Spanduk penolakan pembangunan menara masjid senilai Rp 20 miliar di Kisaran, Asahan, Sumut yang dipampang aktivias mahasiswa Marhaenis ketika unjuk rasa ke kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Asahan, Kisaran Sumut, Kamis (11/5/2023). (Foto : Matra/LSMMAsahan).

(Matra, Asahan) – Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Mahasiswa Marhaenis (LSMM) Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memprotes pembangunan menara Masjid Agung H Achmad Bakrie, Kisaran, Kabupaten Asahan yang menelan dana hingga Rp 20 miliar. Pembangunan menara masjid tersebut dinilai terlalu mubazir dan tidak prorakyat di tengah masih banyaknya infrastruktur daerah pedesaan di Kabupaten Asahan yang membutuhkan perbaikan.

Protes atau penolakan pembangunan menara masjid tersebut dilakukan Badan Pengurus Cabang (BPC) LSMM Asahan di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Kabupaten Asahan, Sumut, Jalan Mahoni, Mekar Baru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kisaran, Kabupaten Asahan, Kamis (11/5/2023).

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi BPC LSMM Asahan, Nawawi Tanjung ketika menyampaikan orasi (pernyataan sikap) pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya kecewa terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan, khususnya Dinas PUTR Kabupaten Asahan yang membangun menara masjid hingga menelan dana Rp 20 miliar.

“Pembangunan menara masjid tersebut sama sekali tidak mempertimbangkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan infrastruktur jalan ke pedesaan di Asahan yang saat ini masih banyak yang rusak berat,”katanya.

Nawawi Tanjung lebih lanjut mengatakan, BPC LSMM Kabupaten Asahan sudah melakukan pengecekan (pemantauan) kondisi jalan ke 177 desa dan 27 kelurahan di Kabupaten Asahan. Hasil pantauan menunjukkan masih banyak jalan yang rusak, hancur bagaikan kubangan kerbau. Namun Pemkab Asahan sama sekali kurang memperhatikan kerusakan jalan tersebut.

“Pemkab Asahan, khususnya Dinas PUTR Kabupaten Asahan kami nilai kurang peka terhadap situasi kesulitan yang dihadapi masyarakatnya. Di tengah kerusakan jalan tersebut, Dinas PUPR Kabupaten Asahan malah terkesan menghambur – hamburkan uang rakyat (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah/APBD),”tegasnya.

Nawawi Tanjung menilai, pembangunan menara masjid senilai Rp 20 miliar di Kisaran tersebut merupakan pemborosan uang Negara dan tidak memberikan rasa keadilan kepada masyarakat. Pembangunan menara masjid dengan anggaran yang sangat besar tersebut juga dianggap kurang memiliki urgensi (tidak penting) saat ini karena situasi ekonomi masyarakat masih sulit.

“Anggaran pembangunan menara masjid tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk membangun dan memperbaiki kerusakan jalan di Asahan agar warga masyarakat bisa menikmati akses yang lebih mudah menjual hasil-hasil pertanian mereka serta melakukan aktivitas ekonomi dari desa-esa ke pusat perkotaan,”katanya.

Senada dengan Nawawi Tanjung, Ketua Cabang LSMM Asahan Johan Iskandar Sitorus mengatakan, Kepala Dinas PUTR Kabupaten Asahan seharusnya lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat nelaksanakan pembangunan infrastruktur di Asahan. Uang Negara dan uang rakyat jangan dihambur-hamburkan untuk pembanguann yang kurang mendapatkan skala prioritas memulihkan ekonomi rakyat pasca pandemi Covid-19.

“Kami curiga, pembangunan menara masjid dengan dana Rp 20 miliar tersebut hanya untuk kepentingan sekelompok orang. Dana pembangunan menara masjid tersebut dimanfaatkan oknum-oknum pejabat Dinas PUTR Kabupaten Asahan dan pihak pengusaha tertentu,”katanya.

Aktivis mahasiswa Lingkar Studi Mahasiswa Marhaenis (LSMM) Kabupaten Asahan menggelar unjuk rasa memprotes pembangunan menara masjid senilai Rp 20 miliar di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Asahan, Kisaran Sumut, Kamis (11/5/2023). (Foto : Matra/LSMMAsahan).

Asahan Religius

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Asahan, Syamsuddin, SH, MM di Asahan, baru-baru ini menjelaskan, pembangunan menara Masjid Agung H Achmad Bakrie Kisaran tersebut termasuk salah sata prioritas pembangunan di Kabupaten Asahan.

“Pembangunan menara masjid ini dilaksanakan guna mewujudkan Kabupaten Asahan Religius, Asahan Go Wisata dan Infrastruktur Kuat. Pembangunan menara masjid tersebut juga sudah melalui tahapan proses perencanaan yang matang,”katanya.

Dijelaskan, pembangunan menara Masjid Agung H Achmad Bakrie Kisaran dimaksudkan menambah keindahan masjid tersebut. Dengan demikian masjid tersebut bisa menjadi salah satu destinasi wisata religi yang bisa menarik minat wisatawan ke Kisaran. Baik itu wisatawan lokal Kabupaten Asahan, regional Sumatera hingga wisatawan nusantara.

“Nah jika wisatawan banyak berkunjung ke Kisaran melihat wisata rekigi di masjid ini, tentunya pendapatan asli daerah (PAD) Asahan juga bisa terdongkrak,”tambahnya.

Mengenai pembangunan dan perbaikan jalan rusak, Syamsuddin mengatakan, Pemkab Asahan telah menganggarkan pembangunan infrastruktur jalan dan peningkatan kesejahteran masyarakat. Pembangunan infrastruktur tersebut juga menjadi bagian dari program prioritas Pemkab Asahan di bawah kepemimpinan Bupati Asahan, H Surya, BSc dan Wakil Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, SSos, MSi. (Matra/AdeSM/BerbagaiSumber).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *