(Matra, Jambi) – Pencemaran udara akibat asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Jambi terus meningkat menyusul masih terjadinya karhutla di Jambi dan perbatasan Jambi – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan pencemaran udara di Kota Jambi dan sekitarnya sudah mencapai ambang batas tidak sehat. Karena itu anak-anak di Kota Jambi yang melakukan aktivitas di luar rumah diharapkan menggunakan masker.
Demikian salah satu rekomendasi Tim Analisis Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi pada briefing (rapat) di pos komando (posko) pusat informasi dan data Satgas Karhutla Provinsi Jambi, Telanaipura, Kota Jambi, Selasa (5/9/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.
Rapat tersebut dipimpin Koordinator Tim Analisis Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Simon Sihotang didampingi perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Amirzan. Rapat tersebut dihadiri unsur Manggala Agni, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Komando Rayon (Korem) 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi, Polda Jambi dan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi.
Staf DLH Provinsi Jambi, Indra pada kesempatan tersebut menjelaskan, berdasarkan pantauan DLH Provinsi Jambi, Selasa (5/9/2023) pagi sekitar pukul 06.WIB, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Jambi sudah mencapai angka 105 atau status kurang sehat. Kemudian ISPU tersebut menurun ke angka 100 pada pukul 08.00 WIB dan turun lagi ke angka di bawah 100 pukul 09.00 WIB. Menurunnya angka ISPU tersebut disebabkan tiupan angin.
Dijelaskan, meningkatnya pencemaran udara akibat asap karhutla sudah terjadi tiga hari terakhir, Minggu – Selasa (3 – 5/9/2023). Meningkatnya pencemaran udara membuat pernafasan mulai terganggu. Karena itu anak-anak yang melakukan kegiatan di luar rumah hendaknya menggunakan masker. Hal itu penting agar partikel udara yang sangat kecil jangan sampai terhirup dan masuk ke paru-paru anak-anak.
“Kami akan sampaikan kepada atasan kami agar menyampaikan himbauan kepada warga masyarakat mengenai penggunaan masker untuk anak-anak ini. Selain itu kami juga terus memantau perkembangan ISPU menyusul masih terus terjadinya karhutla di Jambi dan batas Jambi – Sumsel,”ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Manggala Agni, Novid pada kesempatan tersebut menjelaskan, asap karhutla yang menyebabkan meningkatnya pencemaran udara di Kota Jambi dan sekitarnya, Selasa (5/9/2023) bukan berasal dari karhutla di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi.
Masalahnya karhutla sekitar 18 hektare (ha) di kawasan hutan dan lahan Desa Ramin, Kumpeh yang terjadi sejak Sabtu (2/9/2023) sudah padam total Selasa (4/9/2023) malam. Kemudian karhutla di beberapa kabupaten di Jambi juga sudah padam Selasa malam.
Dijelaskan, berdasarkan pantauan, asap yang menyelimuti Kota Jambi dan menimbulkan pencemaran udara berasal dari karhutla di kawasan lahan gambut daerah Bayunglencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumsel. Asap karhutla di perbatasan Jambi – Sumsel tersebut terbawa angin ke Jambi. Angin dari Bayunglencir mengarah ke Tenggara menuju Kota Jambi dan sekitarnya, sehingga asap terbawa ke Jambi.
“Kami sudah koordinasi dengan Tim Manggala Agni di Bayunglencir, karhutla masih terjadi di tiga lokasi lahan gambut di daerah itu, hingga Selasa (5/9/2023) pagi. Dua lokasi karhutla berada di kawasan gambut dan satu di kawasan lahan mineral. Tiga regu pemadaman karhutla dari Manggala Agni masih melakukan pemadaman karhutla di Bayunglencir. Satu regu Manggala Agni tersebut berasal dari Jambi,”katanya.
Sementara itu, Koordinator Tim Analisis Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi pada rapat tersebut mengatakan, pihaknya terus memantau situasi karhutla, hotspot (titik api), asap dan kualitas udara di Jambi. Pemantauan dilakukan intensif guna mempercepat langkah-langkah penangaan dampak karhutla di Jambi.
“Jika nanti ISPU di Jambi mencapai angka rata-rata di atas 100 atau kategori udara tidak sehat, kami akan sampaikan rekomendasi penggunaan masker untuk seluruh warga masyarakat. Tanda-tanda udara tidak sehat bisa hingga berbahaya dilihat dari warna udara yang kekuningan hingga mengarah ke hitam serta bercampur partikel debu sisa karhutla,”katanya.
Selain itu, lanjut Simon Sihotang, pihaknya juga terus meningkatkan sosialisasi mengenai pencegahan dan bahaya karhutla hingga ke desa-desa. Kemudian para perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet di Jambi juga terus dihimbau agar mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) masing-masing perusahaan melakukan pemadaman karhutla di sekitar kawasan perkebunan mereka.
“Berdasarkan aturan, pihak perusahaan perkebunan maupun kehutanan wajib membantu pemadaman karhutla hingga lima kilometer dari areal usaha mereka. Pasukan pemadaman pemadaman karhutla seluruh perusahaan perkebunan sawit, karet dan perusahaan kehutanan di Jambi harus mendukung pasukan pemadam kebakaran Satgas Penanggulangan Karhutla Jambi di 59 posko yang berada di wilayah enam kabupaten rawan karhutla,”katanya. (Matra/AdeSM).