Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kanan) mengambil sajian sekapur sirih pada pelaksanan Kenduri Sko di Desa Tebat Ijuk, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Sabtu (15/1/2022). (Foto : Matra/KominfoJbi).

(Matra, Jambi) – Kenduri Swarnabhumi (pesta arung sejarah dan budaya) yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) siap membangkitkan seni budaya Melayu di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat (Sumbar). Beragam seni budaya Melayu Jambi dan Sumbar akan dipentaskan selama perhelatan akbar budaya dan sejarah tersebut, akhir Juni – November 2023.

Kenduri Swarnabhumi yang juga sering disebut penjelajahan seni budaya dan sejarah peradaban masyarakat Melayu DAS Batanghari tersebut melibatkan satu kabupaten di Provinsi Sumbar dan 10 kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Daerah yang terlibat penyelenggaran Kenduri Swarnabhumi tersebut semuanya merupakan wilayah DAS Batanghari, mulai dari Kabupaten Dharmasraya, Sumbar hingga Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs Ariansyah, ME di Jambi, Sabtu (24/6/2023) menjelaskan, tuan rumah atau penyelenggara Kenduri Swarnabhumi 2023 tetap dipercayakan Kemendikbudristek kepada Pemprov Jambi. Untuk itu Pemprov Jambi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, Pemkot Sungaipenuh dan delapan kabupaten di Jambi kini mempersiapkan penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi tersebut.

Dikatakan, Kenduri Swarnabhumi yang sudah dua kali dilaksanakan di Jambi dan Sumbar melibatkan berbagai elemen masyarakat, budayawan, komunitas lingkungan, pelaku seni dan budaya, peneliti dan jurnalis. Kenduri Swarnabhumi yang dilaksanakan secara kolektif bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara kebudayaan dengan pelestarian lingkungan.

“Sebaliknya Kenduri Swarnabhumi juga dimaksudkan menggugah kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan demi peradaban yang lebih maju,”ujarnya.

Pelepasan Tim Ekspedisi Sungai Batanghari pada Festival Pamalayu 2022 di Sungai Batanghari komplek Candi Pulau Sawah, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumbar, Selasa (23/8/2022). (Foto : Matra/KominfoJbi).

Pelestarian Sungai

Ariansyah mengatakan, melalui Kenduri Swarnabhumi, pemerintah melakukan advokasi kebijakan publik tentang pelestarian sungai berbasis budaya. Di masa mendatang, Kenduri Swarnabhumi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022 akan terus berlanjut dengan berbagai pengembangan dan inovasi. Pesta akbar budaya tersebut dengan membawa semangat untuk menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban Sungai Batanghari.

Tahun lalu, lanjutnya, Kenduri Swarnabhumi menjadi inisiatif baru yang lebih fokus pada pembangunan kesadaran masyarakat tentang hubungan kebudayaan dengan lingkungan, khususnya Sungai Batanghari. Sedangkan tahun ini, Kenduri Swarnabhumi berfokus pada tiga kegiatan.

Ketiga kegiatan tersebut, penguatan kapasitas masyarakat dalam berbagai pengetahuan tentang kebudayaan, khususnya tentang menjaga lingkungan sungai sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan. Kemudian festival budaya daerah yang mengangkat budaya lokal sebagai identitas masyarakat.

Selain itu ekspedisi Sungai Batanghari dengan menjelajah DAS Batanghari. Ekspedisi Sungai Batanghari tersebut akan diisi dengan kegiatan penanaman pohon penghijauan, penebaran benih ikan, pelibatan generasi muda dan masyarakat untuk membersihkan sungai serta diskusi tentang pelestarian DAS Batanghari,”ujarnya.

Mulai Juni

Dijelaskan, rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi akan dimulai akhir Juni ini hingga November 2023. Agenda kegiatan, yaitu ekspedisi Sungai Batanghari. Lokakarya dan pemberdayaan komunitas. Pemajuan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarojambi, seminar dan talkshow Peradaban DAS Batanghari, dan serta festival daerah hingga penerapan dan penguatan kembali Piagam Batanghari.

Menurut Ariansyah, festival daerah yang digelar pada Kenduri Swarnabhumi tersebut, yakni Kenduri Sko (Pesta Adat) 13 Desa Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Festival Gong Sitimang di Kota Jambi dan Bebiduk Besamo di Kabupaten Muarajambi.

Kemudian Festival Pangabuhan Kabupaten Tanjungjabung Barat, Festival Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin, Tapa Malenggang Kabupaten Batanghari, Lapik Semendo Kabupaten Sarolangun dan Festival Budaya Air Tanjung Gedang Kabupaten Bungo.

Selanjutnya Festival Pamalayu Kabupaten Dharmasraya, Seentak Galah Serengkuh Dayung Kabupaten Tebo, Ngali Ndea, Kota Sungai Penuh dan serta Festival Tradisi Jambi Provinsi
Jambi.

“Festival – festival budaya tersebut dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai harmoni sungai dan peradaban yang semakin penting untuk dirawat dengan kearifan berbasis budaya,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *