(Matra, Jambi) – Umat Kristen tidak boleh berputus asa sepahit apa pun derita hidup yang dialami. Selain itu, iman umat Kristen juga tidak bolah goyah menghadapi berbagai pergumulan hidup ini. Sebaliknya, umat Kristen harus senantiasa tabah, penuh pengharapan dan selalu berserah diri secara penuh kepada Allah seperti yang telah ditunjukkan Tuhan Yesus ketika menghadapi derita dan maut di kayu salib.
Demikian sepercik refleksi (renungan) yang bisa dipetik pada ibadah perayaan Jumat Agung (wafatnya Isa Almasih) di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Resort Kotabaru, Kota Jambi, Jumat (7/4/2023) siang. Ibadah wafatnya Isa Almasih (Yesus Kristus) di HKBP Resort Kotabaru Kota Jambi yang dihadiri sekitar 2.500 orang tersebut berlangsung khidmat, aman dan tertib.
Umat HKBP Jambi yang mengikuti ibadah Jumat Agung tersebut cukup membludak, sehingga sebagian warga jemaat mengikuti ibadah di teras depan gereja. Sedangkan warga jemaat yang mengikuti ibadah di dalam gereja dan lantai dua gereja HKBP terbesar di Jambi tersebut terpaksa duduk berdesak-desakan akibat padatnya warga jemaat.
Ibadah Jumat Agung di HKBP Kotabaru, Kota Jambi yang dipimpin Pendeta HKBP Resort Kotabaru Jambi, Pdt Edward Aritonang berlangsung semarak. Ibadah diwarnai dengan penampilan padua suara Ama (Kaum Bapak) HKBP dan Naposo (Pemuda) HKBP Resort Kotabaru, Kota Jambi. Ibadah Jumat Agung di HKBP Resort Kotabaru Jambi tersebut juga disiarkan secara langsung melalui live streaming guna menjangkau pelayanan terhadap orang sakit, lanjut usia dan warga jemaat yang tidak bisa hadir ke gereja.
Sementara itu ibadah perayaan Jumat Agung di berbagai gereja di Kota Jambi juga dipenuhi umat atau warga jemaat. Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Gereja Methodist Indonesia “Moria” Kota Jambi, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kotabaru Jambi dan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kotabaru, Kota Jambi, jumlah warga jemaat yang megikuti ibadah penuh.
Beberapa gereja di Kota Jambi menggelar perjamuan kasih seusai ibadah Jumat Agung untuk mengenang perjamuan kudus yang dilakukan Yesus Kristus dengam murid-muridnya sebelum Dia disiksa dan disalibkan. Kemudian beberapa gereja juga, termasuk HKBP Resort Kotabaru Kota Jambi melakukan beberapa kali ibadah Jumat Agung karena kapasitas gereja tidak mampu menampung semua warga jemaat dalam satu kali ibadah.
Jiwa Pengorbanan
Pendeta HKBP Resort Kotabaru Jambi, Pdt Edward Aritonang dalam khotbahnya pada ibadah tersebut mengatakan, Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia tetap mengutamakan perintah Allah sekalipun Dia menanggung derita. Ketaatan Yesus terhadap perintah Allah menunjukkan betapa Yesus Kristus penuh dengan kerendahan hati dan jiwa pengorbanan demi keselamatan umat manusia dari kuasa dosa dan maut.
Karena itu, lanjutnya, umat Kristen, khususnya warga HKBP di Jambi hendaknya meneladani Yesus Kristus yang tetap rendah hati, setia, taat, penuh pengorbanan dan tetap memberkati sekali pun menghadapi maut. Keteladanan yang diberikan Yesus Kristus dalam menghadapi penderitaan tersebut juga menjadi bekal kekuatan iman bagi umat Kristen agar tidak meninggalkan Tuhan di kala menghadapi kesulitan hidup.
“Jadi walau hidup kita sulit, hendaknya kita tetap setia mengikuti kehendak Allah. Betapa pun kesulitan hidup, kita rencana Allah harus terjadi dalam hidup kita. Kita harus yakin bahwa Allah akan tetap menyertai kita menghadapi segala pergumulan hidup seperti Allah menyertai dan mengasihi anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus yang menderita, mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia dari dosa,”katanya.
Dikatakan, kematian Yesus di kayu salib hendaknya memberikan semangat dan kekuatan bagi umat Kristen untuk mengalahkan kuasa atau kekuatan dunia ini. Kematian Yesus memulihkan kembali hubungan baik Allah dengan manusia yang rusak akibat dosa. Pemulihan hubungan baik Allah dengan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus juga menjadi jalan keselamatan bagi orang percaya kepada-Nya.
“Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita juga hendaknya saling menerima, saling memperhatikan dan mau saling berbagi. Pola hidup seperti iilah yang menjadi wujud pengorbanan Yesus KRistus di kayuy salib bagi kita saat ini,”katanya.
Pdt Edward Aritonang mengatakan, kematian Yesus merupakan peristiwa luar biasa dan menjadi dasar utama kepercayaan umat Kristen. Kalau Yesus tidak mati dan bangkit kembali, hal itu akan membuat kepercayaan terhadap Allah dan Yesus Kristus terasa hampa. Kematian Yesus juga suatu hal yang luar biasa karena melalui kematian dan kebangkitan Yesus orang percaya akan mendapatkan keselamatan dalam hidup kekal.
“Kematian Yesus Kristus berbeda dengan kematian orang-orang terkenal, penguasa dan raja-raja di dunia ini. Kematian orang-orang terkenal di dunia ini hanya berhenti di liang lahat. Sedangkan kematian Yesus Kristus menghidupkan harapan setiap orang perya kepada-Nya mendapatkan kedamaian hidup di dunia ini serta jaminan hidup kekal,”katanya.
Karena itu, tambahnya, umat Kristen harus tetap setia melayani dan menyaksikan Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit kembali. Kematian dan kebangkitan Yesus hendaklah memperkuat iman orang percaya agar tidak sampai berbalik meninggalkan Yesus akibat berbagai pergumulan hidup. (Matra/AdeSM).