Salah satu penampilan Sanggar Tari Sihoda membawakan tari tradisional nusantara pada pentas tari di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, baru-baru ini. (Foto : Matra/Sihoda/Dok).

(Matra, Medan) – Konsistensi berkarya dan berkreasi ternyata sangat dibutuhkan dari para seniman guna menggali, mengangkat (mempopulerkan) hingga melestarikan seni budaya daerah. Hal itulah yang dilakukan para seniman tari yang tergabung dalam Sanggar Tari Simalungun Home Dancer (Sihoda).

Sejak didirikan beberapa tahun lalu, Sanggar Sihoda tetap eksis dan konsisten mengembangkan tari Simalungun, Karo, Toba dan berbagai tarian tradisional nusantara. Bahkan mereka sudah menggapai puncak prestasi di tingkat interasional dengan menjaurai beberapa even festival tari tingkat dunia di Turki.

Karena itu untuk tahun ini, Sanggar Sihoda kembali dipercaya mewakili Indonesia mengikuti festival tari tradisional tingkat dunia, 36th Folk Del Mundo and Jornadas Folcloricas Nazarenas Internacionales di Andalucia dan Dos Hermanas, Spanyol.

Menjelang keberangkatan ke Spanyol, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut), Musa Rajekshah pun menjamu pengurus Sanggar Tari Sihoda di rumah dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud, Kota Medan, Provinsi Sumut, Senin (17/4/2023).

Pimpinan (Owner) sanggar tari Sihoda, Laura Tyas Avionita Sinaga pada pertemuan tersebut sangat terharu hingga meneteskan air mata mendapat undangan Wagub Sumut, Musa Rajekshah. Laura Sinaga mengisahkan, perhatian Musa Rajekshah kepada Sihoda tak terlepas pesan-pesan yang mereka kirimkan ke kolom komentar Instagram (IG) Wagub Sumut tersebut. Wagub Sumut, Musa Rajekshah merspon pesan-pesan tersebut.

“Ada sekitar 50 komentar kami tinggalkan di IG Bapak Wagub Sumut. Kemudian kami dihubungi untuk bertemu dengan Bapak. Mengetahui respon Bapak, anak-anak Sanggar Sihoda teriak kesenangan. Satu kebanggaan bagi kami bisa bertemu Bapak Wagub,”ujar Laura.

Ketua Tim Sanggar Tari Sihoda, Laura Tyas Sinaga (empat dari kiri) dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah (empat dari kanan) seusai pertemuan di rumah dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud, Kota Medan, Provinsi Sumut, Senin (17/4/2023). (Foto : Matra/KominfoSumut).

Melanglang Buana

Laura Sinaga mengatakan, sejak berdiri tahun 2017, Sihoda sudah melanglang buana mengikuti berbagai pentas tari tradisional tingkat Sumatera, nasional hingga dunia. Sanggar tari Sihoda sudah tampil dan meraih penghargaan pada Festival Folk Dance di Yalova, Turki Agustus 2021.

Saat itu sanggar seni Sohoda meraih Juara II. Kemudian mengikuti 8th Golden Furniture Folk Dance Competition di Inagol, Turki 16-20 Juli 2022. Pada festival tersebut, Sanggar Sihoda meraih penghargaan the best performance (penampilan terbaik) dan the best costume (busana tradisional terbaik).

“Tahun ini Sanggar Sihoda akan mengikuti dua festival internasional. Salah satu di antaranya, 36th Folk Del Mundo and Jornadas Folcloricas Nazarenas Internacionales di Andalucia dan Dos Hermanas, Spanyol yang direncanakan pertengahan tahun ini,”katanya.

Laura Sinaga mengharapkan, melalui pertemuan dengan Wagub Sumut Musa Rajekshah tersebut, Pemprov Sumut bisa mendukung keberangkatan Sanggar Sihoda mengikuti ke festival tari di Spanyol. Dukungan tersbeut, terutama dukungan penggalangan dana.

“Ketika kami mengikuti festival tari ke Turki tahun lalu, penggalangan dananya lumayan sulit, Pak. Kami terpaksa melakukan penggalangan dana melalui ngamen di pinggir jalan, kafe dan pentas hiburan lainnya. Bahkan kami pernah ngamen sampai 12 jam tanpa berhenti di depan gedung DPRD Pematangsiantar,”katanya.

Tim Tari Sanggar Sihoda menerima penghargaan pada “Internasional 35th Uluslararasi Kultur Sanat Festivali and 8th Golden Furniture Folk Dance Competition” di Kota Inegol, Turki, Sabtu – Rabu (16-20/7/2022). (Foto : Matra/Dok.Sihoda).

Penuh Perjuangan

Laura Sinaga mengisahkan, dirinya penuh perjuangan dan liku-liku mendirikan hingga pengembangkan sanggar tari Sihoda. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Lasmer Sinaga dan Tioria Damanik tersebut mendirikan Sanggar Sihoda 2017 ketika dirinya duduk secara sempurna apalagi menari. Dia hanya bisa berbaring di tempat tidur usai kecelakaan yang menimpanya saat berkendaraan tahun 2016.

Namun karena Dia sudah berikhtiar mendirikan sanggar tari waktu kuliah, pendirian Sanggar Sihoda tetap diupayakan. Ketika menempuh studi jurusan seni tari di Universitas Negeri Medan (Unimed) tahun 2014, Laura Sinaga sudah pernah mencoba membentuk kelompok tari dengan mengajak kawan-kawan asal Simalungun.

“Setiap ada even seni dan wisata, kami menawarkan diri tampil tanpa dibayar. Kemudian kelompok tari kami berhenti 2016 karena saya kecelakaan. Saya pulang kampung dan harus pakai kursi roda. Namun pada 2017 saya pun memutuskan menghidupkan kembali sanggar tari yang pernah saya dirikan. Niat itu muncul karena ssebagai penyandang disabilitas, saya susah cari kerja,”katanya.

Dikatakan, upaya Laura Sinaga membentuk sanggar tari mengundang banyak pertanyaan dan pandangan sinis. Namun berkat dukungan keluarga, Laura Sinaga merasa yakin bisa mendirikan sanggar tari.

“Pendirian sanggar tari Sihoda saya umumkan melalui sosial media dan direspons baik. Awalnya saya melatih 12 anak. Saya melatihnya sambil berbaring di tempat tidur dan harus bolak-balik istirahat karena belum kuat. Anak-anak didik saya pertama tampil di acara Siantarman Arts Festival,”ujarnya.

Latihan menari akhirnya membantu Laura Sinaga dalam proses penyembuhan. Berlahan namun pasti, Dia pun mulai bisa berdiri meski harus dipapah atau menggunakan penopang tongkat. Dengan kondisi fisik seperti itu, Laura Sinaga semakin semangat membawa anak-anak sanggarnya ke sejumlah festival, termasuk ke festival adat Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nation/ASEAN) di Sumenep, Jawa Timur medio Oktober 2018. Bahkan Laura juga sempat mengajar tari terhadap 60 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Surabaya.

“Saya berharap bisa mendirikan sekolah tari ke depan, menjadi pusat pelatihan mengembangkan bakat anak-anak di daerah untuk bisa menjadi penari atau pelatih tari professional. Saya juga berupaya bisa menyelenggarakan festival tari internasional ke Sumut yang akan diadakan Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun. Upaya itu kami rancang untuk mempromosikan wisata Danau Toba,”katanya.

Siap Membantu

Merespon harapan para seniman tari dari sanggar tari Sihoda tersebut, Musa Rajekshah memberikan sambutan positif. Dia berjanji akan membantu sanggar tari Sihoda. Musa Rajekshah juga mengapresiasi perjuangan Laura Sinaga yang takan kenal lelah membangun sanggar tari Sihoda dalam upaya pelestarian tari tradisional Sumut.

“Saya baru ketemu sama anak-anak muda dari Sanggar Sihoda yang sudah pernah tampil hingga ke Turki. Ini luar biasa. Saya tadi mendengarkan perjuangan Laura Sinaga mendirikan sanggar ini dengan keterbatasannya. Tetapi Dia tetap semangat. Ini patut dijadikan teladan buat anak-anak muda lainnya,” ujarnya.

Musa Rajekshah mengatakan akan melihat di bidang apa nantinya Pemprov Sumut bisa membantu agar sanggar tari Sihoda bisa terus tumbuh. Termasuk bantuan pengadaan dana atau anggaran. Hal itu penting agar sanggar tari Sihoda bisa tetap melakukan kegiatan mereka.

“Mudah-mudahan Sanggar Sihoda ini bisa terus tumbuh berkembang, melahirkan anak-anak berprestasi dari Simalungun dalam seni dan budaya. Tetap semangat dan saya yakin Sanggar Sihoda menjadi mendunia nantinya,”katanya. (Matra/AdeSM/KominfoSumut).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *