Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono (tengah) bersama Danrem 042/Gapu Jambi, Brigjen TNI Supriono dan Gubernur Jambi, H Al Haris (kiri) meninjau mesin pemadam kebakaran hutan pada Apel Siaga Karhutla di lapangan Korem 042/Gapu Jambi, Kota Jambi, Senin (8/5/2023). (Foto : Matra/HumasPoldaJambi).

(Matra, Jambi) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang selalu menghantui Provinsi Jambi setiap memasuki musim kemarau. Bahkan beberapa kali musim kemarau, karhutla di Provinsi Jambi terjadi dalam skala yang sangat luas dan sukar dipadamkan. Hal itu sedikitnya terjadi pada musim kemarau panjang tahun 2015 dan 2019.

Berdasarkan catatan Polda Jambi, karhutla yang cukup parah di Jambi terjadi tahun 2015 dengan luas hutan dan lahan yang terbakar sekitar 115.000 ha. Kemudian luas karhutla di daerah itu tahun 2016 berkurang menjadi 8.000 ha dan sempat turun drastis menjadi 109 ha tahun 2017. Namun kasus karhutla di Jambi melonjak kembali menjadi 55.000 ha tahun 2019.

Karhutla di Jambi semakin memprihatinkan karena lokasinya berada di hutan dan lahan gambut, khususnya di Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar) dan Tanjungjabung Timur (Tanjabtim).

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi tahun ini, kawasan hutan dan lahan gambut yang rusak di Provinsi Jambi mencapai 769.830 ha atau 89 % dari total 864.498 ha areal hutan dan lahan gambut di provinsi itu. Sebagian besar kerusakan hutan dan lahan gambut tersebut dipicu karhutla yang cukup besar tahun 2015 dan 2019.

Kebakaran hutan dan lahan gambut tersebut hingga kini masih sering terjadi kala Jambi memasuki musim kemarau. Memasuki fenomena El Nino tahun ini, karhutla di Jambi diperkirakan berpotensi terjadi lagi dalam skala besar.

Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD pada Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Nasional di kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta, medio Januari 2023 mengingatkan, tiga daerah di Sumatera, yakni Jambi, Riau dan Sumatera Utara akan dilanda kemarau panjang tahun 2023 terkait fenomena El Nino. Karena itu antisipasi karhutla di ketiga daerah tersebut harus dilakukan secara dini dan intensif.

“Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi karhutla di Indonesia meningkat tahun 2023 seiring fenomena El Nino (kemarau panjang). Tiga daerah di Sumatera yang diperkirakan terkena dampak El Nino, yakni Jambi, Riau dan Sumatera Utara. Untuk itu antisipasi dini karhutla di ketiga daerah tersebut harus ditingkatkan,”katanya.

Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono (tiga dari kanan), Danrem 042/Gapu Jambi, Brigjen TNI Supriono (tiga dari kiri), Gubernur Jambi, H Al Haris (empat dari kanan) bersama perwakilan perusahaan dan petani penerima bantuan alat pemadam kebakaran pada Apel Siaga Karhutla di lapangan Korem 042/Gapu Jambi, Kota Jambi, Senin (8/5/2023). (Foto : Matra/HumasPoldaJambi).

Gerak Cepat

Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono didampingi Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jambi, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Mulia Prianto di Polda Jambi, baru-baru ini mengatakan, guna mengendalikan karhutla di Jambi, jajaran Polri dan TNI di Jambi bergerak cepat mencegah karhutla. Jajaran Polda Jambi dan Resort Militer (Korem) 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi telah menggelar Apel Siaga Karhutla di lapangan Korem 042/Gapu Jambi, Kota Jambi, Senin (8/5/2023).

Apel siaga tersebut diikuti dengan menerjunkan personil gabungan Polda Jambi, Korem 042/Gapu Jambi, Polres dan Kodim se-Provinsi Jambi serta pihak terkait melakukan sosialisasi dan patroli karhutla ke desa-desa yang berada di daerah rawan karhutla. Mulai Juni ini, pos-pos pengendalian karhutla di Jambi juga sudah dibentuk di daerah-daerah rawan karhutla.

Menurut Rusdi Hartono, pihaknya bekerja sama dengan jajaran TNI di Jambi melakukan deteksi dini karhutla guna mencegah munculnya titik api (hot spots). Hal itu dilakukan sebab biasanya deteksi dini karhutla yang lamban di awal-awal musim kemarau sering memicu munculnya karhutla.

Dijelaskan, Polda Jambi juga mengefektifkan pemantauan karhutla melalui aplikasi asap digital. Saat ini Polda Jambi mengelola 14 unit kamera pemantau (Closed Circuit Television/CCTV) yang terpasang di lokasi-lokasi rawan karhutla.

Rusdi Hartono mengatakan, antisipasi karhutla di Jambi perlu dilakukan secara dini mencegah terjadinya kebakaran hutan. Daerah rawan karhutla yang perlu dipantau secara dini dan intensif, yakni kawasan hutan dan lahan gambut di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur dan Muarojambi. Selain itu daerah-daerah rawan kebakaran hutan di kabupaten lain juga perlu dipantau secara dini dan intensif.

“Polda Jambi siap menerjunkan personil untuk melakukan patroli karhutla di daerah-daerah rawan karhutla, khususnyadi kawasan hutan dan lahan gambut. Patroli karhutla dilakukan melalui darat dan udara. Patroli karhutla melalui darat paling efektif karena dapat dilakukan petugas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa) serta masyarakat sekitar hutan.

Tingkatkan Koordinasi

Sementara itu menurut Danrem 042/Gapu Jambi, Brigjen TNI Supriono, SIP, MM, selaku Pelaksana Harian Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, pihaknya juga terus meningkatkan koordinasi dan kesiagaan mengantisipasi secara dini karhutla di Jambi. Beberapa waktu lalu, Danrem 042/Gapu Jambi sudah menggelar rapat koordinasi dengan Polda Jambi, perusahaan dan jajaran terkait guna melakukan sosialisasi, antisipasi dini dan penanggulangan karhutla.

“Jajaran Korem 042/Gapu Jambi, Polda Jambi, perusahaan HTI dan pimpinan perkebunan kelapa sawit di Jambi sudah pernah membuat kesepakatan tertulis mengenai pencegahan dan penanggulangan karhutla. Melalui kesepakatan tersebut, semua pihak terkait bisa melakukan sosialisasi, pencegahan dan penanggulangan karhutla secara terkoordinir,”katanya.

Menurut Supriono, pihak Korem 042/Gapu Jambi dan Polda Jambi terus mengawasi kegiatan 121 perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kehutanan (HTI) di Jambi. Pengawasan terkhusus dilakukan terhadap 70 perusahaan perkebunan sawit dan HTI yang melakukan aktivitas di sekitar hutan dna lahan gambut di empat kabupaten.

Perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit yang diawasi di Kabupaten Muarojambi sebanyak 36, Batanghari (18 perusahaan), Tanjungjabung Barat ( 8 perusahaan) dan dan Tanjungjabung Timur (8 perusahaan).

Dikatakan, guna mendeteksi karhutla di berbagai daerah rawan karhutla di Jambi, Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi melakukan sistem kendali menggunakan internet. Kemudian seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dan lapisan masyarakat diminta aktif membantu pelaksanaan tugas Satgas Penanggulangan Karhutla di Provinsi Jambi.

Sementara itu, Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH mengatakan, Provinsi Jambi (Pemprov) Jambi saat ini berstatus Siaga Darurat Karhutla 2023. Penetapan status siaga darurat karhutla diberlakukan mengantisipasi bencana karhutla pada musim kemarau yang mulai terjadi Juni 2023.

Dikatakan, penatapan status tersebut bertujuan supaya seluruh pihak terkait di Jambi meningkatkan kesiagaan menghadapi karhutla. Kesiagaan karhutla bukan hanya dilakukan petugas terkait, tetapi juga warga masyarakat.

“Sejak 13 Maret 2023, Provinsi Jambi termasuk kategori daerah yang rawan bencana karhutla. Karena itu Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi perlu kembali siaga saat ini. Petugas satgas karhutla di Jambi sudah bisa siaga di pos komando (posko) karhutla di sekitar kawasan hutan,”katanya. (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *