(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi termasuk salah satu daerah di Tanah Air yang berhasil mengendalikan inflasi di daerahnya. Hal itu ditandai dengan angka inflasi Jambi yang sebelumnya mencapai 8 kini turun ke angka 5,18. Penurunan angka inflasi tersebut membuat Provinsi Jambi berhasil keluar dari 10 besar daerah inflasi tertinggi secara nasional menjadi peringkat ke-21.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada zooming (pertemuan online) Rapat Pengendalian Inflasi Nasional 2023 di ruang video conference (konferensi video) rumah dinas Gubernur Jambi, Kota Jambi, Senin (10/4/2023).
Zooming rakor pengendalian inflasi nasional yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tersebut turut diikuti Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, H Sudirman, SH, MH dan para pejabat organisasi perangkat dinas (OPD) Pemprov Jambi.
Menurut Gubernur Jambi, Pemprov Jambi berhasil menurunkan inflasi melalui pengendalian lonjakan harga berbagai kebutuhan pokok, khususnya harga beras, minyak goreng dan cabai merah keriting. Menghadapi kemungkinan naiknya kembali inflasi di Jambi selama Ramadan hingga Lebaran nanti, Pemprov Jambi terus memantau ketersediaan dan perkembangan harga berbagai kebutuhan pokok di pasaran.
“Pemprov Jambi juga sedang menyalurkan bantuan sekitar 6.000 paket kebutuhan pokok menghadapi Lebaran (Idul Fitri) di sembilan kabupaten dan dua kota. Bantuan pangan tersebut diharapkan bisa menjamin ketersediaan pangan di masyarakat sekaligus mengendalikan harga kebutuhan pokok, khususnya beras,”katanya.
Tetap Waspada
Sementara itu, Sekda Pemprov Jambi, H Sudirman pada kesmepatan itu mengatakan, secara nasional, posisi inflasi Provinsi Jambi sudah membaik yaitu 5,18, sehingga Jambi turun dari ranking 10 inflasi tertinggi di Indonesia menjadi ranking ke – 21.
Hal itu menunjukkan bahwa penanganan inflasi di Provinsi Jambi cukup berhasil. Namun meningkatnya kembali inflasi di Jambi masih perlu terus diwaspadai. Masalahnya menjelang Idul Fitri, harga berbagai kebutuhan cenderung meningkat.
“Kita harus waspada meningkatnya kembali inflasi akibat kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri. Karena itu pemantauan ketersediaan dan kenaikan harga kebutuhan pokok di seluruh pasar di Jambi harus dilakukan. Selain itu harus juga dilakukan operasi pasar beras dan minyak goreng,”katanya.
Dijelaskan, kebutuhan pokok yang diperkirakan mengalami lonjakan harga menghadapi Idul Fitri nanti ada dua komoditas, yakni beras dan minyak goreng. Saat ini harga kedua jenis kebutuhan pokok tersebut sudah mencapai batas maksimal (rentang harga) di atas 100 %. Kemunginan harga kedua jenis kebutuhan pokok tersbut masih naik. Sedangkan rentang harga berbagai kebutuhan pokok lainnya sudah mencapai 90 %.
“Berdasarkan arahan Gubernur Jambi tadi, kita harus melakukan langkah-langkah yang konkrit agar kejadian lonjakan inflasi akibat kenaikan harga kebutuhan pokok bisa dihindari. Salah satu caranya melakukan operasi pasar menjelang hari raya Idul Fitri. Selain itu pemantauan harga kebutuhan pokok di pasaran harus dilakukan setiap hari,”katanya.
Dikatakan, saat ini Pemprov Jambi sedang menyalurkan bantuan pangan sekitar 6.000 paket ke 11 kabupaten/kota menjelang Idul Fitri. Pemprov Jambi sudah menyurati kabupaten/kota agar melaporkan data-data keluarga miskin yang layak menerima bantuan tersebut.
“Kami tinggal menunggu data keluarga penerima bantuan pangan ini dari kabupaten/kota. Setelah datanya masuk, bantuan pangan akan langsung disalurkan,”katanya. (Matra/AdeSM).