Kebakaran lahan yang berhasil dipadamkan Tim Satgas Penanggulangan Karhutla Jambi di sekitar Desa Ramin, Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Sabtu (2/9/2023). (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJbi).

(Matra, Jambi) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi mengganas menyusul puncak kemarau yang masih terus melanda provinsi tersebut. Selama dua hari terakhir, Sabtu – Minggu (2 – 3/9/2023) muncul sekitar 175 hotspot (titik api) di provinsi tersebut. Hotspot paling banyak terpantau terjadi Sabtu (2/9/2023), yakni sebanyak 147 titik.

Sedangkan hotspot yang terpantau di Jambi, Minggu (3/9/2023) sebanyak 28 titik. Kemudian total luas karhutla di Provinsi Jambi sejak Januari 2023 hingga Minggu (3/9/2023) sudah mencapai sekitar 407,80 hektare (ha). Lokasi karhutla berada di kawasan hutan, lahan dan areal perkebunan.

Pelaksana Harian (Plh) Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs Ariansyah, ME di Jambi, Minggu (3//9/2023) menjelaskan, salah satu lokasi karhutla yang cukup luas di Jambi sejak Sabtu (2/9/2023) tedapat di kawasan Desa Ramin, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi.

Luas kebakaran di kawasan hutan dan lahan desa tersebut sekitar 18 ha. Kawasan yang terbakar, yaitu semak belukar dan serasah (limbah) kebun kelapa sawit di areal masyarakat. Kebakaran menimbulkan asap tebal dan sulit dipadamkan karena berada di kawasan gambut.

“Pemadaman karhutla tersebut sudah dilakukan sejak Sabtu – Minggu melalui jalur darat dan udara. Namun kebakaran belum seluruhnya dapat dipadamkan. Guna mencegah meluasnya kebakaran, Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla Jambi melakukan pendinginan di sekitar lokasi kebakaran,”katanya.

Dijelaskan, hotspot di Provinsi Jambi yang terpantau satelit Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terdapat di lima kabupaten, yakni di Kabupaten Tanjungjabung Barat sebanyak 15 titik, Batanghari (lima titik), Tebo (empat titik), Muarojambi dan Sarolangun masing-masing dua titik.

Sedangkan hotspot berdasarkan pantauan satelit Sipongi KLHK di Jambi, Sabtu (2/9/2023) mencapai 174 titik. Hotspot terdapat di sembilan kabupaten, yakni Kabupaten Merangin sebanyak 46 titik, Tebo (35 titik), Tanjungjabung Barat (20 titki) dan Sarolangun (19 titik). Kemudian hotspot di Kabupaten Batanghari sebanyak 12 titik, Bungo (tujuh titik), Tanjungjabung Timur, Muarojambi dan Kerinci masing-masing dua titik hotspot.

Sementara itu berdasarkan pantauan Asap Digital Polda Jambi dan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sabtu, hotspot di Jambi ada sebanyak 47 titik. Hotspot tersebut terdapat di Kabupaten Merangin sebanyak 13 titik, Tebo (10 titik), Tanjungjabung Barat (sembilan titik), Sarolangun (enam titik), Batanghari (tiga titik), Bungo (tiga titik), Tanjungjabung Timur (satu titik) dan Muarojambi (satu titik).

Lima hotspot di Tanjungjabung Barat berada di kawasan perusahaan minyak dan gas, PT PetroChina. Kemudian di Kabupaten Tebo, satu hotspot berada di areal perusahaan sawit PT S3A.

Terkait masalah kualitas udara, Brigjen Supriono mengatakan, kualitas udara di Kota Jambi dan sekitarnya masih normal. Berdasarkan laporan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Jambi berada pada angka 47. Sedangkan ISPU di Tanjungjabung Timur perada pada angka 28.

Sementara itu, pantauan medialintassumatera.net (Matra), Minggu (3/9/2023) pagi, wilayah Kota Jambi mulai diselimuti asap. Asap tersebut diperkirakan bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di Kumpeh, Muarojambi yang dekat dengan wilayah Kota Jambi. Kemudian bau asap kebakaran hutan dan lahan di Kota Jambi juga sangat terasa Minggu pagi. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *