(Matra, Medan) – Bumbu khas asal Tanah Batak “andaliman” kini tidak lagi dimanfaatkan hanya sebagai penambah penyedap rasa masakan Batak arsik (pepes) ikan mas, sambal hingga olahan daging panggang dan saksang (daging cincang). Bumbu masak yang dikenal juga dengan sebutan tuba (intir-intir) tersebut kini sudah bisa dinikmati melalui olahan teh. Bahkan teh dari andaliman tersebut kini sudah mulai diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Belanda dan Australia.
Sosok di balik keberhasilan pengolahan andaliman menjadi bubuk teh tersebut, yakni seorang putri Simalungun, Intan Damanik. Intan Damanik mengolah teh andaliman di bawah payung The Bloom Andaliman Artisan Tea.
Pada pertemuan dengan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah di rumah dinas Wagub Sumut, Kota Medan, Senin (27/3/2023), Intan Damanik mengatakan, pengolahan andaliman menjadi bubuk teh dicobanya ketika pandemi Covid-19 tahun 2020.
Di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat itu, Intan Damanik berinisiatif mengolah andaliman menjadi teh karena sambal andaliman sulit dikirim ke daerah lain, apalagi ke luar negeri. Lantas Intan Damanik pun melakukan inovasi mengolah andaliman menjadi bubuk teh dan berhasil.
“Saat itu saya berpikir kenapa andaliman harus diolah menjadi sambal saja. Sementara sambal susah dikirim ke luar negeri karena volumenya berat. Jadi kami membuat percobaan mengolah andaliman menjadi teh. Ketika produk teh andaliman mulai dipasarkan kepada orang-orang terdekat, ternyata mendapat respon. Orang senang keunikan teh andaliman,”katanya.
Menjadi Obat
Intan Damanik yang didampingi Sekretaris Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP-GKT), Debby Panjaitan menyebutkan, selain dikonsumsi sebagai bahan minuman, teh andaliman juga dicoba dimanfaatkan menjadi obat. Intan Damanik memberikan produk inovasi andaliman kepada orang yang mengalami riwayat penyakit stroke.
Dikatakan, berdasarkan pengalaman pendeita stroke yang mengkonsumsi teh andaliman, teh tersebut tidak menimbulkan keluhan apa-apa. Testimoni (kesaksian) penderita stroke yang mengkonsumsi teh andaliman justru menunjukkan khasiat.
“Kemudian pada kejuaraan internasional Formula 1 Fowerboat di Balige, Toba, Sumut, akhir Februari lalu, produk teh andaliman mendapat sambutan dari peserta karena minuman teh andaliman dinilaian unik,”ujarnya.
Menurut Intan Damanik, tingginya respon pasar terhadap teh andaliman tersebut mebuatnya bertekad terus mengembangkan produk teh andaliman lebih besar lagi. Produk teh andaliman dinilai bisa menjadi penggerak ekonomi rakyat dari kawasan Danau Toba.
“Andaliman Tea ini produk mahal dari kawasan Danau Toba. Produk ini baru satu-satunya (pionir). Kami pengembangan the andaliman ini mendapat dapat dukungan semua pihak, khususnya kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba. Marilah kita bersama-sama menjadikan andaliman ini menjadi produk Sumut dan bisa menembus ekspor dengan omset yang lebih besar,”katanya.
Intan Damanik menyambut baik dukungan Wagub Sumut, Musa Rajekshah terhadap pengembangan produk teh andaliman tersebut. Musa Rajekshah juga merespon berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan teh andaliman, termasuk masalah pasokan bahan baku yang masih relatif terbatas.
Dongkrak Ekonomi
Sementara itu, Wagub Sumut, Musa Rajekshah pada pertemuan tersebut menyambut baik menyambut baik kehadiran produk olahan rempah khas tanah Batak andaliman menjadi teh. Inovasi yang dilakukan Intan Damanik tersebut dinilai bisa mendongkrak ekonomi masyarakat dan daerah di Sumut.
“Inovasi ini sangat baik. Tanaman asli daerah memang harus dilestarikan. Saya harap Ibu Intan Damanik bisa fokus karena ini pasti bisa jadi produk andalan usaha ekonomi rakyat di Sumatera Utara,”ujarnya.
Menurut Musa Rajekshah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus berupaya meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura. Pemprov Sumut melakukan pengembangan budi daya pada beberapa jenis komoditi unggulan termasuk andaliman dengan melibatkan masyarakat.
“Memang tidak bisa hanya berharap masyarakat yang membudidayakan andaliman ini. Mudah-mudahan nanti kita bisa punya lahan sendiri. Kemudian di daerah Jawa juga sudah ada budi daya andaliman,”ujarnya.
Musa Rajekshah mengharapkan, inovasi pengolahan andaliman menjadi teh bisa terus dikembangkan mengingat produk tersebut banyak diminati pasar ekspor.
“Semoga inovasi pengembangan produk andaliman ini bisa terus dilakukan karena ini juga akan mengangkat ekonomi masyarakat di kawasan Danau Toba dan tentunya daerah kita Sumut,”ujarnya. (Matra/AdeSM/DiskominfoSumut).