Kontingen Pramuka Indonesia menampilkan tari tradisional Nusantara pada pentas kesenian Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di stadion tertutup Universitas Wonkwang, Korea Selatan, Kamis (10/8/2023) siang. (Foto : Matra/HumasPramukaIndonesia).

(Matra, Korsel) – Kontingen Pramuka Indonesia benar-benar menyuguhkan penampilan memukau pada pentas kesenian jambore yang digelar di stadion tertutup di Universitas Wonkwang, Korea Selatan, Kamis (10/8/2023) siang. Pada kesempatan itu, kontingen Pramuka Indonesia menampilkan 13 jenis kesenian dari berbagai daerah di Tanah Air.

Di antaranya tarian dan lagu tradisional asal Tanah Batak, Provinsi Sumatera Utara, “Sinanggar Tullo”. Kemudian dipentaskan juga konser alat musik tradisional asal Bumi Parahyangan, Provinsi Jawa Barat yang sudah mendunia, angklung. Selain itu ditampilkan juga berbagai tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

“Ketika tim kesenian kontingen Pramuka Indonesia menampilkan tari dan lagu Batak, ‘Sinanggar Tullo’ serta tari dan lagu ‘Poco-poco’ dari daerah Timur Indonesia, seluruh hadirin ikut menari dan berdendang. Kemudian ketika seorang anggota kontingen Pramuka Indonesia menyanyikan lagu ‘Bendera’ dari Grup Band Cokelat, seluruh kontingen anggota Indonesia berdiri dan bernyanyi bersama,”kata Kepala Komunikasi Kehumasan dan Informatika Pramuka Indonesia, Berthold Sinaulan dalam keterangan persnya dari Korsel, Kamis (10/8/2023).

Menurut Berthold Sinaluan, selain kontingen Indonesia, kontingen Pramuka India pada kesempatan tersebut juga menampilkan tiga jenis kesenian dan kontingen Ekuador menampilkan satu jenis kesenian. Seluruh hadirin antuasia menyaksikan setiap pementasan tari maupun lagu yang duguhkan para peserta jamboree.

Dikatakan, pentas kesenian yang digelar di stadion tertutup Universitas Wonkwang tersebut merupakan rangkaian kegiatan Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korsel. Kegiatan tersebut dipindahkan dari Bumi Perkemahan Sae Man-Geum untuk menghindari amukan Topan Khanun yang terjadi di Korsel, Rabu – Kamis (9 – 10/8/2023).

“Tempat penampungan peserta Jambore Pramuka Sedunia di Asrama Universitas Wonkwang dihuni Kontingen Indonesia, India, Mongolia, Polandia dan Ekuador. Karena itu para peserta jambore dari kelima negara yang ditampung di asrama tersebut turut menghadiri pentas kesenian,”katanya.

Aksi simpatik anggota kontingen Pramuka Indonesia mengumpulkan sampah berserakan di arena Stadion Universitas Wonkwang, Korea Selatan seusai pentas kesenian, Kamis (10/8/2023). (Foto : Matra/HumasPramukaIndonesia).

Aksi Simpatik

Dikatakan, seusai acara pentas kesenian tersebut, stadion Universitas Wonkwang yang sudah ditinggalkan peserta tampak kotor akibat banyaknya sampah, khususnya sampah kantong plastik. Melihat keadaan tersebut, sejumlah anggota kontingen Pramuka Indonesia secara spontan melakukan pembersihan stadion dengan memungut kantong-kantong plastik dan sampah yang terdapat di sekeliling stadion tertutup itu.

“Ini merupakan salah satau aksi simpatik yang ditunjukkan kontingen Pramuka Indonesia pada Jambore Pramuka Sedunia di Korsel,”katanya.

Topan Khanun, lanjut Berthold Sinaluan, akhirnya benar-benar menerjang area Jambore di Sae Man-Geum. Akibatnya sejumlah bangunan temporer rusak. Beruntung tidak ada korban jiwa satu pun karena 39.000 peserta Jambore Pramuka Dunia dari 155 negara yang masih bertahan mengikuti jambore telah dipindahkan ke tempat-tempat penampungan yang disiapkan Pemerintah Korsel.

Berthold Sinaulan menjelaskan, penutupan Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korsel akan ditutup Jumjat (11/8/2023) malam. Acara penutupan dilaksanakan di World Cup Stadium, Seoul. Penutupan Jambore Pramuka Sedunia di Korsel tersebut dimeriahkan dengan penampilan Konser K-Pop Super Live. Pentas hiburan menampilkan 18 group K-Pop terkemuka termasuk NewJeans, NCT Dreams, ITZY, MAMAMOO, The Boys dan lainnya. (Matra/PR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *