Matra, Jambi) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi meningkat drastis memasuki musim kemarau Juni – Juli ini. Hal tersebut ditandai dengan munculnya sekitar 490 hot spots (titik api) di Provinsi Jambi selama satu bulan terakhir. Mencegah meluasnya karhutla di Jambi pada puncak musim kemarau Agustus nanti, Provinsi Jambi harus meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, SSos, MM pada Rapat Koordinasi (Rakor) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi, Selasa (18/7/2023).
Rakor tersebut dihadiri Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH, Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto, SHI, MSi, Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono, Danrem 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi, Brigjen TNI Supriono, SIP, MM dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi, Elan Suherlan, SH.
Pada kesempatan tersebut Suharyanto menyerahkan bantuan BNPB untuk penananggulangan karhutla di Jambi. Bantuan tersebut antara lain, mesin pompa, nozzle (alat pemadam kebakaran), selang, flexible tank (tangki) dengan kapasitas 5.000 liter dan alat pelindung diri (APD) operasi karhutla jalur darat.
“BNPB juga saat ini menyediakan enam unit pesawat helikopter guna membantu penanganan karhutla melalui jalur udara di Jambi dan beberapa daerah Sumatera,”katanya.
Suharyanto lebih lanjut mengatakan, perubahan iklim ekstrim belakangan ini merupakan fenomena alam yang kian mengerikan. Perubahan iklim itu paling ditakuti semua negara karena memicu meningkatnya frekuensi bencana alam secara drastis.
“Menghadapi peningkatan karhutla saat ini, teknologi modifikasi cuaca (TMC) harus dilakukan secara massif. Hal ini penting guna mempersiapkan cadangan persediaan air,”katanya.
Perlu Arahan
Sementara itu, Gubernur Jambi, H Al Haris pada kesempatan itu mengatkan, Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Provinsi Jambi perlu arahan dan bimbingan terkait penanganan karhutla. Arahan itu penting guna meningkatkan kesigapan dan kesiapan pencegahaan dan penanggulangan karhutla di Jambi.
“Kami perlu petunjuk, arahan dan bimbingan dari Kepala BNPB terkait penanganan karhutla di Provinsi Jambi,”tambahnya.
Menurut Al Haris, kondisi penanganan karhutla di Provinsi Jambi masih cukup baik. Seluruh tim di lapangan tetap berjibaku melakukan pencegahan karhutla. Kesiagaan tim penanggulangan karhutla di Jambi terus ditingkatkan mencegah terjadinya bencana karhutla seperti tahun-tahun sebelumnya.
Gambut Rawan
Sementara berdasarkan catatan medialintassumatera.net (Matra), salah satu kawasan hutan dan lahan yang sangat rawan kebakaran di Jambi setiap muaism kemarau, yakni hutan dan lahan gambut. Kawasan hutan dan lahan gambut tersebut berada di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Muarojambi.
Luas kawasan hutan dan lahan gambut di ketiga kabupaten tersebut saat ini mencapai 864.498 hektare (ha). Sedangkan luas hutan dan lahan gambut yang rusak di Jambi mencapai 769.830 ha atau 89 %. Kawasan gambut yang rusak sangat berat mencapai 3.554 ha, rusak berat (79.343 ha), rusak sedang (151.188 ha) dan rusak ringan (535.745 ha). Kawasan gambut yang baik di daerah terseeut hanya sekitar 1.459 ha (0,17 %).
Sedangkan kerugian materil akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Provinsi Jambi tahun 2015 mencapai Rp 765 triliun dan kerugian lingkungan dan sosial sekitar Rp 32 triliun. (Matra/AdeSM).