Pasukan pemadam kebakaran hutan berjibaku memadamkan kebakaran di lahan sawit, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/SatgasKarhutlaJbi).

(Matra, Jambi) – Kalangan DPRD Provinsi Jambi benar-benar prihatin terkait masih tingginya kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi tahun ini. Padahal persiapan dan antisipasi karhutla di daerah tersebut sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum memasuki musim kemarau. Tingginya kasus karhutla di Jambi nampak dari munculnya banyak hotspot (titik api) di provinsi tersebut.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara kepada wartawan di Jambi, Jumat (1/9/2023) menjelaskan, berdasarkan informasi yang dihimpun DPRD Provinsi Jambi dari Satuan Tugas (Satgas) PenanggulanganKarhutla Provinsi Jambi, jumlah hotspot yang terdata di Provinsi Jambi sejak Januari – akhir Agustus 2023 mencapai 1.026 titik. Hotspot tersebut sebagian besar muncul pada musim kemarau, medio Juli – Agustus 2023.

Sedangkan lokasi munculnya karhutla lebih banyak di tiga kabupaten yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut luas, yakni Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur. Sebagian besar titik api itu muncul di kawasan hutan dan area kerja perusahaan minyak dan gas (migas).

“Kemudian luas karhutla di Jambi mulai Januari hingga Kamis (31/8/2023) mencapai 324,15 Ha. Karhutla banyak terjadi di Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur,”ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara. (Foto : Matra/HumasDPRDJbi).

Menurut Pinto Jayanegara, mencegah terus bertambahnya hotspot dan meluasnya karhutla, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Provinsi Jambi dan seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) yang tergabung dalam Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi melakukan pensegahan dan penanggulangan karhutla secara intensif.

“Melihat munculnya hotspot hingga ribuan titik ini, tentunya kita khawatir terjadinya karhutla yang semakin luas di Jambi jika kemarau masih berkepanjangan. Selama kemarau seminggu saja, hotspot bisa muncul ratusan titik,”ujarnya.

Karena kemarau masih berlanjut, kata Pinto Jayanegara, Satgas Karhutla Provinsi Jambi harus tetap siaga dan proaktif mengatasi karhutla. Hal tersebut penting agar kebakaran hutan yang dahsyat jangan terjadi seperti tahun 1997, 2015, 2017 dan 2019.

“Mengatasi meningkatnya hotspot dan meluasnya karhutla, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah bisa melakukan modifikasi cuaca untuk mendatangkan hujan di Jambi,”katanya.

Himbauan pencegahan karhutla Plh Satgas Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono. (Foto : Matra/Ist).

Tetap Siaga

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono, pihaknya masih terus siaga dan proaktif mengatasi karhutla. Seluruh personil Satgas Darat Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi masih disiagakan di 59 posko di wilayah enam kabupaten.

Posko di Kabupaten Muarojambi sebanyak 11 pos dan Tanjungjabung Barat (14 pos), Tanjungjabung Timur (16 pos). Kemudian di Kabupaten Tebo sebanyak delapan pos, Kabupaten Sarolangun tujuh pos dan dan Batanghari tiga pos.

“Kekuatan Tim Satgas Darat terdiri dari unsur TNI, Polri, Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, Polisi Kehutanan (Polhut), Masyarakat Peduli Api (MPA), perusahaan dan warga masyarakat,”katanya.

Dikatakan, seluruh tim satgas terus melakukan apel pagi guna pengecekan personil, patroli karhutla, sosialisasi pencegahan dan bahaya karhutla serta pengecekan ketinggian muka air di embung dan sekat kanal.

“Satgas juga mengimbau dan edukasi tentang penanganan karhutla, sosialisasi sanksi hukum terkait pembakaran hutan dan lahan,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *