Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengumumkan masa akhir jabatan di gedung DPRD Sumut, Kota Medan, Provinsi Sumut, Rabu (16/8/2023). (Foto : Matra/KominfoSumut).

(Matra, Medan) – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi mengumumkan berakhirnya masa tugasnya bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah pada 5 September 2023. Pengumuman tersebut disampaikan Edy Rahmayadi pada rapat paripurna Pengumuman Masa Akhir Jabatan Gubernur-Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023 di gedung DPRD Sumut, Kota Medan, Provinsi Sumut, Rabu (16/8/2023).

Rapat peripurna mengenai pengumuman masa akhir tugas Gubsu dan Wakil Gubsu tersebut dilaksanakan seusai mengikuti Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD untuk Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka Memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI secara virtual (video).

Ketika menyampaikan kata-kata perpisahan pada kesempatan tersebut, Edy Rahmayadi mengungkapkan kesan dan pesan serta berbagai capaian prestasi pembangunan Sumut selama dirinya dan Musa Rajekshah memimpin Sumut selama lima tahun, 2018 -2023.

Menurut Edy Rahmayadi, menjadi kepala daerah merupakan kehormatan terbesar dalam hidupnya. Kehormatan itu terutama karena mendapat kesempatan membangun Sumut dan namanya pun tercatat dalam sejarah memimpin Provinsi Sumut sejak 5 September 2018 hingga 5 September 2023.

“Sebentar lagi tugas dan kewenangan saya sebagai Gubernur Sumut segera berakhir. Namun rasa bangga tetap saya rasakan sejak saya dilantik Presiden menjadi Gubernur Sumut 2018 hingga saat ini. Ini adalah sebuah kehormatan terbesar hidup saya. Misi penting yang pernah saya jalankan dalam hidup saya dan telah saya laksanakan dengan sepenuh hati saya,”ujarnya.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi (tujuh dari kanan) bersama unsur Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi Sumut serta Forkopimda Sumut seusai mengikuti Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD dalam Rangka Memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI di gedung DPRD Sumut, Kota Medan, Rabu (16/8/2023). Foto: Matra/DiskominfoSumut).

Kilas Balik

Edy Rahmayadi pada kesempatan tersebut menyampaikan kilas balik singkat tentang hal yang krusial (penting) yang dihadapinya sejak menjabat sebagai Gubernur Sumut bergandengan dengan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, September 2018.

Di awal kepemimpinan atau tahun pertama menjadi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dihadapkan dengan adanya warisan utang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut yang harus dibayar. Hutan tersebut terkait bagi hasil pajak daerah kepada kabupaten/kota. Jumlah hutang tersebut mencapai Rp 2,269 triliun.

“Pada tahun pertama saya memimpin Sumut, prioritas saya melunasi kewajiban atau hutang tersebut. Karena itu program-program pembangunan banyak yang ditunda. Pada Perubahan APBD Sumut tahun 2018, hutang yang bisa dibayar baru Rp 768,38 miliar (33,86 %). Sisanya sekitar Rp 1,5 triliun (66,14 %), baru bisa dilunasi tahun 2019,”katanya.

Kendati hutang sudah lunas dibayar, lanjut Edy Rahmayadi, tantangan pembangunan Sumut belum berakhir. Bahkan memasuki tahun 2020, tantangan yang sangat berat dating menghadang, yakni munculnya pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian dunia, nasional dan daerah. Sejak 2020, diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) guna mengendalikan Covid-19.

Damkanya, terpaksa dilakukan fokus ulang anggaran (APBD) guna meningkatkan dana penanggulangan Covid-19. Kondisi tersebut masih berlanjut hingga 2021. Anggaran daerah difokuskan untuk penanganan pandemic Covid-19 dan pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19. Barulah tahun 2022, seiring meredanya Covid-19, program pembangunan berbagai bidang mulai berjalan dan dananya pun bisa ditingkatkan.

Pembangunan Melaju

Menurut Edy Rahmayadi, pasca pandemi Covid-19 tahun 2022, pembangunan Sumut pun mulai bangkit kembali. Di bidang pendidikan, Pemprov Sumut telah membangun 26 unit sekolah baru tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian dilakukan juga revitalisasi (perbaikan) enam sekolah, pembhangunan kampung beasiswa, pembangunan 33 unit pojok baca dan pengadaan gerobak baca hingga pengembangan perpustakaan digital.

Kemudian, lanjutnya pembangunan bidang kesehatan di Sumut juga menggeliat kembali sejak tahun 2022. Hal itu ditandai dengan pembangunan gedung rumah sakit haji berskala Internasional. Sedangkan di sektor pariwisata, Pemprov Sumut memberikan dukungan penataan cagar budaya di beberapa tempat atau situs, termasuk terhadap upaya revitalisasi Lapangan Merdeka Medan.

“Pada tata kelola pemerintahan, Pemprov Sumut meraih sembilan kali opini wajar tanpa pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan secara berturut-turut (setiap tahun). Termasuk capaian predikat A pada pelayanan publik atau masuk zona hijau dari Ombudsman RI,”katanya.

Dikatakan, pembangunan infrastruktur di Sumut pasca pandemi Covid-19 juga bisa membali menggeliat kendati belum maksimal. Di antaranya pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 450 Kilometer (Km). Memasuki akhir tahun 2022 hingga awal 2023, pembangunan infrastruktur jalan di Sumut berhasil mengejar tingkat kemantapan jalan hingga 85 %.

“Kemudian penanganan jalan dengan skema tahun jamak hingga saat ini sudah mencapai 45 %. Mohon doanya agar pembangunan jalan ini bisa tuntas hingga akhir Desember 2023. Kita juga telah melakukan rehabilitasi rumah layak huni sebanyak 2.957 unit, pemasangan sambungan listrik bagi keluarga kurang mampu sebanyak 8.745 sambungan,”jelasnya.

Pertanian

Edy Rahmayadi lebih lanjut mengatakan, pembangunan sektor pertanian di Sumut juga terus melaju. Hal itu ditandai dengan meningkatya pelayanan daerah irigasi dengan total luas lahan mencapai 51.232 hektare (ha). Kemudian pembangunan bidang kepemudaan dan olah raga Sumut juga meningkat. Hal itu ditandai dengan membangun Sport Center (Pusat Olah Raga) Sumut di Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, Sumut.

Dikatakan, pembangunan sport center tersebut merupakan bagian dari persiapan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024. Sarana dan prasarana yang dibangun di kawasan sport center tersbeut, yakni stadion madya atletik, martial art dan voli indoor.

“Kemudian kita juga membangun fasilitas latihan di Kabupaten Karo, membangun 300 kampung bersih Narkoba (Bersinar) disusul pengukuhan 4.500 relawan anti narkoba hingga pembangunan/rehabilitasi 6.611 unit rumah ibadah di seluruh kabupaten/kota,”tambahnya.

Penghargaan

Edy Rahmayadi dengan bangga menyampaikan bahwa selama dirinya memimpin Sumut, Pemprov Sumut berhasil meraih 94 penghargaan. Penghargaan itu diraih medio 2019 – Juli 2023. Raihan penghargaan tersebut berada di posisi kedua setelah Provinsi Jawa Barat.

Atas semua raihan dan prestasi pembangunan tersebut, Edy Rahmayadi menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada pimpinan dan anggota dewan yang selama ini mendukung kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah mewujudkan Sumut yang Maju, Aman dan Bermartabat.

Rapat paripurna DPRD Provinsi Sumut tersebut dipimpin Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting dan dihadiri para wakil ketua dan para anggota DPRD Sumut. Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, Sekda Pemprov Sumut Sumut, Arief S Trinugroho, Kepala Dinas Kominfo Sumut, Ilyas S Sitorus dan seluruh Pimpinan Organisasi Perangkat Dinas (OPD) Pemprov Sumut.

Seusai rapat paripurna DPRD Sumut tersebut, jajaran pimpinan DPRD Sumut, Gubernur Sumut dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopmda) Sumut beserta seluruh anggota DPRD Sumut melepas janazah anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai Demokrat, Saut Bangkit Purba yang meninggal dunia Senin (14/8/2023).

Kemudian rapat paripurna DPRD Provinsi Sumut tersebut juga ditandai Penandatanganan Persetujuan Bersama DPRD Sumut dan Gubernur Sumut terhadap Rancangan Peraturan Daerah Intergrasi Peternakan Sapi dan Kebun Kelapa Sawit se-Sumut. (Matra/AdeSM/DiskominfoSumut).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *