhutla tersebut ditandai dengan berkurangnya hotspot (titik api) di daerah tersebut.
Dijelaskan, berdasarkan pantauan satelit Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), jumlah hotspot di Jambi, Rabu (20/9/2021) petang tersisa sebanyak Sembilan titik. Kemudian pada Kamis (21/9/2023) pagi, hotspot berkurang menjadi empat titik dan Kamis sore hotspot di Jambi nihil.
Menurut Brigjen TNI Supriono, drastisnya penurunan karhutla di Jambi membuat kualitas udara juga semakin membaik. Berdasarkan pantauan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Kamis (21/9/2023) pagi, indeks standar pencemaran udara (ISPA) di Kota Jambi berada pada angka 56 pm atau masuk kategori baik.
Dikatakan, kendati karhutla dan hotspot berkurang drastis, Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi masih tetap menyiagakan seluruh pasukan pemadam karhutla di 59 pos komando (posko) yang tersebar di enam kabupaten. Kemudian patroli karhutla juga masih terus dilakukan. Baik melalui darat maupun udara.
“Untuk akhir pekan ini, kami mengimbau warga masyarakat di Jambi waspada cuaca ekstrim akibat hujan, petir dan angin puting beliung. Berdasarkan perkiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jumat (22/9/2023), wilayah Kota Jambi dan beberapa kabupaten di Jambi berpotensi dilanda hujan ringan hingga lebat,”katanya.
Sementara itu, pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Jumat (22/9/2023) dini hari, hujan lebat mengguyur kota tersebut. Lebatnya hujan dalam waktu atau durasi yang cukup lama membuat beberapa ruas jalan sempat tergenang banjir. (Matra/AdeSM).