Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara. (Foto : Matra/HumasDPRDJbi).

(Matra, Jambi) – Kalangan DPRD Provinsi Jambi mengimbau warga masyarakat Jambi menghemat penggunaan air mengantisipasi krisis air bersih akibat kemarau panjang yang hingga kini masih melanda berbagai daerah di Provinsi Jambi. Hemat air tersebut perlu dilakukan karena sumber air bersih di Jambi semakin berkurang akibat penurunan debit air sungai, kekeringan sumur dan terbatasnya pasokan air bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Jambi.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara di Jambi, Jumat (15/9/2023) mengatakan, kemarau panjang yang melanada Jambi tiga bulan terakhir membuat kekeringan meluas. Kekeringan tidak hanya menyebabkan areal sawah dan tanaman pangan banyak yang terancam puso.

“Kemarau juga membuat warga masyarakat di Jambi mengalami krisis air bersih. Sumber air warga masyarakat yang mengandalkan sumur dan air sungai kering akibat kemarau. Kemudia warga yang mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersih juga terdampak kekeringan. Karena itu sebagian warga mengalami krisis air bersih, khususnya di daerah-daerah dataran tinggi,”katanya.

Menyikapi dampak kemarau panjang yang menyebabkan krisis air bersih tersebut, Pinto Jayanegara mengimbau warga masyarakat Jambi hemat pengunaan air bersih. Warga diminta menggunakan air bersih seperlunya untuk kebutuhan air minum, memasak dan mandi.

Penggunaan air bersih untuk kegiatan yang bukan prioritas diharapkan dikurangi. Kemudian pihak pemerintah di Jambi juga diminta membantu masyarakat mengatasi krisis air bersih dengan meningkatkan distribusi bantuan air bersih.

“Kondisi krisis air bersih akibat kekeringan ini tidak bisa kita elakkan. Apalagi memang cuaca sedang ekstrim, kemarau panjang dan curah hujan rendah. Karena itu kami mengimbau masyarakat menghemat air bersih,”katanya.

Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono bersama Brimob Polda Jambi menyalurkan bantuan air bersih di Kelurahan Talangbakung, Kota Jambi, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/HumasPoldaJbi).

Delapan Desa

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah mengatakan, dari 1.414 desa di Provinsi Jambi, jumlah desa yang kini mengalami kekeringan dan krisis air bersih ada delapan desa. Warga yang mengalami krisis air bersih terutama yang tinggal daerah dataran tinggi, sulit sumber air tanah atau sumur. Kemudian permukiman warga jauh dari jangkauan jaringan pipa air minum.

“Kedelapan desa yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih tersebut terdapat di Kabupaten Muarojambi dan Tanjungjabung Timur. Bantuan air bersih sudah dipasok ke beberpa desa yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Muarojambi, yakni di Desa Sebapo dan Pondok Meja,”katanya.

Dikataan, hingga kini, BPBD Provinsi Jambi sudah mendata desa-desa yag dilanda kekeringan. Bantuan air bersih akan diupayakan secepatnya ke desa – desa yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih tersebut.

“Kami juga sudah meminta seluruh kepala BPBD kabupaten dan kota membantu pengadaan dan distribusi air bersih kepada warga mengalami krisis air bersih. Pengadaan bantuan dan distribusi air bersih tersebut bisa dilakukan melalui koordinasi dan kerja sama dengan jajaran TNI, Polri, perusahaan dan pemerintah daerah, khususnya perusahaan air minum,”katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Thaha-Jambi, Ibnu Sulistyono mengatakan, pihaknya memperkirakan kemarau masih berlanjut hingga sepekan ini. Medio 11 – 16 September 2023 masih masuk puncak musim kemarau.

“Kami perkirakan, hujan akan mulai turun di Jambi 17 – 18 September 2023. Karena itu warga masyarakat Jambi harus tetap waspada cuaca ekstrim dari kemarau yang disertai kekeringan berubah menjadi hujan lebat yang berakibat banjir hingga angina putting beliung,”ujarnya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *