(Matra, Sarolangun) – Sungai Batanghari yang memiliki panjang sekitar 870 kilometer (Km) tetap menjadi sumber air bersih bagi sebagian besar masyarakat Jambi. Selain mengambil langsung air dari Sungai Batanghari, sungai tersebut juga menjadi sumber bahan baku air perusahaan daerah air minum (PDAM) di beberapa kabupaten dan Kota Jambi.
“Megingat pentingnya peran Sungai Batanghari menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat Jambi, pencemaran air sungai tersebut harus dicegah dan dikendalikan. Kemudian kerusakan hutan di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari juga harus dipulihkan kembali guna menjamin daerah resapan air serta mengatasi sedimentasi (pendangkalan) sungai,”kata Wakil Gubernur Jambi, Drs H Abullah Sani, MPdI pada peringatan Hari Air Sedunia (World Water Day) ke-31 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Rabu, (23/8/2023).
Peringatan Hari Air Sedunia ke-31 bertajuk “Be the Change (Menjadi Perubahan)” ditandai dengan pencanangan penanaman 500 biopori. Penanaman biopori secara simbolis dilakukan Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani, Penjabat (Pj) Bupati Sarolangun, Dr Ir Bachril Bakri, M, App dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sarolangun.
Abdullah Sani pada kesempatan itu mengatakan, seluruh elemen masyarakat di Jambi harus memiliki komitmen dalam menjaga kelestarian Sungai Batanghari dan seluruh sungai di provinsi tersebut. Hal itu dapat dilakukan melalui menjaga kualitas air dari pencemaran, penanganan sedimentasi dan pengelolaan tata guna lahan di kawasan hulu hingga hilir Sungai Batanghari.
“Pelestarian Sungai Batanghari dan seluruh sungai di Jambi penting guna menjamin ketersediaan air bersih. Kemudian Sungai Batanghari juga harus dilestarikan karena memiliki peran sebagai sumber air persawahan dan jalur transportasi menuju outlet (pintu keluar) Jambi di hilir sungai,”katanya.
Biopori Penting
Menurut Abdullah Sani, salah satu upaya untuk menjamin ketersediaan air bersih yang berkelanjutan di negeri ini adalah dengan menjalankan kebijakan tata ruang yang tepat serta cermat. Menjaga ketersediaan air sangat penting bagi kehidupan anak cucu, generasi penerus bangsa di masa mendatang.
“Karena itu seluruh elemen masyarakat harus merawat sumber air demi menjamin masa depan umat manusia, generasi penerus kita,”ujarnya.
Abdullah Sani mengapresiasi berbagai agenda pelestarian sumber air dan lingkungan yang dilaksanakan pada peringatan Hari Air Sedunia ke-31 di Sarolangun. Salah satu di antaranya penanaman 500 biopori (lobang resapan air). Biopori sangat bermanfaat mengurangi sampah organik.
“Pembuatan biopori dapat mengurangi sampah organik dari rumah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian pembuatan biopori juga dapat menyuburkan tanah, membantu mencegah terjadinya banjir dan mempengaruhi jumlah air tanah,”ujarnya.
Dijelaskan, komposisi air dan daratan di permukaan bumi ini mencapai 72 % dan daratan sekitar 28 %. Air merupakan komponen yang sangat dibutuhkan setiap makhluk hidup dimanapun habitatnya. Hal tersebut menunjukkan begitu pentingnya air bagi kehidupan.
“Provinsi Jambi sendiri dengan kondisi geografis yang terdiri dari dataran tinggi, sedang dan rendah memiliki dua wilayah sungai, yakni Sungai Batanghari sekitar 870 Km dan Sungai Pengabuan Lagan sekitar 525,714 Km. Kedua sungai tersebut menjadi sumber air penting bagi masyarakat Jambi,”katanya.
Menurut Abdullah Sani, tantangan ketersediaan dan mutu (kuantitas dan kualitas) air bersih di masa mendatang semakin berat. Hal itu disebabkan kondisi demografi yang ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk yang tinggi. Pertambahan penduduk tersebut tentunya meningkatkan kebutuhan air bersih.
Menyikapi kondisi tersebut, lanjut Abdullah Sani, tata kelola air harus terus kita tingkatkan secara bersama-sama dan sinergis. Baik di kawasan hulu sungai maupun hilir. Tata kelola air juga harus dilakukan mulai dari sisi tersedianya air hingga mempertahankan dan merawat lingkungan maupun hutan sebagai penyangga tersedianya air.
“Kita juga harus bisa menata dan merawat aliran air, terutama dari sisi konsumsi air. Kita harus menggunakan air secukupnya dan efisien,”katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Hari Air Sedunia yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi, M Fauzi pada kesempatan tersebut mengatakan, Hari Air Sedunia ditetapkan 22 Maret 1993. Hari Air Sedunia tahun ini memasuki usia ke-31.
“Peringatan Hari Air Sedunia ke-31 tahun 2023 ini diharapkan bisa menarik perhatian publik dunia mengenai pentingnya air bersih bagi kehidupan. Peringatan hari air sedunia ini juga merupakan salah satu penyadaran untuk melindungi sumber daya air bersih secara berkelanjutan,”ujarnya.
Sementara itu, Pj Bupati Sarolangun, Bachril Bakri mengatakan, peringatan Hari Air Sedunia ke-31 di Kabupaten Sarolangun diharapkan seluruh elemen masyarakat di Sarolangun mengambil peran menggunakan, mengkonsumsi dan mengelola air bagi kehidupan mereka. (Matra/AdeSM).