(Matra, Jambi) – Gereja perlu senantiasa memancarkan aura (energi) positif menyikapi berbagai persoalan hidup di tengah pesatnya perkembangan zaman. Hal itu penting agar gereja mampu memberikan kekuatan dan solusi bagi masyarakat menghadapi kompleksitas persoalan hidup ini.
“Gereja yang mampu melakukan perubahan sikap dan karakter ke arah yang lebih positif akan mampu berkarya, memberikan kontribusi atau sumbangan bagi pembangunan masyarakat, gereja dan keluarga. Gereja yang senantiasa berpikir dan bersikap positif akan mampu memberikan suka cita kepada masyarakat, khususnya warga jemaat,”kata Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Kabun Raya, Riau, Pdt Diana Wati Purba, STh pada Sidang Resort GKPS Jambi di GKPS Jambi, Kota Jambi, Sabtu (25/3/2023). Pdt Diana Wati Purba, STh hadir pada Sidang Resort GKPS Jambi mewakili Pimpinan Sinode (Pusat) GKPS dari Kota Pematangsiantar.
Menurut Pdt Diana Wati Purba, kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari masalah. Bahkan masalah kehidupan di era masa kini dan masa depan akan semakin kompleks. Menghadapi masalah kehidupan tersebut, gereja (umat Kristen) harus tetap bersikap positif, berkarakter tangguh dan senantiasa memencarkan kebahagiaan atau suka cita. Dengan demikian, kehidupan gereja dan masyarakat tidak akan tertekan akibat masalah.
Dampak Positif
Dijelaskan, hidup setiap pribadi sejatinya punya dampak positif bagi orang lain. Begitu juga kehidupan gereja, seyogyanya memiliki dampak positif bagi lingkungannya. Untuk menggapai kehidupan berdampak positif (bermanfaat) tersebut, kehidupan gereja, khususnya GKPS, harus dibingkai dengan dasar yang kuat, yakni Firman Allah.
Menurut Diana Wati Purba, tahun ini, tepatnya 2 September 2023, Pekabaran Injil di Tanah Simalungun genap berusia 120 tahun. Karena itu GKPS merayakan Jubileum 120 Tahun (J-120) tahun ini. Peringatan J-120 Injil di Simalungun tersebut mengingatkan segenap warga dan pelayan GKPS mengenai adanya kekuatan (energi positif) bagi GKPS memberikan kontribusi bagi masyarakat.
“Energi positif tersebut, yakni sikap hidup seluruh warga jemaat dan pelayan GKPS yang senantiasa dilingkupi rasa suka cita memasuki J-120 tahun ini. Kita bersuka cita karena benih-benih Injil yang ditaburkan di Simalungun 120 tahun silam kini sudah berbuah lebat membawa Simalungun, khususnya GKPS kepada kehidupan yang lebih maju dan sejahtera,”ujarnya.
Diana Wati Purba mengatakan, ukuran suka cita bagi umat Kristiani bukan hanya kesenangan (kegembiraan) secara duniawi (happy). Ukuran suka cita umat Kristiani, yaitu di kala suasana hati dan kehidupan diliputi rasa joyfull atau kebahagiaan bersama dengan Tuhan, rasa bahagia ketika merasakan berkat Tuhan, bahagia ketika merasakan pertolongan Tuhan.
“Happy dengan joyfull yang kita rasakan berbeda. Happy hanya perasaan gembira secara duniawi. Sedangkan joyfull, perasaan bahagia hingga ke lubuk hati yang paling dalam, batin dan suka cita dalam semua aspek kehidupan berkat kedekataan/kebersamaan dengan Tuhan,”ujarnya.
Menurut Diana Wati Purba, suka cita yang dirasakan umat Kristiani merupakan buah dari kebebasan dari berbagai persoalan hidup dan dosa berkat pertolongan Tuhan Allah. Suka cita seperti itu melampaui segala hal, suka cita secara kehidupan dan rohani. Suka cita sesungguhnya tersbeut bisa dinikmati melalui hubungan dan persekutuan yang erat dengan Allah.
“Wujud dari suka cita yang joyfull ini nampak dari kebaikan-kebaikan hidup kita dan partisipasi kita menolong atau membantu sesama berdasarkan kasih sejati dari Allah,”katanya.
Tidak Berbuah
Dikatakan, kehidupan umat Kristiani (gereja) di masa – masa kehidupan penuh problema belakangan ini masih sering tidak membuahkan hasil atau kurang berdampak positif terhadap masyarakat. Hal tersebut dipicu berbagai pertentangan (pertikaian) dan rendahnya niat untuk saling mengampuni (memaafkan).
Hal itu terjadi, katanya karena orang sering menganggap pendapat, kemampuan dan caranya sendiri yang lebih baik ketimbang cara, pemikiran dan kemampuan orang lain. Bahkan potensi pertikaian sering memuncak ketika orang menganggap caranya sendiri lebih baik menghadapi suatu persoalan dibandingkan cara Tuhan Allah.
Sikap seperti itu, lanjut Diana Wati Purba, harus dihindari agar umat Kristen (gereja) bisa membawa damai dalam kehidupan ini. Sikap mengedepankan egoisme itu juga harus dikikis habis agar umat Kristen, khususnya warga jemaat GKPS di mana pun berada bisa menikmati dan memberikan kebahagiaan sejati (joyfull) bagi sesama.
Dianawati Purba mengatakan, memasuki J-120 Injil di Simalungun, warga GKPS diharapkan berupaya menjadi berkat bagi gereja, keluarga, masyarakat, lingkungan hidup, bangsa dan negara. Hal tersebut menjadi bukti kedewasaan iman setelah orang Simalungun menerima kehadiran Injil sejak 120 tahun silam.
“Marilah kita umat Kristen, warga jemaat GKPS senantiasa hidup penuh bersuka cita, bersikap dan karakter positif menghadapi berbagai problema hidup ini. Aura positif tersebut hendaknya kita pancarkan guna membangkitkan semangat hidup orang lain,”katanya.
Pendeta GKPS Resort Jambi, Pdt Rudyard N Saragih, SSI,Theologi pada penutupan Sidang Resort GKPS Jambi tersebut mengatakan, sidang tersebut merupakan momentum untuk mengevaluasi pelayanan GKPS di wilayah Resort Jambi selama 2022 serta merancang peningkatan pelayanan tahun 2023.
“Kami berharap seluruh pelayan di GKPS Resort Jambi saling mengingatkan untuk memperbaiki pelayanan di GKPS Resort Jambi tahun 2023 ini,”katanya.
Sementara itu, pada Sidang Resort GKPS Jambi tersebut, beberapa orang sinodestan (peserta sinode) mengharapkan Pengurus GKPS Resort Jambi meningkatkan pelayanan ke gereja-gereja (jemaat) GKPS yang ada di wilayah perkebunan.
Misalnya peningkatan pelayanan kerohanian kepada warga jemaat GKPS Persiapan Simpang Rambutan, Jalan Lintas Timur (Jalintim) Suatera, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, sekitar empat jam perjalanan dari Kota Jambi. Kemudian peningkatan pelayanan ke jemaat Pos Pekabaran Injil GKPS Jambi di wilayah Bayunglencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, sekitar satu jam perjalanan dari Kota Jambi.
“Kalau bisa pimpinan Sinode (Pusat) GKPS di Kota Pematangsiantar mengutus seorang vikaris pendeta ke wilayah pelayanan GKPS Persiapan Simpang Rambutan, Merlung agar jemaat tersebut cepat berkembang. Di wilayah Jalintim Suatera itu masih banyak warga jemaat GKPS asal kampung halaman Simalungun (perantau) yang belum masuk menjadi anggota jemaatGKPS Persiapan Simpang Rambutan,”ujarnya.
Pantauan medialintassumatera.net (Matra) pada Sidang Resort GKPS Jambi tersebut, partisipasi para pelayan yang hadir sangat rendah. Dari 73 orang pelayan di GKPS Resort Jambi, yakni GKPS Jambi, GKPS Tanah Kanaan dan GKPS Persiapan Simpang Rambutan, hanya 29 orang yang hadir pada kesempatan tersebut. Bahkan beberapa pimpinan majelis jemaat GKPS se-GKPS Resort Jambi tidak hadir pada sidang tersebut.
Rendahnya jumlah pelayan yang hadir pada Sidang Resort GKPS Jambi tersebut membuat sidang tidak memenuhi kuorum. Kondisi terbut membuat siding terpaksa diskors satu jam. Namun demikian sidang tersebut tetap berjalan lancer hingga usai. Sidang tersebut pun berhasil menyepakati dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban dan keuangan GKPS resort Jambi 2022 dan rencana kerja (program) dan anggaran GKPS Resort Jambi 2023.
Turut hadir pada Sidang Resort GKPS Jambi tersebut, Pdt Franky Doris Malau,STh (Pendeta di GKPS Resort Jambi, Perutusan Sindoe Bolon dari GKPS Resort Jambi/Ketua Majelis Jemaat GKPS Jambi, St Awal J Damanik, SE, MM, Wakil Ketua GKPS Resort Jambi, St Radesman Sargih, SSos, Sekretaris GKPS Resort Jambi, St Thomas Iwan Dabungke, SE, Bendahara GKPS Resort Jambi, St Kemala Sari Sinaga, SE dan anggota GKPS Resort Jambi, St Friston R Sinaga, Sod dan St Rusmian Tondang. (Matra/AdeSM).