Gubernur Jambi, H Al Haris (kiri) dan para staf mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi 2023 via zoom, di rumah dinas Gubernur Jambi, Kota Jambi, Selasa (4/7/2023). (Foto : Matra/KominfoJbi).

(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi berhasil menekan inflasi hingga angka 1,96 %. Inflasi tersebut jauh berada di bawah angka inflasi nasional saat ini sekitar 4 %. Bahkan inflasi di Jambi tersebut masuk kategori terendah se-Indonesia.

Keberhasilan Provinsi Jambi menekan angka inflasi tersebut dipaparkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2023 via zoom meeting (rapat online), Selasa (4/7/2023). Rapat pengendalian inflasi tersebut diikuti Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH dan TPID Provinsi Jambi melalui zoom dari rumah dinas Gubernur Jambi.

Menurut Tito Karnavian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 3 Juli 2023, kondisi inflasi provinsi dan kab/kota se-Indonesia bulan Juni 2023, inflasi di Jambi berada pada angka 1,96 % atau terendah secara nasional. Angka inflasi di Jambi tersbeut jauh di bawah angka inflasi nasional yang mencapai 4 %.

Sementara itu, menurut Al Haris, turunnya inflasi di Jambi dari angka 8 % tahun lalu menjadi 1,9 % Juni 2023 merupakan hasil kerja keras pemerintah kabupaten/kota dan seluruh TPID di Jambi. Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota dan TPID se-Provinsi Jambi terus melakukan berbagai upaya menurunkan inflasi selama dua tahun terakhir.

“Penurunan inflasi di Jambi bisa dilakukan melalui kerja keras seluruh pihak terkait di Jambi mengendalikan harga-harga berbagai kebutuhan pokok. Hal tu dilakukan karena umumnya inflasi terjadi akibat fluktuasi harga kebutuhan pokok yang tidak terkendali,”katanya.

Al Haris mengharapkan tren penurunan angka inflasi Jambi bisa terus diturunkan. Hal itu bisa dilakukan dengan memantau tata niaga berbagai komoditas dengan intensif. Al Haris optimis inflasi tetap terkendali melalui kinerja maksimal satuan tugas pengendali inflasi di Jambi.

“Kita bersyukur, Jambi kini menjadi daerah yang inflasinya terendah se-Indonesia. Kita berharap tren penurunan inflasi tersebut terus berlangsung dengan baik. Kami juga berharap satgas Jambi tetap siaga mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok. Hal ini penting mencegah terjadinya kembali kenaikan inflasi.”paparnya.

Dijelaskan, komoditas kebutuhan pokok yang perlu terus dipantau ketersediaan pasokan dan harganya, padi atau beras, cabai merah keriting dan sebagainya. Jika terjadi lonjakan harga beras dan cabai perlu segera dicari penyebabnya dan langsung intervensi pasar melalui pasar murah.

Sementara itu, Pelaksana Harisn (Plh) Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jambi, Johansyah menyatakan, secara nasional, inflasi tertinggi saat ini disumbangkan komoditas cabai merah dan cabai rawit. Hal tersebut seiring berakhirnya masa panen raya cabai di 33 kabupaten di pulau Jawa, sehingga berdampak pengurangan pasokan dan kenaikan harga.

Secara historis, katanya, cabai merah masuk dalam 10 besar komoditi penyumbang inflasi tertinggi. Kondisi itu sudah terjadi setidaknya selama lima tahun terakhir. Inflasi akibat tingginya harga cabai tersbeut sering berdampak pada inflasi di Provinsi Jambi karena Jambi bukan sentra penghasil cabai merah dan masih tergantung pada pasokan cabai daerah lain.

Menyikapi kondisi tersbeut, lanjut Johansyah, TPID Provinsi Jambi bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi melalui penguatan koordinasi dan data/informasi.

“Upaya lain yang dilakukan TPID Jambi, yaitu menggelar operasi pasar, gerakan pasar murah dan subsidi harga, penguatan pasokan pangan strategis dan penguatan sosialisasi/komunikasi menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *