Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kanan) mengamati benda peninggalan sejarah dan kebudayaan masyarakat Jambi pada Pameran Etnografi di Museum Siginjei, Kota Jambi, Selasa (19/9/2023). (Foto : Matra/KominfoJbi)

(Matra, Jambi) – Provinsi Jambi memiliki khasanah (kekayaan) peninggalan sejarah dan kebudayaan yang sangat berharga. Koleksi bukti-bukti kekayaan sejarah dan budaya tersebut kini banyak tersimpan di Museum Negeri Siginjei Jambi di Kota Jambi. Guna memperkenalkan bukti-bukti sejarah dan budaya Jambi tersebut kepada masyarakat luas, berbagai koleksi sejarah dan budaya yang tersimpan di Museum Siginjei tersebut pun dipamerkan.

Pameran koleksi etnografi (catatan dan bukti sejarah dan budaya) Jambi tersebut digelar mulai Senin – Sabtu (18 – 23/9/2023). Pameran etnografi tersebut merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi (Pesta Jelajah Sejarah dan Budaya) 2023 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat dan di beberapa kabupaten dan kota se-Provinsi Jambi mulai Sabtu (24/6/2023) hingga November 2023.

Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH ketika meninjau pameran etnografi di Museum Siginjei, Kota Jambi, Selasa (19/9/2023) mengungkapkan, pameran etnografi tersebut merupakan salah satu upaya Museum Siginjei Jambi mengangkat sekaligus memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya Jambi kepada masyarakat luas. Karena itu warga masyarakat Jambi diharapkan menyaksikan langsung pameran tersebut.

Dikatakan, museum memiliki peran sangat strategis dan sering pula disebut sebagai jendela budaya. Museum berperan membangun karakter dan identitas bangsa melalui berbagai koleksi yang memiliki nilai budaya, kesejarahan dan keilmuan. Keberadaan berbagai koleksi museum yang sarat nilai-nilai kearifan budaya masyarakat di masa lalu hingga masa sekarang, dapat memperkuat jati diri bangsa.

“Koleksi benda-benda bersejarah dan bernilai budaya yang tersimpan di museum juga bisa membangkitkan kebanggaan, menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat kebangsaan itu penting menjadi benteng menghadapi arus globalisasi yang tidak selalu positif,”katanya.

Gubernur Jambi, H Al Haris membuka Pameran Etnografi di Museum Siginjei, Kota Jambi, Selasa (19/9/2023). (Foto : Matra/KominfoJbi).

Museum Komunikatif

Menurut Al Haris, museum yang komunikatif hanya museum yang memamerkan koleksinya melalui teknik penyajian dan pameran sesuai perkembangan dan kemajuan zaman. Pameran disajikan dengan tema-tema terstruktur bersifat didaktif, interpretatif dan emansipatoris.
Karena itu, lanjut Al Haris, pameran etnografi di Museum Siginjei Jambi sangat tepat untuk memperkenalkan dan menginformasikan peradaban masyarakat Melayu Jambi. Melalui pameran koleksi budaya (etnografi) masyarakat dan generasi muda kita dapat memahami peradaban masa lalu.

“Bukti-bukti sejarah dan budaya masa lalu bisa menjadi kajian dan inspirasi bagi kita untuk melestarikan kebudayaan,”katanya.

Al Haris mengatakan, sebagai ruang transformasi nilai warisan budaya bangsa dari generasi terdahulu kepada generasi sekarang, museum harus mampu menata dan berbenah diri. Kemudian museum juga harus mampu beradaptasi dengan teknologi komunikasi dan publikasi kekinian sesuai kebutuhan masyarakat. Generasi muda harus terus digugah agar tertarik mengakses berbagai ilmu pengetahuan yang ada di museum.

Kaya Sejarah

Dikatakan, Provinsi Jambi sangat kaya peninggalan sejarah dan budaya. Kekayaan sejarah dan budaya tersebut tersebar di berbagai daerah dan beragam bentuk. Baik yang tangible (berbentuk nyata) maupun intangible (tidak nyata). Peninggalan sejarah dan budaya tersebut sudah banyak digali dan ditemukenali. Namun masih banyak juga peninggalan sejarah dan budaya tersebut masih terpendam di bumi maupun di bawah air.

“Peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya yang sudah ditemukenali sebagian disimpan, dilestarikan dan dipamerkan di museum,”katanya.

Menurut Al Haris, pameran etnografi di Museum Siginjei tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melihat koleksi sejarah dan budaya tersebut dari masa ke masa sesuai peradabannya.

“Melalui pameran ini, kita bisa melihat sejauh mana koleksi sejarah Jambi dari masa ke masa sesuai dengan peradabannya. Dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa Jambi memiliki khasanah koleksi sejarah dan budaya,”ujarnya.

Al Haris menjelaskan, pemerintah menggelar agenda tertulis Kenduri Swarnabhumi untuk menggugah masyarakat agar kembali melihat peradaban masyarakat Jambi, sejarah dan peradaban masyarakat Jambi di Sungai Batanghari.

“Sungai Batanghari pada zaman dahulu kala merupakan perlintasan sejarah budaya, perdagangan, agama dan sebagainya. Karena itu Kenduri Swarnabhumi digelar untuk membangkitkan kembali semangat generasi muda merevitalisasi (memperbaiki) dan menjaga lingkungan Sungai Batanghari,”katanya.

Al Haris mengharapkan, peningkatan pengetahuan dan kecintaan masyarakat Jambi mengenai sejarah Sungai Batanghari akan menggugah mereka mengembalikan peran Sungai Batanghari sebagai pusat dan lintasan sejarah budaya, perdagangan maupun transportasi.

Dikatakan, Pemrov Jambi hingga kini belum memprioritaskan anggaran untuk pembangunan bidang sejarah dan kebudayaan. Hal itu tercermin masih relatif kecilnya anggaran urusan kebudayaan. Hal itu disebabkan kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas. Sementara pembangunan sektor prioritas seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan harus segera diselesaikan.

Al Haris mengatakan, anggaran pembangunan sektor kebudayaan di Jambi pada masa mendatang perlu ditingkatkan. Hal itu penting guna meningkatkan upaya pengelolaan dan pelestarian koleksi benda-benda di museum.

“Koleksi museum perlu dirawat dengan baik karena sangat penting menjadi bahan kajian para pakar untuk mendalami perjalanan panjang proses kebudayaan sesuai disiplin keilmuan yang mereka miliki,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *