Gubernur Jambi, Al Haris (kiri depan) dan dan isteri, Hj Hesnidar Haris (dua dari kiri belakang) memperagakan menumbuk padi di lesung pada pembukaan Festival Batanghari di Taman Putri Pinang Masak, Telanaipura, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Jumat (21/7/2023) malam. (Foto : Matra/KominfoJbi).

(Matra, Jambi) – Festival Batanghari yang digelar di Kota Jambi menjadi momentum dan wadah membangkitkan dan memulihkan ekonomi rakyat. Selama Festival Batanghari digelar mulai Jumat – Selasa (21 – 25/7/2023), ratusan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Jambi mendapatkan kesempatan meraup untung dari hasil penjualan produk mereka.

“Para pelaku UMKM kami harapkan memanfaatkan semaksimal mungkin kegiatan seni budaya Festival Batanghari di Kota Jambi ini. Para pelaku UMKM bisa menjual berbagai produk selama festival berlangsung. Hasil penjualan dipastikan meningkat karena warga amsyarakat akan membanjiri arena Festival Batanghari ini,”kata Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH seusai membuka Festival Batanghari di ruang terbuka hijau (RTH) Taman Putri Pinang Masak, Telanaipura, Kota Jambi, Jumat (21/7/2023) malam.

Menurut Al Haris, Festival Batanghari bertujuan membangkitkan semangat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang terjadi selama tiga tahun, 2020 – 2022. Sebagian besar UMKM di Jambi yang benar-benar terpuruk akibat pandemi Covid-19 diharapkan bisa bangkit melalui peningkatan kegiatan seni budaya dan pariwisata seperti Festival Batanghari. Karena itu para pelaku UMKM diharapkan bisa memanfaatkan ajang Fstival Batanghari meningkatkan penghasilan.

“Festival Batanghari ini bertujuan membangkitkan semangat pemulihan ekonomi, khususnya membangkitkan UMKM serta ekonomi kreatif. Kita berharap Fetsival Batanghari ini memberikan dampak positif bagi pelaku perekonomian di Jambi,”katanya.

Dikatakan, Festival Batanghari merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi II/2023 (arung budaya dan sejarah peradaban Melayu) di Jambi dan Sumatera Barat. Kenduri Swarnabhumi II/2023 sendiri dimulai di Kabupaten Kerinci bulan lalu dan kini dilanjutkan di Kota Jambi dengan kegiatan Festival Batanghari.

Menurut Al Haris, selain untuk menggali dan mengangkat seni budaya Jambi, Festival Batanghari juga merupakan salah satu upaya mengkampanyekan gerakan Sungai Batanghari Bersih. Gerakan tersebut bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat menjaga kebersihan Sungai Batanghari dari hulu sampai ke hilir.

Sesepuh budayawan Jambi memperagakan menumbuk dan menampi padi pada pembukaan Festival Batanghari di Taman Putri Pinang Masak, Telanaipura, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Jumat (21/7/2023) malam. (Foto : Matra/KominfoJbi).

Pameran Lesung

Sementara itu, pantauan medialintassumatera.net (Matra), pembukaan Festival Batanghari berlangsung meriah. Pembukaan festival tersbeut ditandai dengan pementasan beberapa tari tradisional Jambi, termasuk tari Zapin Melayu Jambi.

Selain itu, pembukaan Festival Batanghari tersebut juga ditandai dengan pameran lesung dan antan (alu) tradisional Jambi. Al Haris menumbuk di lesung bersejarah tersebut pertanda dibukanya Festival Batanghari.

Al Haris mengatakan, pada zaman dahulu, nenek moyang masyarakat Jambi mampu berswasembada pangan kendati pengolahan padi hanya menggunakan lesung tradisional yang terbuat dari kayu dan batu. Penggunaan lesung untuk mengolah padi menjadi beras berlangsung cukup lama hingga muncul mekanisasi pertanian yang ditandai dengan hadirnya pabrik beras.

“Namun di tengah pesatnya perembangan teknologi pertanian saat ini, terjadi suatu yang ironis, yakni masyarakat dan daerah kita tidak mampu swasembada pangan. Hal ini perlu menjadi renungan bagi kita agar berjuang meningkatkan swasembada pangan,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *