Kelengkapan peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang tunjukkan pada Apel Siaga Penanggulangan Karhutla di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Fot : Matra/KominfoSarolangun/TNP).

(Matra, Jambi) – Perkiraan berbagai pihak terkait meningkatnya kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah di pulau Sumatera memasuki puncak musim kemarau Agustus ini benar-benar terjadi. Perkiraan tersebut terbukti dari meningkatnya kasus karhutla di beberapa provinsi di Sumatera, khususnya di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Riau dan Jambi.

Berdasarkan data terbaru yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) dari laporan harian Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (7/8/2023), karhutla paling banyak dan luas terjadi di Provinsi Sumsel. Total luas karhutla di Provinsi Sumsel hingga Senin (7/8/2023) sudah mencapai 1.129, 4 hektare (ha). Sebagian karhutla tersebut belum padam.

Daerah yang dilanda karhutla di Sumsel, sebanyak 13 kabupaten dan satu kota, yakni Kota Palembang. Karhutla paling luas di Sumsel terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yakni mencapai 854,3 ha. Kemudian karhutla di Kabupaten Musirawas Utara sekitar 112,87 ha dan Musi Banyuasin sekitar 32,2 ha. Sedangkan karhutla di Kota Palembang mencapai luas 4,6 ha.

Sementara itu karhutla di Provinsi Riau juga cukup luas. Daerah yang dilanda karhutla di Riau sebanyak 11 kabupaten dan satu kota, yakni Kota Dumai. Luas karhutla di daerah tersebut sejakJanuari hingga hingga Senin (7/8/2023) mencapai 1.129,4 ha. Karhutla di Riau paling banyak terjadi medio Juni – Agustus 2023.

Daerah paling luas dilanda karhutla di Riau, yakni Kabupaten Bengkalis dengan luas karhutla sekitar 337,79 ha. Kemudian Kabupaten Rokan Hilir dengan luas karhutla sekitar 230 ha dan Kotta Dumai sekitar 112,87 ha. Sebagian besar kawasan hutan dan lahan yang terbakar di Riau merupakan kawasan gambut.

Satuan gabungan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi memeriksa kanal air di lokasi lahan gambut baru-baru ini. Kanal itu penting mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan. (Foto : Matra/Ist).

Karhutla Jambi

Selain itu, karhutla yang relatif meningkat memasuki puncak musim kemarau Agustus ini juga terjadi di Provinsi Jambi. Berdasarkan informasi yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, total luas karutla di Jambi hingga pekan pertama Agustus ini mencapai 73 ha. Karhutla di Provinsi Jambi terdapat di Kabupaten Tebo, Sarolangun, Muarojambi dan beberapa daerah lainnya.

Sedangkan menurut Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Ibnu, jumlah hotspot (titik api) di Provinsi Jambi mulai 1 – 7 Agustus 2023 ini mencapai 87 titik. Sedangkan hotspot di Jambi Juli lalu mencapai 157 titik. Jumlah hotspot tersebut diperkirakan bertambah menyusul kemarau di Jambi yang masih terus terjadi bulan Agustus ini.

Sementara itu, karhutla di Provinsi Bangka Belitung (Babel) juga meningkat memasuki puncak kemarau Agustus ini. Data Pusdalops BNPB hingga Minggu (6/8/2023) menunjukkan, karhutla di Babel terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah. Karhutla di Kecamatan Manggar, Bangka Tengah, Babel mencapai 5,35 ha dan di Kecamatan Kaba, Bangka Tengah, Babel mencapai 7 ha.

“Water Bombing”

Kepala Pusdalops BNPB, Bambang Surya Putra, MKom di Jakarta, Senin (7/8/2023) menjelaskan, upaya pemadaman karhutla di beberapa kabupaten di Sumsel, Riau, Jambi dan Babel sepekan ini dilakukan menggunakan water bombing (bom air) helikopter BNPB. Water bombing menjadi andalan pemadaman karhutla di tiga provinsi tersebut karena sumber air di lokasi-lokasi kebakaran sulit.

Pemadaman karhutla di beberapa kabupaten di Sumsel menggunakan water bombing masih dilanjutkan hingga Senin (7/8/2023) karena belum seluruh lokasi karhutla di daerah itu bisa dipadamkan hingga Minggu (6/8/2023) sore.

“Guna mencegah meluasnya karhutla, sosialisasi mengenai pencegahan karhutla juga terus diintensifkan kepada warga masyarakat yang bermukim dan bertani di sekitar kawasan hutan,”katanya.

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jambi, H Bachyuni Deliansyah mengatakan, pihaknya masih terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla mencegah meluasnya karhutla di daerah itu. Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi kini menyiagakan pasukan pemadaman karhutla di beberapa wilayah rawan karhutla.

Satgas Karhutla Provinsi juga sudah mendirikan 59 pos penanggulangan karhutla di beberapa desa rawan karhutla, khususnya di Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Timur, Tanjungjabung Barat, Tebo, Batanghari, Sarolangun dan kabupaten lainnya.

Dikatakan, para petugas di 59 pos tersebut nantinya saling berkomunikasi dan memberi laporan jika terjadi karhutla. Kecepatan komunikasi itu penting agar petugas posko udara daqn darat bisa cepat melakukan pemadaman jika terjadi karhutla. Para petugas pos penanggulangan karhutla tersebut juga secara intensif melakukan sosialisasi mengenai antisipasi atau deteksi dini pencegahan dan penanganan karhutla.

“Untuk melakukan gerak cepat pemadaman karhutla, khususnya yang jauh dari jangkauan jalur darat, Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi memiliki tiga helikopter water bombing bantuan BNPB. Helikopter tersebut bergerak cepat jika mendapat laporan kebakaran hutan dan lahan,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *