(Matra, Jambi) – Masalah sampah plastik menjadi salah satu ancaman serius kerusakan lingkungan hidup di Indonesia. Ancaman tersebut ditandai dengan drastisnya peningkatan sampah plasti di berbagai daerah. Sementara penanganan sampah tersebut belum bisa dilakukkan secara maksimal. Selain menumpuk tak terurai di tempat pembuangan sampah, sampah plastik juga banyak mencemari sungai dan danau di berbagai daerah.
Kota Jambi juga termasuk salah satu daerah yang semakin sulit menangani masalah sampah. Hal tersebut nampak dari terus berjibunnya sampah plastik di tempat pembuangan sampah di Talang Gulo, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Selain itu, sampah plastik juga banyak menumpuk dan berserakan di tempat-tempat pembuangan sampah plastik di berbagai sudut Kota Jambi. Kemudian sampah plastik juga masih banyak memenuhi Sungai Batanghari dan anakanak sungai di Kota Jambi.
Masalah sampah plastik di Kota Jambi tersebut mendapatkan perhatian serius Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH. Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 Tingkat Provinsi Jambi di ruang pola kantor Gubernur Jambi, Kota Jambi, Senin (19/6/2023), Al Haris mengatakan, masalah peningkatan sampah plastik menjadi isu lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian saat ini. Masalahnya produksi smapah plastik masih terus meningkat, khususnya di wilayah perkotaan seperti Kota Jambi.
“Masalah sampah plastik ini harus terus kita benahi sama-sama. Ini isu yang hangat saya kira. Jika sampah plastic tidak dimanfaatkan, ini berpotensi berakibat merusak lingkungan dan menimbulkanpenyakit. Kalau sampah plastik dimanfaatkan, hal ini akan berubah menjadi sesuatu yang akan bernilai. Ada kompos, daur ulang dan lain-lain,”ujarnya.
Al Haris pada kesempatan tersebut mengajak seluruh elemen masyarakat dan para pengusaha bersama-sama menjaga lingkungan dari sampah plastik. Seluruh elemen masyarakat dan pengusaha juga diharapkan tidak membuang sampah plastik sembarangan yang dapat berakibat tidak baik bagi lingkungan.
“Intinya lingkungan hidup harus tetap kita jaga agar tetap sehat terjaga dengan baik. Kesadaran masyarakat juga penting ditingkatkan menjaga kelestarian lingkungan,”tambahnya.
Solusi Sampah Plastik
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Prof Dr Ir Siti Nurbaya, MSc dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Gubernur Jambi, Al Haris pada kesempatan tersebut juga menyoroti masalah sampah plastik.
Menurut Siti Nurbaya, polusi sampah plastik menjadi ancaman nyata yang berdampak pada setiap komunitas di seluruh dunia. Badan Lingkungan Hidup Dunia (United Nations Environment Programme/UNEP) memparkirakan bahwa tahun 2040 akan terdapat 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan.
“Karena itu melalui Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, saya menyerukan semua stakeholders (pemangku kepentingan) bersama-sama menemukan dan memperjuangkan solusi untuk polusi plastik ini,”katanya.
Dijelaskan, sesuatu yang bersejarah telah terjadi pada sesi kelima United Nations Environment Assembly (UNEA-5.2) 2 Maret 2022 di Nairobi, Kenya. Saat itu sekitar 175 perwakilan dari negara-negara di dunia menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan internasional untuk mengakhiri polusi plastik.
Resolusi yang diadopsi tersebut disebut sebagai Resolusi Polusi Plastik (Plastic Pollution Resolution). Pertemuan tersebut secara spesifik membahas soal penanggulangan polusi plastik dalam satu siklus penuh. Mulai dari sumbernya sampai ketika berakhir di laut.
“Diproyeksikan perumusan rancangan perjanjian global yang mengikat secara hukum dengan target rampung di akhir tahun 2024,”katanya.
Siti Nurbaya mengatakan, permasalahan sampah plastik dapat mengakibatkan tiga jenis krisis yang melanda planet kita. Kristis tersebut, yakni perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati dan polusi.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (sipsn.menlhk.go.id), di tahun 2022 Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah. Sekitar 18,5 % di antaranya berupa sampah plastik.
“Kementerian LHK terus mendorong pemerintah daerah untuk memiliki kebijakan dan strategi penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai ke pemrosesan akhir sampah,” jelasnya.
Dikatakan, Pemerintah Indonesia menargetkan bisa mengurangi sampah sekitar 30 % tahun 2025. Kemudian penanganan tumpukan sampah juga ditargetkan bisa mencapai 70 % pada kurun waktu yang sama.
“Kementerian terus mendorong pemerintah daerah untuk memiliki kebijakan dan strategi penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai ke pemrosesan akhir sampah,” tambahnya.
Ekonomi Sirkular
Menurut Siti Nurbaya, Indonesia saat ini menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yakni praktik ekonomi sirkular (circular economy). Ekonomi sirkular tersebut tidak hanya sekedar daur ulang sampah.
“Ekonomi sirkular adalah konsep memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk dan komponennya secara berulang, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang (resource efficiency),”ujarnya.
Siti Nurbaya menambahkan, dalam konteks pengelolaan sampah, praktik sirkular ekonomi bisa diwujudkan melalui praktik pengurangan sampah, desain ulang, penggunaan kembali, produksi ulang dan daur ulang secara langsung. Hal ini dicapai melalui transfer teknologi dan penerapan model bisnis baru.
Dikatakan, ekonomi sirkular pada tingkatan produsen atau badan usaha telah dimulai dengan menerapkan Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas (Extended Producer Responsibility/EPR).
“Hingga Desember 2022, sebanyak 15 badan usaha telah menerapkan EPR dengan jumlah sampah terkurangi sebesar 1.145,5 ton. Pemerintah juga tengah melakukan pendampingan teknis peta jalan pengurangan sampah pada 353 badan usaha,”tuturnya.
Menurut Siti Nurbaya, Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diselenggarakan setiap tanggal 5 Juni dimulai ketika Majelis Umum PBB tahun 1972 menetapkan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Pada saat Konferensi Stockholm Program Lingkungan PBB (UNEP) telah mengumumkan Pantai Gading menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 dengan tema “Solusi untuk Polusi Plastik” (Solutions to Plastic Pollution). (Matra/Radesman Saragih).