(Matra, Jakarta) – Seluruh umat beragama di Tanah Air diharapkan tetap mampu merajut kebersamaan dan menjaga kerukunan demi keutuhan negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Persatuan dan kerukunan seluruh umat beragama tersebut juga sangat penting menciptakan situasi kondusif menyongsong Pemilu 2024.
“Saat ini kita memasuki berbagai tahapan Pemilu 2024. Supaya proses pemilu yang kita laksanakan berjalan lancar dan aman hingga Februari 2024, kita perlu menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan umat bergama. Inilah modal utama kita menjamin pemilu damai,”kata Kapolri Jenderal Pol Drs Listyo Sigit Prabowo pada Doa Bersama Lintas Agama di lapangan Bhayangkara, Jakarta, Jumat (30/6/23).
Doa bersama lintas agama yang diikuti para tokoh agama, orgaisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, jajaran TNI dan Polri tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Bhayangkara yang jatuh pada hari Sabtu (1/7/2023) sekaligus menyongsong Pemilu 2024.
Menurut Kapolri Listyo Sigit Prabowo, keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi alat memperkuat persatuan dan kesatuan. Dengan demikian Pemilu 2024 bisa berlangsung aman dan damai serta mampu memperoleh calon pemimpin nasional yang bisa menjaga, merawat kebhinekaan dan keberagaman.
“Pemimpin yang mampu menjaga dan merawat kebhinekaan bangsa kita menjadi modal bersama-sama mewujudkan Indonesia maju menuju visi Indonesia Emas 2045,”ujarnya.
Menurut Listyo Sigit Prabowo, selain menggelar doa bersama, Polri juga juga menggelar berbagai lomba yang diikuti perwakilan anggota Polri dari berbagai agama. Seperti lomba Musabaqah Toiawatil Quran (MTQ), lomba menyanyi, vokal grup hingga membaca kitab Dharma Panca.
“Kegiatan ini kita lakukan untuk terus mencari dan mendorong anggota Polri bisa melaksanakan penguatan di aspek kultural dan nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya. Nnilai-nilai agama menjadi salah satu yang harus dipedomani sebagai pegangan untuk bisa terus melakukan hal-hal bersifat baik dan menghindari pelanggaran,”katanya.
Mantan Kapolda Banten ini menjelaskan, Polri juga telah melakukan revitalisasi (perbaikan) terhadap 77 situs (tempat bersejarah), yakni budaya, situs agama dan juga situs-situs nasional. Revitalisasi terhadap situs agama, budaya dan nasional tersebut diharapkan menjadi upaya bersama-sama merawat keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Keberagaman agama dan budaya bangsa Indonesia harus terus bisa dijaga menjadi satu kekuatan. Keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus mampu kita jaga dan rawat dalam bingkai NKRI,”paparnya.
Bantuan Revitalisasi
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan, revitalisasi situs budaya dan agama yang dilakukan Polri dalam rangka HUT ke-77 Bhayangkara berada di sembilan provinsi.
Masing-masing Provinsi Riau, Sumut, Sulsel, Bali, Kalimantan Timur, Kalilamtan Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di setiap provinsi ada tiga situs atau cagar budaya yang direvitalsiasi.
“Situs yang direvitalisasi, yakni 20 masjid, lima gereja, lima kuil, satu vihara, tiga klenteng, 24 makam, tiga keraton, satu candi, lima simbol agama, dua patung tokoh nasional dan delapan situs nasional,”ujarnya.(Matra/AdeSM/TribrataNP).