(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi mulai tahun ajaran 2023/2024 menerapkan kurikulum pendidikan muatan lokal (mulok) mengenai lingkungan gambut. Penerapan kurikulum pendidikan gambut tersebut dinilai penting guna meningkatkan pengetahuan dan kepedulian generasi muda mengenai pelestarian hutan dan lahan gambut.
Launching (peluncuran) kurikulum mulok pendidikan lingkungan gambut tersebut dilaksanakan di Aston Hotel, Kota Jambi, Rabu (14/6/2023). Launching dilakukan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH dan dihadiri Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Nasional, Hartono serta jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
Menurut Al Haris, kurikulum pendidikan mulok mengenai lingkungan gambut tersebut diberlakukan di seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat. Kurikulum pendidikan lingkungan gambut tersebut merupakan upaya menjaga kelestarian ekosistem hutan dan lahan gambut.
“Hutan dan lahan Gambut bukan hal yang menakutkan. Karena itu kita berupaya menjaga kelestarian gambut dan memanfaatkan gambut dengan baik. Kurikulum ini juga salah satu upaya meningkatkan partisipasi serta kesadaran masyarakat melestarikan gambut,”ujar.
Terbakar
Al Haris mengungkapkan, kebakaran hutan dan lahan gambut di Provinsi Jambi tahun 2015 menyebabkan terjadinya bencana asap. Asap kebaran hutan dan lahan gambut dari Jambi bahkan sampai ke daerah lain dan negara lain seperti Singapura. Kebakaran hutan dan lahan gambut terjadi akibat kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat maupun pengusaha terhadap pelestarian gambut.
“Provinsi Jambi menjadi penyumbang asap terbesar ke Singapura tahun 2015. Karena itu saya mengajak masyarakat dan pengusaha di Jambi mengubah mindset (pola pikir) mengenai pencegahan kebakaran gambut. Selama ini kita berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan gambut. Namun di masa mendatang kita berupaya melakukan upaya pencegahan kebakaran gambut,”paparnya.
Al Haris pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi terahadap BRGM yang sudah berhasil menyusun modul kurikulum Pendidikan Lahan Gambut menjadi muatan lokal. Kurikulum baru ini merupakan ide yang luar biasa dan patut diapresiasi.
Sementara itu, Kepala BRGM, Hartono menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi yang terus mendukung program-program penyelamatan hutan dan lahan gambut. Melalui dukungan itu, BRGM bisa melaksanakan berbagai program pelestarian hutan dan lahan gambut.
“Sejak tahun 2016, Pemprov Jambi dan BRGM terus bekerja sama mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut, memulihkan kerusakan serta merehabilitasi hutan dan lahan gambut. Nah saat ini BRGM dan Pemprov Jambi memberlakukan kurikulum pendidikan lingkungan gambut. Mudah-mudahan kurikulum ini bisa meningkatkan pemahaman masyarakat dan generasi muda mengenai pelestarian hutan dan lahan gambut,”katanya.
Sementara itu berdasarkan catatan medialintassumatera.net (Matra), kerusakan hutan dan lahan gambut di Provinsi Jambi saat ini mencapai 769.830 ha atau 89 % dari total 864.498 ha areal hutan dan lahan gambut di Jambi. Kawasan gambut yang sangat rusak berat mencapai 3.554 ha, rusak berat (79.343 ha), rusak sedang (151.188 ha) dan rusak ringan (535.745 ha).
Hutan dan lahan gambut yang kondisinya masih baik di Jambi hanya sekitar 1.459 ha (0,17 %). Sebagian besar kerusakan hutan dan lahan gambut tersebut dipicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup besar tahun 2015 dan 2019.
Hutan dan lahan gambut di Provinsi Jambi sebagaian besar berada di wilayah Kabupaten Muarojambi, Kabupaten Tanjungjabung Barat dan Kabupaten Tanjungjabung Timur. (Matra/AdeSM).