
(Matra, Jambi) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi tidak lagi hanya menghanguskan kebun-kebun sawit dan hutan alam. Karhutla di provinsi itu kini sudah meluas kekawasan taman hutan raya (tahura). Hal itu ditandai dengan terbakarnya sekitar 30 hektare (ha) kawasan Tahura Senami, Desa Sridadi, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Kebakaran tahura tersebut terjadi sejak Minggu (17/9/2023) dan belum bisa dipadamkan secara menyeluruh hingga Selasa (19/9/2023). Pemadaman karhutla di tahura yang sebagian dipenuhi pohon langka khas Jambi, yakni jenis bulian tersebut masih dilanjutkan hingga Rabu (20/9/2023). Pemadaman tidak hanya dilakukan melalui jalur darat, tetapi juga melalui udara menggunakan water bombing (bom air) dari helikopter.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs Ariansyah, ME di Jambi, Selasa (19/9/2023) malam menjelaskan, kebakaran di kawasan Tahura Sridadi, Batanghari terpantau melalui satelit NASA-SNPP.
“Ketika Tim Terpadu Satgas Provinsi Jambi memantau lokasi kebakaran melalui patroli udara menggunakan helikopter, api masih membakar tebangan pohon kayu dan semak belukar. Luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 30 ha,”katanya.

Sangat Rawan
Tahura Senami yang memiliki luas sekitar 15.000 ha kini sudah banyak rusak. Pohon-pohon bulian di kawasan tahura yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Jambi itu sudah banyak yang ditebang. Kemudian sebagian kawasan tahura juga digarap perambah dan warga sekitar menjadi kebun kelapa sawit.
Menurut Brigjen TNI Supriono, sama seperti kawasan hutan, lahan perkebunan dan areal penggunaan lain di Jambi yang kini sangat rawan terbakar akibat kemarau, kawasan Tahura Senami juga sangat rawan terbakar. Karena itu pencegahan kebakaran di kawasan Tahura Senami harus benar-benar dilakukan secara intensif. Baik melalui patroli, penjagaan di sekitar lokasi maupun sosialisasi pencegahan karhutla kepada warga sekitar.
Brigjen TNI Supriono mengatakan, seluruh pasukan pemadaman karhutla di Provinsi Jambi masih siaga di 59 pos komande (posko) di enam kabupaten. Posko di Kabupaten Tanjungjabung Timur sebanyak 16 pos, Tanjungjabung Barat (14 pos), Muarojambi (11 pos), Tebo (delapan pos), Sarolangun (tujuh pos) dan Batanghari (tiga pos).
Pasukan pemadam kebakaran hutan dan lahan di Jambi berasal dari unsur TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, Polisi Kehutanan (Polhut), Masyarakat Peduli Api (MPA), perusahaan dan warga masyarakat desa sekitar.
Mengenai hotspot (titik api), Danrem 042/Gapu Jambi tersbebut menjelaskan, jumlah hotspot di Provinsi Jambi berdasarkan pantauan satelit Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehuitanan (KLHK), Selasa (19/9/2023) tersisa hanya empat titik.
Hotspot api berada di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari satu titik, Desa Sengekyti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi (satu titik), Desa Pemayungan, KecamatanSumay, Kabupaten Tebo dan Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabngu Barat.
Terkait, kualitas udara, Brigjen TNI Supriono mengatakan, kualitas di Kota Jambi dan sekitarnya sudah membaik menyusul berkurangnya asap karhutla yang menyelimuti kota tersebut. Bardasarkan pantauan Dinas Lingkungan Provinsi Jambi, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Jambi berada pada angka 64 pm atau masuk kategori sedang. Sedangkan ISPU di Tanjungjabung Timur berada pada angka 48 pm atau kondisi baik.
Sementara mengenai luas karhutla di Jambi, Brigjen TNI Supriono mengatakan, total luas di Jambi mulai sejak Januari – Selasa (19/9/2023) mencapai 691,45 ha. Sekitar 90 % luas karhutla tersebut terjadi medio Juli – September 2023. Luas karhutla tersebut meningkat drastis dibandingkan dengan total luas karhutla di Jambi tahun 2022 hanya sekitar 163,95 ha.
Terkait kasus karhutla, tambahnya, kasus karhutla yang kini ditangani Tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Provinsi Jambi sebanyak 47 kasus dengan tersangka tujuh orang. Kasus karhutla yang sedang diproses hukum sebanyak enam kasus.
Satu kasus di wilayah Tebo sudah memasuki tahap penuntutan (Tahap II). Sedangkan lima kasus lainnya, yakni di Muarojambi dua kasus, Batanghari, Tanjungabung Barat, Tebo dan Sarolangun masing-masing satu kasus masih memasuki tahap penyidikan. Selanjutnya 40 kasus dalam tahap penyelidikan. (Matra/AdeSM).