(Matra, Jambi) – Ancaman kepunahan ikan khas Danau Toba seperti ikan nila (mujahir), mas, ihan (ikan Batak) semakin menimbulkan keprihatinan bagi kalangan masyarakat dan pencinta lingkungan, termasuk Gubernur Sumatera Utara (Sumut), H Edy Rahmayadi. Karena itu upaya-upaya penyelamatan ikan lokal Danau Toba terus ditingkatkan. Salah satu upaya tersebut menabur bibit ikan dan sumber makanan biota danau dan penjernih air di Danau Toba.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 tingkat Provinsi Sumut yang dipusatkan di Desa Tongging, Kabupaten Karo, Sumut, Kamis (22/6/2023), Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menabur puluhan ribu jenis ikan khas Danau Toba, yakni ikan mas dan nila. Selain itu, Edy Rahmayadi juga menuangkan cairan peningkatan kualitas air dan sumber makanan ikan (eco-enzyme) sekitar tiga ton.
Menurut Edy Rahmayadi, populasi ikan khas Danau Toba seperti ikan nila, mas dan ihan belakangan ini semakin berkurang drastis. Bahakn jenis ihan di Danau Toba kini sudah langka. Hal tersebut dipengaruhi penangkapan ikan yang tidak terkendali dan cara yang kurang ramah lingkungan. Kondisi tersebut menimbulkan kesulitan masyarakat mendapatkan ikan dari Danau Toba untuk konsumsi sehari-hari. Karena itu pelestarian ikan khas Danau Toba harus terus ditingkatkan.
Dikatakan, peran serta masyarakat juga sangat diharapkan untuk melestarikan sumber daya Danau Toba sebab warga masyarakat pesisir Danau Toba yang paling merasakan dampak ancaman kepunahan ikan khas danau tersebut.
“Masyarakat pesisir Danau Toba merupakan garda utama penyelamatan lingkungan di kawasan Danau Toba. Karena itu masyarakat pesisir Danau Toba perlu meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan di kawasan danau tersebut,”katanya.
Edy Rahmayadi lebih lanjut mengatakan, pelestarian Danau Toba berupa penaburan bibit ikan dan penuangan eco-enzyme ke Danau Toba yang dilakukan Pemprov Sumut ke Danau Toba perlu juga diikuti pemerintah kabupaten lain yang wilayahnya memiliki kawasan Danau Toba.
“Pelestarian lingkungan yang kami lakukan ini harus diikuti seluruh kabupaten/kota di kawasan Danau Toba. Masyarakat Danau Toba juga perlu mengatasi pencemaran air Danau Toba yang kini sudah mengkhawatirkan,”katanya.
Kebakaran Hutan
Terkait kondisi hutan kritis di kawasan Danau Toba, Edy Rahmayadi mengatakan, hutan kritis tersebut perlu dihijaukan kembali melalui penanaman pohon penghijauan. Memanfaatkan momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 di Desa Tongging, Danau Toba, Edy Rahmayadi beserta masyarakat sekitar Danau Toba melakukan penanaman sekitar 2.000 batang pohon penghijauan.
“Penanaman pohon di seluruh kawasan Danau Toba tersebut diharapkan bisa menghijaukan kembali kawasan hutan Danau Toba yang kondisinya cukup memprihatinkan saat ini,”ujarnya.
Dikatakan, kerusakan hutan di akwasan Danau Toba yang cukup parah terjadi juga di kawasan Tongging. Kebakaran hutan cukup sering terjadi di kawasan perbukitan Tongging. Akibatnya beberapa bagian perbukitan di Tongging terlihat gundul. Pemulihan hutan di Tongging harus dilakukan segera.
Edy Rahmayadi mengatakan, pihaknya kini memperkuat kualitas dan kuantitas kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sumut untuk menangani masalah kehutanan serta lingkungan. Hal itu penting karena kerusakan lingkungan dan kehutanan berdampak besar terhadap masyarakat, khususnya sektor pertanian dan pariwisata.
“Cara meningkatkan pelestarian lingkungan tersebut, yakni memperkuat peran DLHK Sumut. Jumlah dan kualitas petugas DLHK Sumut dan kabupaten di Sumut harus ditingkatkan. Daerah kita begitu luas dan banyak kasus pelanggaran atau perusakan kawasan hutan dan lingkungan. Hal ini harus ditangani lebih serius,”katanya.
Sementara itu, Bupati Karo, Corry Sriwaty Sebayang mengatakan, pihaknya masih terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak lagi melakukan pembakaran hutan dan lahan. Masyarakat sekitar juga diingatkan mengenai dampak buruk pembakaran hutan saat musim kering.
“Ada tradisi membakar hutan di daerah ini. Sekarang kita edukasi masyarakat kalau itu berbahaya dan akan merusak hutan dan lingkungan. Dampak buruknya kita semua yang merasakan,”katanya.
Sedangkan menurut Kepala Dinas DLHK Sumut, Yuliani Siregar pihaknya juga menebar benih ikan ke Danau Toba dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup. Kemudian dilakukan juga penuangan sekitar lima ton eco-enzyme ke Danau Toba dan pembersihan Danau Toba di Desa Tigaras, Kabupaten Simalungun.
“Ini semua kita lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan Danau Toba. Kami berharap kegiatan pelestarian lingkungan yang kami lakukan diikuti berbagai pihak, khususnya masyarakat,”katanya.
Peringatan Hari LIngkungan Hidup Sedunia 2023 Tingkat Provinsi Sumut tersebut turut dihadiri Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Pol Panca Putra Simanjuntak, Kasdam I/Bukit Barisan (BB) Mayjen TNI Ricky Nawawi, Bupati Tapanuli Selatan, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu dan Wakil Bupati Karo Theopilus Ginting. Kemudian Inspektur Daerah Sumut Lasro Marbun dan Kepala Dinas Kominfo Sumut, Ilyas S Sitorus. (Matra/AdeSM/DiskominfoSumut).