
(Matra, Medan) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) berupaya mengurangi penggunaan sepeda motor pada puncak arus mudik Lebaran (Idul Fitri) 1444 Hijriah (H) pekan depan. Kebijakan itu diambil mencegah peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Lebaran.
Pengurangan mudik menggunakan sepeda motor tersebut dialihkan menggunakan bus mudik yang disiapkan Pemprov Sumut. Puluhan bus mudik gratis Lebaran yang disiapkan Pemprov Sumut tersbeut melayani rute Kota Medan – Panyabungan, Padangsidimpuan, Sibolga, Rantauprapat, Gunungtua, Sidikalang dan Salak. Program mudik gratis tersebut dimulai (19/3/2023) di depan kantor Gubernur Jambi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumut, Agustinus terkait lonjakan arus mudik Lebaran nanti, di Kota Medan, Sumut, Jumat (7/4/2023). Menurut Agustinus, puncak arus mudik Lebaran tahun ini, termasuk di Sumut diperkirakan terjadi pada H-1 Lebaran, Jumat (21/4/2023).
Pada puncak arus mudik Lebaran tersebut, jumlah pergerakan pemudik yang masuk ke Sumut diperkirakan mencapai 2,3 juta orang. Sedangkan pemudik yang meninggalkan Sumut diperkirakan 4,4 juta orang. Sedangkan pergerakan pemudik secara nasional diperkirakan mencapai 123,8 juta orang. Peningkatan arus mudik diperkirakan mulai terjadi H – 3 Lebaran, yakni Rabu (19/4/2023). Sedangkan puncak arus balik Lebaran diperkirakan terjadi H + 2 hingga H + 3 Lebaran, Selasa – Rabu (25 – 26/4/2023).
“Berdasarkan pengalaman selama ini, para pemudik di wilayah Sumut masih banyak menggunakan kendaraan sepeda motor. Hal tersebut tentunya menimbulkan kerawanan kecalakaan lalu lintas. Karena itu kami menggelar program mudik gratis mulai Rabu (19/4/2023). Bagi yang ingin ikut mudik gratis tersebut bisa menghubungi pihak Dinas Perhubungan Provinsi Sumut,”katanya.
Dijelaskan, jumlah pemudik secara nasional yang menggunakan moda transportasi mobil pribadi mencapai 27,32 juta orang (22,07 %), sepeda motor 25,13 juta orang (20,3 %), bus 22,77 juta orang (18,39 %), kereta api antar kota 14,47 juta orang (11,69 %) dan mobil sewa 9,53 juta orang (7,7 %).
“Mengantisipasi lonjakan pemudik tersebut, perusahaan angkutan umum (bus/minibus) dan kereta api sudah menyiapkan bus dan tiket kereta api. Jadi pantauan kami di lapangan, moda transportasi mengantisipasi lonjakan arus mudik di Sumut cukup. Kami juga sudah melakukan rumpcheck (pemeriksaan kelaikan) armada bus di Sumut,”katanya.

Rawan Bencana
Agustinus mengatakan, pihaknya juga mengantisipasi kerawanan arus mudik, baik rawan kecelakaan lalu lintas, rawan longsor dan rawan kemacetan. Pada rapat teknis antisipasi kepadatan arus mudik Lebaran di Kota Medan bartu-baru ini, jajaran Dishub Provinsi Sumut, pihak kepolisian, TNI dan dinas terkait lainnya sudah melakukan persiapan.
Persiapan tersebut, yakni survei kesiapan sarana dan prasarana transportasi bagi kendaraan angkutan umum, pembentukan pos komando (posko) pusat angkutan terpadu dan posko pelayanan Lebaran, serta monitoring di beberapa ruas jalan hingga simpul transportasi yang dapat digunakan.
“Kita pastikan kapasitasnya angkutan masih memadai dengan yang tersedia. Baik angkutan jalan kereta api, penyeberangan angkutan laut dan udara,”katanya.
Menurut Agustinus, potensi permasalahan selama arus mudik dan balik Lebaran di Sumut, yakni lonjakan penumpang angkutan umum, kondisi cuaca ekstrim dan rawan bencana, peningkatan kecelakaan lalu lintas, hingga kemacetan di daerah tujuan wisata. Mengantisipasi potensi berbagai kerawanan lalu lintas tersebut, Dishub Provinsi Sumut menyiapkan posko di setiap simpul transportasi. Kesiapan posko itu didukung Kementerian Perhubungan.
“Kemudian mempersiapkan alat berat guna mengantisipasi longsor di sejumlah titik rawan, terutama dataran tinggi. Kemudian melakukan patroli jalan raya guna menjamin kelancaran lalu lintas,”ujarnya.
Dikatakan, Dishub Provinsi Sumut menyiapkan 22 posko di empat zona (wilayah), yakni zona dataran tinggi di kepulauan Nias, pantai timur dan pantai barat. Sedangkan antisipasi selanjutnya, yakni pembatasan operasional mobil barang (truk).
Angkutan berat yang diperbolehkan beroperasi selama arus mudik Lebaran hanya mobil tangki bahan bakar, hewan ternak dan bahan pokok. Setiap kendaraan berat tersebut harus dilengkapi surat serta ditempel di kaca depan mobil.
“Jalur mudik Lebaran rawan longsor dan macet yang juga kami waspadai, yakni di ruas jalur Kota Medan – Berastagi – Sidikalang serta kawasan dataran tinggi lainnya. Alat berat dan petugas operator akan kami siagaan di jalur rawan longsor tersebut,”katanya.
Agustinus mengharapkan, para pemudik di Sumut diharapkan mengutamakan penggunaan sarana angkutan umum (massal) untuk mudik guna mencegah kemacetan. Kemudian penggunaan sepeda motor untukmudik juga hendaknya dikurangi mencegah kevelakaan lalu lintas. (Matra/AdeSM/KominfoSumut).