(Matra, Jambi) – Sejarah perjuangan bangsa tidak boleh dilupakan sebab sejarah menjadi salah satu titik awal bagi suatu bangsa menggapai kemajuan dan kesejahteraan. Karena itulah bangsa Indonesia tidak boleh melupakan sejarah reformasi bangsa yang terjadi 25 tahun lalu. Perjuangan reformasi tersebut menjadi titik awal kebangkitan demokrasi dan pembangunan di Indonesia hingga saat ini.
Demikian diungkapkan Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto, SHI, MSi ketika tampil sebagai pembicara pada diskusi interaktif Refleksi 25 Tahun Reformasi di Indonesia yang digelar di kampus Institut Agama Islam Muhammad Azim Jambi, Kota Jambi, Senin (15/5/2023).
Diskusi tersebut turut dihadiri Presidium Nasional Pena ’98, Cecep Suryana, tokoh perempuan Jambi, Hj Ratu Munawaroh, Wakil Wali Kota Jambi, H Maulana dan kalangan aktivis mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Jambi.
Menurut Edi Purwanto, reformasi di Indonesia yang terjadi selama 25 tahun ini membawa banyak perubahan di tengah kehidupan masyarakat. Namun belum semua harapan masyarakat sesuai jiwa reformasi yang bisa diwujudkan. Reformasi belum bisa menjawab semua keinginan masyarakat Indonesia.
“Namun demikian sejarah tidak boleh dilupakan, reformasi harus terus diperjuangkan. Kita tidak bisa melupakan sejarah karena sejarah itulah yang menjadi tolak awal bagi kita memajukan pembangunan di segala bidang,”katanya.
Beberapa harapan masyarakat yang belum bisa terwujud secara maksimal hingga saat ini, yakni praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Namun demikian upaya pemerintah memberantas korupsi selama era reformasi sudah menunjukkan kemajuan yang cukup pesat. Sudah banyak pelaku korupsi dari kalangan pejabat pemerintah yang terlibat korupsi diproses secara hukum.
“Masalah KKN di negara kita ini belum selesai, belum bisa dituntaskan. Dulu kita melihat kasus korupsi hanya terjadi di kalangan beberapa elit saja. Namun sekarang, mohon maaf sekali lagi, kasus korupsi terjadi di semua lembaga mulai dari lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif ,” ujarnya.
Dikatakan, persoalan KKN tersebut dan persoalan pembangunan lainnya yang belum tercapai sesuai harapan reformasi harus perlu didiskusikan. Berbagai persoalan bangsa saat ini perlu dicermati bersama agar bisa dicapai solusi yang terbaik. Harapan-harapan masyarakat sesuai dengan jiwa reformasi pun harus diperjuangkan secara bersama-sama.
“Jadi jangan ada anggapan reformasi itu tidak baik. Kalaupun capaiannya yang belum maksimal, reformasi harus terus diperjuangkan. Karena itu saya mengingatkan adik-adik mahasiswa agar mengelola organisasi harus konsisten dan jujur. Saya percaya kalau kita konsisten berjuang membangun bangsa dan negara ini, pasti kita berhasil. Jadi apa pun profesi kalian nantinya, jangan lupa sejarah,”katanya. (Matra/AdeSM)