Komda PMKRI Sumbagsel, Pratama Simarmata. (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Kemarau panjang yang masih melanda Kota Jambi dan berbagai daerah kabupaten di Provinsi Jambi hingga pertengahan September ini membuat warga masyarakat di daerah tersebut semakin banyak yang mengalami krisis air bersih. Kemarau panjang membuat sumur-sumur warga kering, air sungai mendangkal dan keruh. Sedangkan pasokan air bersih daris perusahaan air minum semakin sering tersendat dan terkadang tidak ada.

Daerah-daerah yang dilanda kekeringan di Kota Jambi terutama di dataran tinggi wilayah pinggiran kota seperti Kelurahan Talang Bakung, Bagan Pete, Mayang dan sebagainya. Sedangkan wilayah Kabupaten Muarojambi yang dilanda kekeringan meliputi Desa Pondok Meja, Desa Sebapo dan desa lain di Kecamatan Mestong. Selain itu warga masyarakat pantai timur Jambi yang selama ini mengandalkan air hujan juga dilanda krisis air bersih akibat kemarau panjang.

Menyikapi krisis air bersih yang meluas tersebut, Komisariat Daerah (Komda) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menyerukan berbagai pihak, khususunya lembaga pemerintahan/negara dan korporasi (perusahaan) meningkatkan distribusi bantuan air bersih kepada warga masyarakat Jambi.

“Pihak terkait yang menurut kami layak membantu penyaluran bantuan air bersih seperti jajaran TNI, Polri, pemerintah daerah, perusahaan daerah air minum (PDAM) dan perusahaan perkebunan dan kehutanan,”kata Komisaris Daerah (Komda) PMKRI Regio Sumbagsel, Pratama Simarmata kepada medialintassumatera.net (Matra) di Jambi, Jumat (15/9/2023).

Menurut Pratama Simarmata, salah satu lembaga pemerintahan/negara yang cukup proaktif menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang dilanda kekeringan, yakni jajaran Polda Jambi, khususnya Brimob Polda Jambi. Selama dua pekan terakhir Polda Jambi yang dimotori Brimob Polda Jambi sudah menyalurkan bantuan sedikitnya 24.000 liter air bersih kepada warga yang mengalami kekeringan.

Dikatakan, penyaluran air bersih yang sudah dilakukan Polda Jambi pekan ini, yakni di Desa Pondok Meja, Desa Sebapo dan desa lainnya di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi. Kemudian penyaluran air bersih juga dilakukan di Kelurahan Talangbakung, Kecamatan Palmerah, Kota Jambi. Bantuan air bersih didistribusikan menggunakan mobil water canon (penyemprot air) Brimob Polda Jambi.

Pratama Simarmata mengatakan, PMKRI mengapresiasi gerak cepat dan tanggap Polda Jambi menyalurkan bantuan air bersih kepada warga masyarakat ini. Apalagi penyaluran bantuan air bersih tersebut langsung dilakukan Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono dan para pejabat Polda Jambi.

“Penyaluran bantuan air bersih tersebut merupakan gerakan kemanusiaan yang patut diapresiasi. Kami berharap gerak cepat Polda Jambi membantu warga yang keulitan air bersih ini bisa juga dilakukan lembaga pemerintah lainnya dan pihak perusahaan besar seperti PTPN VI Jambi – Sumatera Barat yang berkantor pusat di Jalan Lingkar Barat, Kota Jambi,”katanya.

Penyaluran bantuan air bersih yang dilakukan Polda Jambi di Kelurahan Talang Bakung, Kota Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/HumasPoldaJbi).

Menurut Pratama Simarmata, kemarau panjang masih berlanjut di Provinsi Jambi hingga pertengahan September ini. Kemarau panjang tersebut disebabkan fenomena El Nino. Kekeringan pun terjadi di berbagai wilayah Jambi.

Sedangkan masyarakat yang mengharapkan bantuan air bersih terus bertambah. Karena itu masalah krisi air bersih di Jambi harus disikapi serius. Bantuan air bersih kepada warga masyarakat perlu dilakukan hingga hujan turun dan sumur warga penuh kembali.

Sementara itu pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Desa Pondok Meja, Mestong, Muarojambi, warga terpaksa membeli air bersih akibat sumur kering. Satu tangki air bersih berisi 1.000 liter dibeli warga dengan harga Rp 150.000.

“Kami sudah hampir satu bulan membeli air bersih satu tangki setiap minggu. Harga air bersih satu tangki dengan isi 1.000 liter Rp 150.000. Beberapa pekan ini kami terbantu karena ada suplai air bersih dari Polda Jambi,”kata Halimah (50), warga Desa Pondok Meja. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *