(Matra, Jambi) – Upaya penyelamatan Sungai Batanghari dari ancaman kerusakan akibat kegiatan industri kehutanan, perkebunan dan pertambangan tak henti-hentinya dilakukan Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah di Provinsi Jambi. Salah satu upaya tersebut, menggelar kegiatan wisata, budaya dan lingkungan skala nasional, yakni, Kenduri Swarnabhumi.
Event (kegiatan) Kenduri Swarnabhumi (penelusuran jejak peradaban masyarakat sekitar Sungai Batanghari) di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat (Sumbar) pertama kalinya digelar tahun lalu. Kegiatan tersebut digagas Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kenduri Swarnabhumi tahun ini pun kembali digelar karena Kenduri Swarnabhumi tahun lalu dinilai sukses. Dirjen Kemendikbudristek menunjuk Provisni Jambi sebagai tuan rumah. Pemprov Jambi pun merespon positif pelaksanaan event budaya, pariwisata dan sejarah tersebut.
“Kami menyambut baik digelarnya kembali Kenduri Swarnabhumi. Kami juga berterima kasih karena tetap dipercaya menjadi penyelenggara Kenduri Swarnabhumi tahun ini. Kegiatan telusur jejak peradaban masyarakat Sungai Batanghari ini merupakan wujud ikhtiar dan upaya bersama menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Batanghari,”kata Hal tersebut dikatakan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada rapat persiapan Kenduri Swarnabhumi Provinsi Jambi 2023 di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi, Senin, (10/4/2023).
Rapat tersebut turut dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, anggota Komisi V DPR RI, H Bakrie, Sekretaris Daerah Pemprov Jambi, H Sudirman, Wali Kota Sungai Penuh, H Ahmadi Zubir, Wakil Bupati Merangin, H Nilwan Yahya dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi.
Menurut Al Haris, Kenduri Swarnabhumi penting untuk menggugah kesadaran dan kepedulian seluruh elemen masyarakat Jambi mengenai pentingnya pelestarian Sungai Batanghari. Melalui kegiatan wisata, budaya dan sejarah tersebut, masyarakat sekitar DAS Batanghari kembali disadarkan bahwa Sungai Batanghari yang memiliki panjang sekitar 800 kilometer (Km) memiliki peradaban cukup panjang dan berperan penting menopang kehidupan masyarakat Jambi selama ini.
Dikatakan, Sungai Batanghari yang mengalir dari wilayah Sumatera Barat (Sumbar) hingga Jambi juga sarat dengan berbagai kearifan (wisdom) lokal. Masyarakat yang bermukim di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Batanghari memiliki kehidupan sosial budaya tersendiri yang terkait erat dengan Sungai Batanghari.
Selain itu, lanjut Al Haris, Sungai Batanghari juga bermanfaat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar DAS Batanghari, baik di wilayah Sumbar maupun Jambi sebagai sumber penghidupan, sarana transportasi dan kekayaan seni – budaya. Sungai Batanghari juga penting untuk kelestarian berbagai flora dan fauna yang hidup di dalam ekosistem Sungai Batanghari. Karena itulah Sungai Batanghari perlu dilestarikan.
“Kita perlu bersyukur dan berterima kasih kembali mendapatkan kepercayaan melaksanakan Kenduri Swarnabhumi ini. Event wisata, budaya, sejarah dan lingkungan ini memberikan manfaat besar bagi daerah yang kita cintai ini, Baik dari sisi pelestarian lingkungan, khususnya sungai dan DAS Sungai Batanghari, menggali nilai budaya dan melestarikannya maupun manfaat terhadap wisata dan ekonomi,”tambahnya.
Cepat Merespon
Demi suksesnya event (kegiatan) wisata, budaya dan lingkungan Kenduri Swarnabhumi, Al Haris meminta pemerintah daerah di Jambi harus cepat merespon kegiatan tersebut karena bermanfaat banyak bagi daerah.
“Saya minta bupati/wali kota cepat merespon kegiatan ini. Banyak sekali manfaatnya. Intinya, kita ingin pelaksanaan Kenduri Swarnabhumi 2023 jauh lebih dari Kenduri Swarnabhumi tahun 2022. Untuk itu, mari bersama-sama mempersiapkan konsep dan ide guna menyukseskan Kenduri Swarnabhumi 2023 di seluruh kabupaten dan kota se -Provinsi Jambi,”tambahnya.
Dikatakan, pelaksanaan Kenduri Swarnabhumi akan melibatkan berbagai elemen masyarakat di sekitar DAS Batanghari. Hal itu dilakukan supaya mereka memiliki kesadaran dan kemauan menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Batanghari sekaligus melestarikan budaya yang berkaitan dengan peradaban Sungai Batanghari.
Al Haris lebih lanjut mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, Kenduri Swarnabhumi di Jambi bisa diselenggarakan diselenggarakan dengan baik berkat kerja sama Pemerintah Pusat (Kemendikbudristek) dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, Pemprov Sumbar, pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumbar, kalangan akademisi, mahasiswa/mahasiswi, para praktisi dan penggiat kebudayaan, komunitas dan warga masyarakat sekitar.
“Nah, tahun 2023 ini kita kembali diberi amanah dan kepercayaan menyelenggarakan Kenduri Swarnabhumi 2023. Karena itu kegiatan ini harus lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sebagai koreksi, masalah narasi kegiatan ini nantinya harus diperbaiki. Judul kegiatan ini perlu dibuat sedemikian rupa agar lebih dimengerti masyarakat. Cari bahasa lama yang bisa memancing orang untuk hadir menyaksikan kegiatan ini,”katanya.
Al Haris mengharapkan Kenduri Swarnabhumi 2023 di bisa dilaksanakan bersamaan dengan tiga event nasional yang akan diselenggarakan di Jambi tahun ini. Ketiga event tersebut, yaitu Rapat Kerja Nasional Kepala Desa yang akan dibuka Presiden RI, Joko Widodo, pembukaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ Nasinonal) dan Rapat Kerja Gubernur se-Indonesia.
“Artinya, jumlah pengunjung ke Jambi pada ketiga event nasional tersebut sudah banyak. Jadi kita hanya mengatur pelaksanaan Kenduri Swarnabhumi sesuai dengan ketiga agenda nasional ini,”ujarnya.
Telusur Jejak Peradaban
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid pada kesempatan tersbeut mengatakan, kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2023 merupakan kelanjutan program Kenduri Swarnabhumi 2022. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan DAS Batanghari di wilayah Jambi hingga Kabupaten Dhamasraya, Sumbar.
Dikatakan, Kenduri Swarnabhumi bertujuan menelusuri kembali jejak peradaban masa lalu di Sungai Batanghari. Jejak peradaban tersebut perlu ditelusuri untuk menggali dan melestarikanna demi memajukan wisata, budaya dan ekonomi masyarakat Jambi dan Sumbar.
“Sejarah peradaban kerajaan Melayu di DAS Batanghari sudah berusia 600 tahun. Sejarah peradaban Melayu di Sungai Batanghari sudah ada sejak abad VII hingga XIV Masehi. Kita ingin melihat bagaimana perjalanan atau perkembangan sejarah tersebut hingga saat ini,”paparnya.
Hilman Farid mengatakan, kegiatan Kenduri Swarnabhumi tahun 2022 mendapatkan perhatian sangat positif dari semua kalangan. Melihat respon tersebut, Kenduri Swarnabhimi tahun ini juga akan dikemas lebih menarik agar semakin memikat wisatawan dan masyarakat.
“Kesuksesan Kenduri Swarnabhumi ini juga akan bisa mendongkrak kunjungan wisata ke Provinsi Jambi, meningkatkan promosi wisata Jambi serta meningkatkan ekonomi masyarakat,”katanya. (Matra/AdeSM).