Wakil Bupati Merangin, H Nilwan Yahya (kiri) pada Forum Koordinasi TPPS Kabupaten Merangin 2023 di aula Depati Payung Bappeda Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Kamis (15/6/2023). (Foto : Matra/KominfoMerangin).

(Matra, Merangin) – Intensitas penanganan kasus gizi buruk pada anak bayi lima tahun dan ibu hamil (bumil) di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi berhasil menurunkan kasus stunting (gangguan perkembangan fisik anak) di daerah tersebut. Kasus stunting di Merangin satu tahun terakhir berhasil diturunkan dari 19,7 % menjadi 14,5 % atau berkurang 5,2 %.

Wakil Bupati Merangin, H Nilwan Yahya pada Forum Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Merangin 2023 di aula Depati Payung BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Merangin, Kamis (15/6/2023) menjelaskan, penurunan kasus stunting di Kabupaten Merangin tersebut mendukung penurunan kasus stunting di tingkat Provinsi Jambi dan nasinal.

‘’Penurunan kasus stunting di Merangin hingga 5,2 % tentunta mendukung penurunan kasus stunting di tingkat provinsi dan nasional. Kasus stunting di Provinsi Jambi sendiri turun dari 22,4 % menjadi 18 %. Sedangkan kasus stunting di Indonesia turun dari 24,4 % menjadi 21,6 %,”katanya.

Nilwan Yahya pada kesempatan tersebut memberikan apresiasi kepada TPPS Kabupaten Merangin atas penurunan kasus stunting di daerah tersebut. Komitmen TPPS Merangin yang secara intensif melakukan penanganan masalah anak-anak dan ibu hamil yang mengalami gizi buruk ke seluruh pelosok desa, kasus stunting di Merangin bisa ditekan.

Dijelaskan, Pemkab Merangin mentapkan target penurunan kasus stunting menjadi Sembilan persen tahun 2024. Untuk itu TPPS Merangin, jajaran dinas kesehata, kepala desa, lurah dan camat di Merangin diharapkan terus mengintensifkan penanganan stunting.

‘’Semoga pada 2024 nanti, target prevalensi stunting Kabupaten Merangin menjadi sembilan persen dapat kita capai. Teruslah bekerja semaksimal mungkin, sehingga Merangin bisa bebas dari stunting,’’pintanya.

Menurut Nilwan Yahya, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, tetapi juga berkaitan dengan perkembanganan otak yang kurang maksimal. Anak yang mengalami stunting bisa membuat kemampuan mental dan belajar anak di rendah atau di bawah rata-rata. Kondis ini berdampak negative pada penurunan prestasi belajar anak.

Dikatakan, kunci pencegahan stunting terletak pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK). Karena itu pada masa tersebut, penanganan asupan gizi dan kesehatan pada anak dan ibu hamil perlu mendapat perhatian khusus.

“Selain itu, intervensi (penanganan) terhadap remaja putri dan calon pengantin juga perlu terus dilakukan agar memahami pentingnya gizi dan kesehatan yang baik. Hal itu penting guna menciptakan generasi yang cerdas, sehat dan berprestasi, yakni generasi penerus yang terhindar dari stunting,”ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perwakilan Badan Koordinasi Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi, Yudi Hendra Musrizal pada kesmepatan tersebut meminta TPPS Merangin dan se-Provinsi Jambi tetap focus pada upaya pencegahan dan penanganan anak penyandang masalah stunting. Hal itu penting karena angka stunting di Jambi masih tergolong tinggi.

“Bukti kerja kita dapat dilihat dari penurunan jumlah anak yang mengalami stunting. Kita pastikan para balita siap dalam kondisi normal pada pelaksanaan survei yang akan dilakukan pada Agustus – September 2023 mandatang,’’katanya.

Dikatakan, pencegahan kejadian stunting dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya program elsimil (elektronik siap nikah siap hamil) dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan kesiapan menikah serta hamil calon pengantin wanita.

Selain itu, lanjutnya, pendampingan keluarga berisiko stunting yang Tim Pendamping Keluarga (TPK) juga harus terus diintensifkan. Jumlah pendamping keluarga untuk Kabupaten Merangin saat ini mencapai 699 orang.

“Intervensi kepada anak stunting dan keluarga berisiko stunting juga dilakukan sektor lain seperti dunia usaha. Baik perusahaan atau perorangan. Upaya itu dilakukan melalui pelaksanaan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS),”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *